Di pagi yang cerah, Alhamdulillah mendapat nasihat yang mencerahkan. Dan nasihat berikut ini, sebenarnnya sudah kuperoleh puluhan tahun yang lalu. Tapi sayangnya aku sering terlupa. Begitu rasa galau melanda, aku harus memotivasi diri: bangkit, dan bangkit lagi . Aku seharusnya hidup bahagia. Kayaknya, nasihat ustadzku begitu menyihirku. Nasihat ini insya Allah akan kusebarkan dan kuingat-ingat sepanjang masa. Insya Allah aku semakin bahagia.
Nasihat ini sebenarnya, bersumber dari QS. Al Fushilat ayat 30-31, Alhamdulillah aku telah menghafalnya, dan terima kasihku kepada para ustadzku yang telah menekankan kepadaku untuk menghafalnya.
"Bagi orang yang meneguhkan dirinya (baca; konsisten) dalam kebaikan dan menegaskan bahwa (Tuhan kami adalah Allah bukan pangkat jabatan, harta benda dll), mereka akan dibantu, diberi tambahan kekuatan oleh Allah SWT melalui pasukanNya yang tidak kasat mata, mereka adalah malaikat-malaikat Allah. Dan mereka berkata," Jangan kamu bersedih, kuatir, kamu dijamin kemuliaanmu, dan kebahagiaanmu, Tidak usah lama-lama menunggu kebahagiaan itu di syurga akherat. Namun, kamu bisa dikarunia syurga di dunia. Pastikan bahwa jalan syukur, jalan taqwa adalah jalan utama dan perlu diingat bahwa tak ada yang menandingi kekuatan selain Allah SWT. Dialah pelindung yang tak terkalahkan".
Terinspirasi dari para ustadzku, aku mendapatkan hikmah "10 M cara untuk menghilangkan rasa duka, galau, kuatir, dan nestapa".
Pertama: MENTAUHIDKAN ALLAH
Ibnul Qayyim mengatakan, “Sejauh mana kesempurnaan, kekuatan dan bertambahnya tauhid, maka sejauh itu pula kelapangan dada pemiliknya.”
[Zaadul Ma'aad]
Kedua: MENJAUHI PRASANGKA BURUK KEPADA ALLAH
Berbaik sangka kepada Allah Ta'ala yakni kita merasa bahwa Allah akan melapangkan kesulitan kita dan menghilangkan duka kita. Selagi hamba berbaik sangka kepada Rabb-nya, maka Allah akan membukakan berbagai keberkahan untuknya dari arah yang tidak disangkanya. Karena itu wahai hamba Allah, hendaklah kita berbaik sangka kepada Rabb, niscaya kita akan melihat dari Allah sesuatu yang menggembirakan kita.
“Allah Ta'ala berfirman, 'Aku sesuai dengan prasangkaan hamba-Ku terhadap-Ku. Jika prasangkaannya baik terhadap-Ku, maka ia mendapatkan (kebaikan itu). Dan jika prasangkaannya buruk, maka ia mendapatkan (keburukan itu).'” [HR Imam Ahmad dan Ibnu Hibban]
Ketiga: MENUNTUT ILMU
Ilmu itu sangat penting. Ilmu dapat meluaskan dan melapangkan dada, sedangkan kejahilan (kebodohan) akan menyebabkan kesempitan, keterbatasan dan menyebabkannya tertahan. Setiapkali ilmu kita bertambah dan semakin luas, maka dada kita menjadi lapang dan luas.
Ibnul Qayyim berkata, “Ilmu dapat melapangkan dada dan meluaskannya hingga lebih luas dari dunia, sedangkan kejahilan menyebabkan kesempitan, keterbatasan dan menyebabkan tertahan. Setiapkali ilmu hamba bertambah luas, maka dadanya menjadi lapang dan luas. Namun ini tidak berlaku untuk semua ilmu. Hal ini hanya berlaku untuk ilmu yang diwariskan dari Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , yaitu ilmu yang bermanfaat. Orang yang memiliki ilmu tersebut adalah orang yang paling lapang dadanya, paling luas hatinya, paling baik akhlak dan juga kehidupannya.”
Keempat: MENGINGAT-INGAT NIKMAT ALLAH MELALUI DZIKIR DAN DO'A
Wahai orang yang sempit dadanya dan keruh urusannya, angkatlah tanganmu dengan penuh ketundukkan kepada Kekasih-mu, sampaikan keluhan dan kesedihanmu kepada-Nya, dan alirkan air mata dihadapan-Nya. Ketahuilah, semoga Allah memeliharamu, bahwa Allah menyayangimu melebihi kasih sayang ayah, ibu, sahabat karib dan anak-anakmu kepadamu.
“Tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah Yang Maha Agung lagi Maha Penyantun. Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah Rabb (Pemilik) 'Arsy yang agung. Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah Rabb langit, Rabb bumi dan Rabb (Pemilik) 'Arsy yang mulia.'” [HR Al-Bukhari dan Muslim]
Keenam: MELAKSANAKAN KEWAJIBAN
Memelihara dan senantiasa melaksanakan kewajiban, memperbanyak amalan-amalan sunnah berupaa shalat, puasa, shadaqah, (berbagai) kebaikan dan selainnya, merupakan sebab-sebab (turunnya) kecintaan Allah Ta'ala kepada hamba-Nya.
Dari Abu Hurairah r.a dia berkata, “Rasululullah SAW bersabda, 'Allah Ta’ala berfirman:
“Barangsiapa yang memusuhi wali-Ku maka Aku umumkan perang kepadanya. Tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada yang telah Aku wajibkan kepadanya. Dan terus menerus hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan yang sunnah hingga Aku mencintai dia. Jika Aku sudah mencintainya, maka Akulah pendengarannya yang dia mendengar dengannya, dan pandangannya yang dia memandang dengannya , dan tangannya yang dia menyentuh dengannya dan kakinya yang dia berjalan dengannya . Jikalau dia meminta kepada-Ku niscaya pasti akan Kuberi, dan jika dia meminta perlindungan kepada-Ku niscaya pasti akan Kulindungi.'” [HR. Al-Bukhari no. 6502]
Ketujuh: MEMILIKI SAHABAT-SAHABAT YANG SHALIH
Rasa duka bisa sirna dengan hadirnya sahabat yang baik atau shalih dan shalihah. Berkumpul bersama teman-teman yang shalih, setia mendengar pembicaraan mereka, memetik buah dan arah pembicaraan mereka, maka duduk bersama mereka mendatangkan keridhaan Allah Yang Maha Penyayang dan membuat syaitan murka. Karena itu senantiasalah duduk dan bergaul bersama mereka, serta mintalah nasehat mereka, niscaya kau mendapati kelapangan dan kegembiraan dalam dadamu. Kemudian berhati-hatilah dirimu dengan kesendirian. Hati-hatilah untuk tidak sendirian tanpa teman, apalagi pada saat berbagai urusan menyusahkanmu. Karena syaitan akan menambah kelemahan pada seorang hamba jika ia seorang diri.
Kedelapan: MEMBACA DAN MENGKAJI ISI AL-QUR'AN
Membaca Al-Qur'an dengan tadabbur dan penuh perhatian termasuk salah satu sebab terbesar untuk menghilangkan kesedihan dan kesusahan. Sebab, membaca Al-Qur'an dapat menentramkan hati dan melapangkan dada.
“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingat, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram.” [QS. Ar-Ra'd : 28]
Ibnu Katsir mengatakan, “Yakni senang dan bersandar ke hariban-Nya, tentram saat mengingat-Nya, dan ridha kepada-Nya sebagai Penolongnya. Karena Allah berfirman, 'Ingat, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram. “ [QS. Ar-Ra'd : 28]
Yakni, ketentraman pasti terwujud karena berdzikir.
Karena itu, hendaklah kamu -semoga Allah merahmatimu- berkeinginan keras untuk memperbanyak membacanya di waktu-waktu malam dan siang. Mohonlah kepada Rabb agar bacaan Al-Qur'an mu menjadi sebab kelapangan dadamu. Sebab, selagi hamba menuju Rabb-nya dengan jujur, maka Allah membukakan untuknya keberkahan-Nya yang agung.
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Rabb-mu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang ada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” [QS. Yunus : 57]
“Dan Kami turunkan dari Al-Qur'an sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman, dan Al-Qur'an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zhalim selain kerugian.” [QS. Al-Israa' : 82]
Kesembilan: MELAKUKAN KEBAIKAN KEPADA SESAMA
Berbuat baik kepada sesama dan memberi manfaat kepada mereka dengan apa yang kita miliki berupa harta dan kedudukan termasuk sebab yang dapat melapangkan dada. Sesungguhnya orang yang dermawan kepada orang lain adalah orang yang paling lapang dadanya dan paling baik jiwanya. Karena itu, berkeinginanlah untuk memberikan kebaikan kepada sesama, terutama kepada kedua orang tua dan orang-orang yang menjadi tanggung jawab kita.
Perhatikanlah tetangga dan teman-teman kita, jangan meremehkan kebaikan sekecil apa pun. Berusahalah untuk senang dengan kebaikan yang diperoleh orang lain, sebagaimana kita senang kebaikan tersebut kita peroleh. Lapang dadalah dalam menyelesaikan berbagai hajat saudara-saudara kita sesama kaum muslimin, niscaya kita akan menemukan kebahagiaan tanpa diragukan lagi.
Kesepuluh: MEMBUANG KEDENGKIAN HATI DAN BERKEINGINAN KERAS UNTUK MEMBERSIHKANNYA
Hati yang bersih adalah sebab terpenting yang dapat melapangkan hati, mendatangkan kegembiraan dan kebahagiaan untuknya. Sementara dendam dan dengki adalah penyakit hati yang paling berbahaya dan menyempitkannya.
Ibnul Qayyim mengatakan, “Diantaranya, bahkan yang terbesar adalah mengeluarkan (membuang) kedengkian hati. Ini termasuk diantara sifat-sifat tercela yang menyempitkan hati dan menyiksanya, serta menghalanginya untuk mendapatkan kebersihan hati. Sebab, ketikaa manusia melakukan sebab-sebab yang bisa melapangkan dadanya sedangkan ia tidak membuang sifat-sifat tercela tersebut dari hatinya, maka itu tidak berguna untuk melapangkan dadanya. Maksimal ia memiliki dua unsur yang masuk ke hatinya, dan hati tersebut akan dikuasai oleh unsur yang lebih dominan dari keduanya.”
Karena itu, hendaklah dirimu -semoga Allah memeliharamu- berkeinginan keras untuk membersihkan hatimu dan menjauhi segalaa hal yang dapat menyempitkannya. Tinggalkanlah permusuhan, kebencian dan kedengkian terhadap orang lain. Cintailah orang lain sebagaimana kau mencintai dirimu sendiri, niscaya kau menjadi orang yang berbahagia di dunia dan akhirat.
Semoga Allah memberikan taufiq kepada kita semua untuk meraih kebaikan dan kebahagian di dunia dan akhirat.
Nasihat ini sebenarnya, bersumber dari QS. Al Fushilat ayat 30-31, Alhamdulillah aku telah menghafalnya, dan terima kasihku kepada para ustadzku yang telah menekankan kepadaku untuk menghafalnya.
"Bagi orang yang meneguhkan dirinya (baca; konsisten) dalam kebaikan dan menegaskan bahwa (Tuhan kami adalah Allah bukan pangkat jabatan, harta benda dll), mereka akan dibantu, diberi tambahan kekuatan oleh Allah SWT melalui pasukanNya yang tidak kasat mata, mereka adalah malaikat-malaikat Allah. Dan mereka berkata," Jangan kamu bersedih, kuatir, kamu dijamin kemuliaanmu, dan kebahagiaanmu, Tidak usah lama-lama menunggu kebahagiaan itu di syurga akherat. Namun, kamu bisa dikarunia syurga di dunia. Pastikan bahwa jalan syukur, jalan taqwa adalah jalan utama dan perlu diingat bahwa tak ada yang menandingi kekuatan selain Allah SWT. Dialah pelindung yang tak terkalahkan".
Terinspirasi dari para ustadzku, aku mendapatkan hikmah "10 M cara untuk menghilangkan rasa duka, galau, kuatir, dan nestapa".
Pertama: MENTAUHIDKAN ALLAH
Ibnul Qayyim mengatakan, “Sejauh mana kesempurnaan, kekuatan dan bertambahnya tauhid, maka sejauh itu pula kelapangan dada pemiliknya.”
[Zaadul Ma'aad]
Kedua: MENJAUHI PRASANGKA BURUK KEPADA ALLAH
Berbaik sangka kepada Allah Ta'ala yakni kita merasa bahwa Allah akan melapangkan kesulitan kita dan menghilangkan duka kita. Selagi hamba berbaik sangka kepada Rabb-nya, maka Allah akan membukakan berbagai keberkahan untuknya dari arah yang tidak disangkanya. Karena itu wahai hamba Allah, hendaklah kita berbaik sangka kepada Rabb, niscaya kita akan melihat dari Allah sesuatu yang menggembirakan kita.
“Allah Ta'ala berfirman, 'Aku sesuai dengan prasangkaan hamba-Ku terhadap-Ku. Jika prasangkaannya baik terhadap-Ku, maka ia mendapatkan (kebaikan itu). Dan jika prasangkaannya buruk, maka ia mendapatkan (keburukan itu).'” [HR Imam Ahmad dan Ibnu Hibban]
Ketiga: MENUNTUT ILMU
Ilmu itu sangat penting. Ilmu dapat meluaskan dan melapangkan dada, sedangkan kejahilan (kebodohan) akan menyebabkan kesempitan, keterbatasan dan menyebabkannya tertahan. Setiapkali ilmu kita bertambah dan semakin luas, maka dada kita menjadi lapang dan luas.
Ibnul Qayyim berkata, “Ilmu dapat melapangkan dada dan meluaskannya hingga lebih luas dari dunia, sedangkan kejahilan menyebabkan kesempitan, keterbatasan dan menyebabkan tertahan. Setiapkali ilmu hamba bertambah luas, maka dadanya menjadi lapang dan luas. Namun ini tidak berlaku untuk semua ilmu. Hal ini hanya berlaku untuk ilmu yang diwariskan dari Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , yaitu ilmu yang bermanfaat. Orang yang memiliki ilmu tersebut adalah orang yang paling lapang dadanya, paling luas hatinya, paling baik akhlak dan juga kehidupannya.”
Keempat: MENGINGAT-INGAT NIKMAT ALLAH MELALUI DZIKIR DAN DO'A
Wahai orang yang sempit dadanya dan keruh urusannya, angkatlah tanganmu dengan penuh ketundukkan kepada Kekasih-mu, sampaikan keluhan dan kesedihanmu kepada-Nya, dan alirkan air mata dihadapan-Nya. Ketahuilah, semoga Allah memeliharamu, bahwa Allah menyayangimu melebihi kasih sayang ayah, ibu, sahabat karib dan anak-anakmu kepadamu.
“Tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah Yang Maha Agung lagi Maha Penyantun. Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah Rabb (Pemilik) 'Arsy yang agung. Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah Rabb langit, Rabb bumi dan Rabb (Pemilik) 'Arsy yang mulia.'” [HR Al-Bukhari dan Muslim]
Keenam: MELAKSANAKAN KEWAJIBAN
Memelihara dan senantiasa melaksanakan kewajiban, memperbanyak amalan-amalan sunnah berupaa shalat, puasa, shadaqah, (berbagai) kebaikan dan selainnya, merupakan sebab-sebab (turunnya) kecintaan Allah Ta'ala kepada hamba-Nya.
Dari Abu Hurairah r.a dia berkata, “Rasululullah SAW bersabda, 'Allah Ta’ala berfirman:
“Barangsiapa yang memusuhi wali-Ku maka Aku umumkan perang kepadanya. Tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada yang telah Aku wajibkan kepadanya. Dan terus menerus hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan yang sunnah hingga Aku mencintai dia. Jika Aku sudah mencintainya, maka Akulah pendengarannya yang dia mendengar dengannya, dan pandangannya yang dia memandang dengannya , dan tangannya yang dia menyentuh dengannya dan kakinya yang dia berjalan dengannya . Jikalau dia meminta kepada-Ku niscaya pasti akan Kuberi, dan jika dia meminta perlindungan kepada-Ku niscaya pasti akan Kulindungi.'” [HR. Al-Bukhari no. 6502]
Ketujuh: MEMILIKI SAHABAT-SAHABAT YANG SHALIH
Rasa duka bisa sirna dengan hadirnya sahabat yang baik atau shalih dan shalihah. Berkumpul bersama teman-teman yang shalih, setia mendengar pembicaraan mereka, memetik buah dan arah pembicaraan mereka, maka duduk bersama mereka mendatangkan keridhaan Allah Yang Maha Penyayang dan membuat syaitan murka. Karena itu senantiasalah duduk dan bergaul bersama mereka, serta mintalah nasehat mereka, niscaya kau mendapati kelapangan dan kegembiraan dalam dadamu. Kemudian berhati-hatilah dirimu dengan kesendirian. Hati-hatilah untuk tidak sendirian tanpa teman, apalagi pada saat berbagai urusan menyusahkanmu. Karena syaitan akan menambah kelemahan pada seorang hamba jika ia seorang diri.
Kedelapan: MEMBACA DAN MENGKAJI ISI AL-QUR'AN
Membaca Al-Qur'an dengan tadabbur dan penuh perhatian termasuk salah satu sebab terbesar untuk menghilangkan kesedihan dan kesusahan. Sebab, membaca Al-Qur'an dapat menentramkan hati dan melapangkan dada.
“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingat, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram.” [QS. Ar-Ra'd : 28]
Ibnu Katsir mengatakan, “Yakni senang dan bersandar ke hariban-Nya, tentram saat mengingat-Nya, dan ridha kepada-Nya sebagai Penolongnya. Karena Allah berfirman, 'Ingat, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram. “ [QS. Ar-Ra'd : 28]
Yakni, ketentraman pasti terwujud karena berdzikir.
Karena itu, hendaklah kamu -semoga Allah merahmatimu- berkeinginan keras untuk memperbanyak membacanya di waktu-waktu malam dan siang. Mohonlah kepada Rabb agar bacaan Al-Qur'an mu menjadi sebab kelapangan dadamu. Sebab, selagi hamba menuju Rabb-nya dengan jujur, maka Allah membukakan untuknya keberkahan-Nya yang agung.
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Rabb-mu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang ada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” [QS. Yunus : 57]
“Dan Kami turunkan dari Al-Qur'an sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman, dan Al-Qur'an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zhalim selain kerugian.” [QS. Al-Israa' : 82]
Kesembilan: MELAKUKAN KEBAIKAN KEPADA SESAMA
Berbuat baik kepada sesama dan memberi manfaat kepada mereka dengan apa yang kita miliki berupa harta dan kedudukan termasuk sebab yang dapat melapangkan dada. Sesungguhnya orang yang dermawan kepada orang lain adalah orang yang paling lapang dadanya dan paling baik jiwanya. Karena itu, berkeinginanlah untuk memberikan kebaikan kepada sesama, terutama kepada kedua orang tua dan orang-orang yang menjadi tanggung jawab kita.
Perhatikanlah tetangga dan teman-teman kita, jangan meremehkan kebaikan sekecil apa pun. Berusahalah untuk senang dengan kebaikan yang diperoleh orang lain, sebagaimana kita senang kebaikan tersebut kita peroleh. Lapang dadalah dalam menyelesaikan berbagai hajat saudara-saudara kita sesama kaum muslimin, niscaya kita akan menemukan kebahagiaan tanpa diragukan lagi.
Kesepuluh: MEMBUANG KEDENGKIAN HATI DAN BERKEINGINAN KERAS UNTUK MEMBERSIHKANNYA
Hati yang bersih adalah sebab terpenting yang dapat melapangkan hati, mendatangkan kegembiraan dan kebahagiaan untuknya. Sementara dendam dan dengki adalah penyakit hati yang paling berbahaya dan menyempitkannya.
Ibnul Qayyim mengatakan, “Diantaranya, bahkan yang terbesar adalah mengeluarkan (membuang) kedengkian hati. Ini termasuk diantara sifat-sifat tercela yang menyempitkan hati dan menyiksanya, serta menghalanginya untuk mendapatkan kebersihan hati. Sebab, ketikaa manusia melakukan sebab-sebab yang bisa melapangkan dadanya sedangkan ia tidak membuang sifat-sifat tercela tersebut dari hatinya, maka itu tidak berguna untuk melapangkan dadanya. Maksimal ia memiliki dua unsur yang masuk ke hatinya, dan hati tersebut akan dikuasai oleh unsur yang lebih dominan dari keduanya.”
Karena itu, hendaklah dirimu -semoga Allah memeliharamu- berkeinginan keras untuk membersihkan hatimu dan menjauhi segalaa hal yang dapat menyempitkannya. Tinggalkanlah permusuhan, kebencian dan kedengkian terhadap orang lain. Cintailah orang lain sebagaimana kau mencintai dirimu sendiri, niscaya kau menjadi orang yang berbahagia di dunia dan akhirat.
Semoga Allah memberikan taufiq kepada kita semua untuk meraih kebaikan dan kebahagian di dunia dan akhirat.