Teringat masa lalu. Aku termasuk orang yang sering cemas terhadap diri sendiri. Terutama masalah masa depanku. Maklum saja berbagai tingkat kekurangan dan kelemahan melekat padaku, pokoknya masalahnya lengkap.
Saat usia belum dewasa, aku dipaksa oleh keadaan untuk mampu hidup mandiri. Karena aku tinggal di Solo, jauh dari orang tua. Di sinilah banyak kecemasan menghantui pikiranku. Dampak dari rasa cemas yang berlebih, berpengaruh pada rasa kepercayaan diri yang buruk. Alhamdulillah, Allah menyelamatkanku. Aku sejak remaja sudah terbiasa mengikuti kegiatan motivasi spiritual/ pengajian-pengajian. Di sinilah sedikit banyak membantuku untuk tetap bersabar.
Teringat saat-saat kuliah di UNS SOLO, kecemasanku semakin menjadi-jadi. Karena secara ekonomi dan prestasi akademikku yang tidak bagus memperparah kecemasanku. Maklum, aku tergolong lemah ekonomi (aku mencari biaya makan dan SPP sendiri) dan lemah prestasi.
Tak terlupakan di depan kampus pusat. Aku sering meneteskan air mata, saat-saat melihat para senior sudah memakai toga untuk wisuda. "Kapan Ya Allah aku bisa cepat selesai, lalu diwisuda seperti mereka dan bisa bekerja?".
Teringat saat-saat kuliah di UNS SOLO, kecemasanku semakin menjadi-jadi. Karena secara ekonomi dan prestasi akademikku yang tidak bagus memperparah kecemasanku. Maklum, aku tergolong lemah ekonomi (aku mencari biaya makan dan SPP sendiri) dan lemah prestasi.
Tak terlupakan di depan kampus pusat. Aku sering meneteskan air mata, saat-saat melihat para senior sudah memakai toga untuk wisuda. "Kapan Ya Allah aku bisa cepat selesai, lalu diwisuda seperti mereka dan bisa bekerja?".
Di semester sembilan tahun 1998 akhirnya aku diwisuda dengan nilai kurang memuaskan. Jelas aku bukan manusia sempurna yang jauh dari kebodohan, kelemahan, dosa dan salah. Namun, sejak remaja Insya Allah, aku bukan termasuk remaja yang nakal tanpa moral. Aku dimotivasi oleh ustadzku supaya aku menjadi manusia yang baik semampu aku bisa. Pokoknya harus jadi orang baik walau modal hidupnya cuma pas-pasan, tentang rezeki Allahlah yang Maha Pengatur.
Alhamdulillah, semuanya terjawab. Tahun 2000 aku mendapat rezeki pekerjaan. Tanpa melalui seleksi, aku mendapat SK ikatan dinas dari UNS dan aku bekerja di SMAN1 Girimarto sampai sekarang.
Alhamdulillah, semuanya terjawab. Tahun 2000 aku mendapat rezeki pekerjaan. Tanpa melalui seleksi, aku mendapat SK ikatan dinas dari UNS dan aku bekerja di SMAN1 Girimarto sampai sekarang.
Kecemasan dalam hidupku makin lama makin tak ada. Sebetulnya aku tidak memiliki konsep yang tersusun rapi dalam meredam kecemasan, tapi Insya Allah aku telah melakukan berbagai cara dalam menghadapi kecemasan tersebut:
1.Berusaha tetap berbuat baik secara istiqomah semaksimalnya. Kata Ustadzku kebaikan itu membahagiakan.
2. Berusaha membuang rasa cemas yang berlebihan dan
tanpa alasan, apalagi hanya bayang-bayangan saja.
3. Berusaha dekat dengan Allah SWT. dengan menjalankan kuajiban dan menjauhi larangaNya
4. Berkawan dengan oranr-orangyang bisa memberi energi positif pada diri
sendiri.
5. Menjauhi dari makanan yang haram dan dari minuman beralkohol yang sifatnya merusak dan hanya sementara melepaskan keresahan hati.
6. Berusaha mensyukuri nikmat dari Allah SWT
7. Mendengarlah musik yang disukai.
8. Belajar untuk ikhlas dan menyerahkan segala sesuatu di luar kontrol manusia hanya pada Allah SWT semata.
9. Membaca buku-buku yang baik.
10. Menyadari tugas manusia hanya brdoa, berjuang-dan berjuang, pantang menyerah . Berusaha meyakini ada kekuatan luar biasa dari Allah yang Maha Kuasa yang bisa membantu manusia lemah.
Kini rasa kecemasanku semakin mereda, karena apa yang kucita-citakan sebagian sudah tercapai dan membuat bahagia. Walau belum semua obsesiku tercapai, aku sudah bersyukur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
berlatih kreatif melaui pembuatan komentar