Memotivasi diri, refleksi diri, berinovasi diri tiada henti, pasti sangat perlu! Itulah salah satu caraku berlomba dalam kebaikan dan untuk menutupi kelemahan diri. Jelas tidak mungkin aku menjadi manusia sempurna. Tapi kalau aku bisa lebih baik, why not? Demikian juga aku tidak perlu menuntut diri menjadi sempurna. Apalagi menuntut orang lain supaya sempurna.
Ketidaksempurnaan manusia bisa dibuktikan bahwa manusia tidak bisa sama dan menyamai orang lain secara "pas'. Kalau cuma menirukan tentu bisa juga.
Sudah
jamak kita yakini Allah SWT telah menciptakan manusia tak ada yang sama. Bahkan manusia yang
“twin” atau dikenal kembar pun
tidak mungkin benar-benar
sama. Pasti mereka berbeda dalam banyak hal. Demikian juga mereka pun bisa memiliki gaya hidup dan gaya belajar yang berbeda.
Makanya,
tentu tidak bijak bila kita memaksakan seorang anak untuk sama. Manusia adalah
makhluk unik berbeda satu dengan yang lain.
Mengenai
cara dan gaya belajar kita pun tidak
seyogyanya memaksakan kehendak anak
untuk sama gaya belajarnya dengan apa
yang kita kehendaki. Perlu
ditekankan bahwa masing masing anak memiliki tipe atau gaya belajar
sendiri-sendiri. Demikian juga kemampuan
anak dalam menangkap materi dan pelajaran tergantung dari gaya belajarnya.
Banyak
anak menurun prestasi belajarnya dan
lebih jauh lagi prestasi hidupnya karena anak dipaksa belajar oleh ortu atau gurunya dengan gaya
belajar yang tidak sesuai dengan tipenya.
Intinya
anak akan mudah menguasai materi pembelajaran dengan menggunakan cara dan gaya belajar sesuai dengan keunikan mereka masing-masing.
Melalui
tulisan sederhana ini, Maskatno Giri mau berbagi uraian singkat mengenai macam-macam
gaya belajar. Yang jelas, kita tidak perlu
merasa bodoh. Kita perlu refleksi diri bahwa terkadang kebodohan kita, karena
pemilihan gaya belajar yang kurang pas/ tepat.
Menurut DePorter dan Hernacki (2002) dalam
belajarpsikologi.com, gaya belajar adalah kombinasi dari menyerap, mengatur,
dan mengolah informasi. Terdapat tiga jenis gaya belajar berdasarkan modalitas
yang digunakan individu dalam memproses informasi (perceptual modality).
Pengertian
Gaya Belajar dan Macam-macam Gaya Belajar
1.
VISUAL (Visual Learners)
Gaya Belajar Visual (Visual Learners) menitikberatkan pada ketajaman
penglihatan. Artinya, bukti-bukti konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu
agar mereka paham Gaya belajar seperti ini mengandalkan penglihatan atau
melihat dulu buktinya untuk kemudian bisa mempercayainya. Ada beberapa karakteristik yang khas bagai orang-orang yang
menyukai gaya belajar visual ini. Pertama
adalah kebutuhan melihat sesuatu (informasi/pelajaran) secara visual untuk
mengetahuinya atau memahaminya, kedua
memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna, ketiga memiliki pemahaman yang cukup terhadap masalah
artistik, keempat
memiliki kesulitan dalam berdialog
secara langsung, kelima
terlalu reaktif terhadap suara, keenam
sulit mengikuti anjuran secara lisan, ketujuh seringkali salah menginterpretasikan kata atau ucapan.
Ciri-ciri gaya belajar visual ini yaitu :
- Cenderung melihat sikap, gerakan, dan bibir guru yang sedang mengajar
- Bukan pendengar yang baik saat berkomunikasi
- Saat mendapat petunjuk untuk melakukan sesuatu, biasanya akan melihat teman-teman lainnya baru kemudian dia sendiri yang bertindak
- Tak suka bicara di depan kelompok dan tak suka pula mendengarkan orang lain. Terlihat pasif dalam kegiatan diskusi.
- Kurang mampu mengingat informasi yang diberikan secara lisan
- Lebih suka peragaan daripada penjelasan lisan
- Dapat duduk tenang ditengah situasi yang ribut dan ramai tanpa terganggu
2.
AUDITORI (Auditory Learners )
Gaya belajar Auditori (Auditory Learners) mengandalkan pada pendengaran untuk
bisa memahami dan mengingatnya. Karakteristik model belajar
seperti ini benar-benar menempatkan pendengaran sebagai alat utama menyerap
informasi atau pengetahuan. Artinya, kita harus mendengar, baru kemudian kita
bisa mengingat dan memahami informasi itu. Karakter pertama orang yang memiliki gaya
belajar ini adalah semua informasi hanya bisa diserap melalui pendengaran,
kedua memiliki kesulitan untuk menyerap informasi dalam bentuk
tulisan secara langsung, ketiga memiliki kesulitan menulis ataupun membaca.
Ciri-ciri gaya belajar
Auditori yaitu :
- Mampu mengingat dengan baik penjelasan guru di depan kelas, atau materi yang didiskusikan dalam kelompok/ kelas
- Pendengar ulung: anak mudah menguasai materi iklan/ lagu di televisi/ radio
- Cenderung banyak omong
- Tak suka membaca dan umumnya memang bukan pembaca yang baik karena kurang dapat mengingat dengan baik apa yang baru saja dibacanya
- Kurang cakap dalm mengerjakan tugas mengarang/ menulis
- Senang berdiskusi dan berkomunikasi dengan orang lain
- Kurang tertarik memperhatikan hal-hal baru dilingkungan sekitarnya, seperti hadirnya anak baru, adanya papan pengumuman di pojok kelas, dll
3. KINESTETIK (Kinesthetic
Learners)
Gaya belajar Kinestetik (Kinesthetic Learners) mengharuskan individu yang
bersangkutan menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar ia bisa
mengingatnya. Tentu saja ada beberapa karakteristik model belajar seperti ini yang
tak semua orang bisa melakukannya. Karakter pertama adalah menempatkan tangan sebagai alat
penerima informasi utama agar bisa terus mengingatnya. Hanya dengan memegangnya
saja, seseorang yang memiliki gaya ini bisa menyerap informasi tanpa
harus membaca penjelasannya.
Ciri-ciri gaya belajar
Kinestetik yaitu :
- Menyentuh segala sesuatu yang dijumapinya, termasuk saat belajar
- Sulit berdiam diri atau duduk manis, selalu ingin bergerak
- Mengerjakan segala sesuatu yang memungkinkan tangannya aktif. Contoh: saat guru menerangkan pelajaran, dia mendengarkan sambil tangannya asyik menggambar
- Suka menggunakan objek nyata sebagai alat bantu belajar
- Sulit menguasai hal-hal abstrak seperti peta, symbol dan lambang
- Menyukai praktek/ percobaan
- Menyukai permainan dan aktivitas fisik
Demikianlah macam-macam gaya belajar
mudah-mudahan dapat menjadi bahan acuan kita untuk menentukan cara belajar yang baik dan pas
untuk kita sehingga mampu menyerap pelajaran dengan baik. Sekarang, kita perlu
refleksi diri, dan menggali potensi diri. Dan salam sukses sejati!
Sumber inspirasi bacaan: belajarpsikologi.com