Tadi sore habis sholat 'asar saya menyempatkan diri untuk menjenguk sobatku pak Sukidi yang berbaring sakit di rumahnya.
Banyak hikmah yang bisa kuambil dari kunjunganku yang kesekian kalinya atas sakitnya Pak Sukidi.
Pak Sukidi menderita penyakit anemia berat. Kalau ditotal lama sakitnya sudah lebih dari satu tahun.
"Ya Allah berilah saudaraku kekuatan, kesembuhandan kesabaran!".
Menurut cerita dari Pak Sukidi, anemia yang dideritanya bukan anemia biasa, Bahkan beliau bercerita bahwa sel darah merahnya dimakan oleh sel darah putih. Beliau menerangkan bahwa sel darah merahnya semakin menyusut, atau dengan kata lain HB nya sangat rendah. Sering level Hb beliau di bawah 50 persen batas normal. Setahuku manusia dewasa pria normal sekitar level 14. Sedangkan HB pak Kidi sering sekali di bawah 10 bahkan sering di bawah enam.
Lemas, pusing, sari awan dll sudah biasa dialami oleh Pak Kidi. Beberapa bulan yang lalu beliau sudah sering mondok di RS karena sakit. Dan sekitar sebulan yang lalu, di RSU Dr Muwardi Solo sudah memutuskan untuk mengambil sampel sumsum tulang belakang, lalu dicek. Ternyata memang ada masalah di sumsum tulangnya. Inilah salah satu penyebab HBnya ngedrop.
Setelah sumsum tulang diambil, juga transfusi darah, beberapa hari kemudian Pak Kidi bisa masuk kerja dan bertemu dengan aku, Beliau berserita bahwa kondisinya masih lemas tapi lumayan beliau bisa wira-wiri mengantar jemput anaknya ke sekolah.
Namun, Allah SWT belum selesai menguji Pak Kidi, sekitar seminggu meninggalkan rumah sakit, kondisi Pak Kidi ngedrop lagi. Dokter menyarankan beliau harus mondok lagi di RS, menurut info HBnya di bawah level 4.
Setelah dirawat lagi di RS, dia mendapat penambanhan darah, kondisi Pak Kidi lumayan segar dan boleh pulang.
Sampai di rumah, Pak Kidi memang sudah lumayan segar. Nmaun, Pak Sukidi tidak mampu berjalan. Rupanya ada masalah di tulang belkangnya. jadi di dekat bagian yang diboor katanya terasa nyeri hebat. Samapi kini pak Sukidi tidak mampu berjalan. Bahkan untuk buang air kecil pu harus di tempat tidur.
Bagi pembaca yang baik, kini kuajak membantu pak Sukidi. Pertama, kami mengingtakan diri sendiri bahwa kita yang sehat wajib bersyukur karena nikmat sehat sungguh luar biasa. Ngomong bersyukur belum cukup, harus ada aksi nyata. Mari kita mendoakan atas kesembuhan beliau. Berikutnya, mendoakannya belum cukup, mari sisihkan uang ( baik zakat, infaq ataupun sedekah) kita untuk membantu beliau. Pak Sukidi adalah guru PAI masih honorer di dua SMA yakni SMAN 2 Wonogiri dan SMAN1 Girimarto. Beliau adalh tulang punggung keluarga. Istrimya adalah ibu rumah tangga. Maka sekali lagi mari kita bantu beliau.
Tulisan ini kutulis pukul 1. 40 malam, karena aku tidak bisa tidur. Aku saat ini tidur di sekolah untuk piket malam UN SMA. Semoga tulisan ini menggugah kesadaran saya dan pembaca. Untuk hidup penuh kebahagiaan kesyukuran adalah kuncinya.