“Dana Sertifikasi belum dicairkan, padahal sudah bulan November, “iki karepe piyeeee? Banyak nuntut tapi ora sembodo”. Itulah keluhan dari salah satu guru, di saat menanti-nanti pukul 15. 30 untuk “finger print”.
Hampir setiap hari aku mendengarkan keluhan guru: naik pangkat susah, tunjangan sertifikasi lemot , kalau GURU ngajar lebih dari 8 jam sehari tidak dihitung lembur, dan ancaman-ancaman atau teror lainya. Pokoknya kuping ini tidak sepi dari keluhan para guru.
Ancaman bagi guru kenyataan telah diterapkan. Salah satu guru teman sekantorku menderita sakit tiga hari, dan sudah dinyatakan oleh dokter bahwa dia bener-bener sakit. Akhirnya dia mohon izin dengan surat resmi dan pengantar dari dokter. Sudah minta izin, sudah memberi tugas ke siswa. Sangsinya guru tersebut tidak menerima dana sertifikasinya selama sebulan.
Walau hak-hak guru dikurangi, jarang sekali aku mendengar para guru berdemonstrasi. Guru tetap semangat dalam mengajar. Mereka tetap tabah dalam kemanutan. Walau dalam hati mungkin penuh kejengkelan. Barangkali kejengkelan para guru atas dasar bahwa pemerintah tidak konsisten, dan sering ngancam-ngancam.
Hak-hak guru salah satunya penerimaan tunjangan sertifikasi. Kenyataannya pencairannya sering mundur – mundur, tidak bisa diharapkan ketepatanya. Padahal kita dituntut kerja tepat waktu, membuat laporan pembelajaran juga harus tepat waktu dll. Saat para guru bertanya kepada yang berwenang, kapan ya cairnya dana sertifikasi ? Jawabanya sudah bisa ditebak administrasi baru bermasalah.
Dalam karir kepangkatpun guru pun dihambat. Karena kebijakkan dalam membuat karya ilmiah dan kesulitan persyaratan lainya. Kenyataanya ada sebagian guru sudah membuat K I, tapi tidak mendapat nilai angka kredit.
Akhirnya, keluhan guru tinggal keluhan. Kami hanya berdoa semoga mendapat kekuatan . Semoga kami tetap semangat dalam membantu siswa mencapai cita-citanya. Yang saya ketahui, masih banyak guru yang masih menjaga kemuliaan. Mereka tetap sabar dalam jiwa ”manutan”. Barangkali mereka yakin bahwa bagi yang mendzalimi guru akan KUALAT. SELAMAT HARI GURU ! Allahu a’lamu bishawab.
Hampir setiap hari aku mendengarkan keluhan guru: naik pangkat susah, tunjangan sertifikasi lemot , kalau GURU ngajar lebih dari 8 jam sehari tidak dihitung lembur, dan ancaman-ancaman atau teror lainya. Pokoknya kuping ini tidak sepi dari keluhan para guru.
Ancaman bagi guru kenyataan telah diterapkan. Salah satu guru teman sekantorku menderita sakit tiga hari, dan sudah dinyatakan oleh dokter bahwa dia bener-bener sakit. Akhirnya dia mohon izin dengan surat resmi dan pengantar dari dokter. Sudah minta izin, sudah memberi tugas ke siswa. Sangsinya guru tersebut tidak menerima dana sertifikasinya selama sebulan.
Walau hak-hak guru dikurangi, jarang sekali aku mendengar para guru berdemonstrasi. Guru tetap semangat dalam mengajar. Mereka tetap tabah dalam kemanutan. Walau dalam hati mungkin penuh kejengkelan. Barangkali kejengkelan para guru atas dasar bahwa pemerintah tidak konsisten, dan sering ngancam-ngancam.
Hak-hak guru salah satunya penerimaan tunjangan sertifikasi. Kenyataannya pencairannya sering mundur – mundur, tidak bisa diharapkan ketepatanya. Padahal kita dituntut kerja tepat waktu, membuat laporan pembelajaran juga harus tepat waktu dll. Saat para guru bertanya kepada yang berwenang, kapan ya cairnya dana sertifikasi ? Jawabanya sudah bisa ditebak administrasi baru bermasalah.
Dalam karir kepangkatpun guru pun dihambat. Karena kebijakkan dalam membuat karya ilmiah dan kesulitan persyaratan lainya. Kenyataanya ada sebagian guru sudah membuat K I, tapi tidak mendapat nilai angka kredit.
Akhirnya, keluhan guru tinggal keluhan. Kami hanya berdoa semoga mendapat kekuatan . Semoga kami tetap semangat dalam membantu siswa mencapai cita-citanya. Yang saya ketahui, masih banyak guru yang masih menjaga kemuliaan. Mereka tetap sabar dalam jiwa ”manutan”. Barangkali mereka yakin bahwa bagi yang mendzalimi guru akan KUALAT. SELAMAT HARI GURU ! Allahu a’lamu bishawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
berlatih kreatif melaui pembuatan komentar