Kalau belum terlanjur menikah, sebaiknya benar-benar harus hati-hati dalam memilih calon istri. Pilihlah istri yang shalihah. Kalau cari istri yang shalihah sulit. Berdoalah agar dihadirkan istri yang shalihah. Tapi kalau masih kesulitan! Cari istri yang baik yang mendekati shalihah. Lalu kenapa aku repot-repot menasihati demikian?.
Di blog pribadi Maskatno Giri berbagi. Cuma ridlo ilahi rabbi yang kunanti. Aku memiliki belas kasihan kepada kaum pria. Ya aku bener-bener kasihan kalau para pria tidak bahagia hidupnya. Ada banyak kisah, di antaranya adalah beberapa dari sobat dekatku. Sampai saat ini kehidupan rumah tagganya kurang bahagia. Dan salah satu penyebab utamanya dia memiliki istri yang tidak baik (baca: tidak shalihah). Lalu bagaimana dengan aku?. Apakah istriku termasuk yang shalihah? Dan apakah rumah tanggaku bahagia?
Sebelumnya, aku mau bercerita bahwa semasa muda aku memiliki ketakutan, jangan-jangan kehidupanku tidak bahagia. Aku termasuk termasuk pemuda kuper, minder dll. Aku belum pernah punya pacar apalagi pacaran. Namun, saat muda aku sudah meyakini bahwa kunci bahagia dalam rumah tangga jika suami beristrikan wanita shalihah. Maka saat itu aku terus menerus berdoa bila aku menikah, supaya Allah SWT menakdirkanku untuk memiliki istri yang shalihah. Aku pun juga sadar, aku belum seideal sebagai pemuda shalih. Maka aku belajar dan berusaha menjapai keshalihan, sehingga Allah mengabulkan doaku bahwa aku memang layak mendapatkan istri shalihah.
Allah itu Maha Kuasa, Maha Mendengar dan Maha Penuh Kasih. Doaku dikabulkanNya. Aku tidak perlu repot-repot mencari calon istri. Aku sudah diberi karunia yang luar biasa. Ya akhirnya aku dijodohkan tanpa proses pacaran. Dan Insya Allah istriku adalah wanita cantik dan shalihah. Menurutku, walau tidak sempurna, istriku adalah wanita luar biasa. Ya paling tidak mendekati ciri-ciri wanita shalihah yang telah digambarkan oleh rasulullah SAW.
Di blog pribadi Maskatno Giri berbagi. Cuma ridlo ilahi rabbi yang kunanti. Aku memiliki belas kasihan kepada kaum pria. Ya aku bener-bener kasihan kalau para pria tidak bahagia hidupnya. Ada banyak kisah, di antaranya adalah beberapa dari sobat dekatku. Sampai saat ini kehidupan rumah tagganya kurang bahagia. Dan salah satu penyebab utamanya dia memiliki istri yang tidak baik (baca: tidak shalihah). Lalu bagaimana dengan aku?. Apakah istriku termasuk yang shalihah? Dan apakah rumah tanggaku bahagia?
Sebelumnya, aku mau bercerita bahwa semasa muda aku memiliki ketakutan, jangan-jangan kehidupanku tidak bahagia. Aku termasuk termasuk pemuda kuper, minder dll. Aku belum pernah punya pacar apalagi pacaran. Namun, saat muda aku sudah meyakini bahwa kunci bahagia dalam rumah tangga jika suami beristrikan wanita shalihah. Maka saat itu aku terus menerus berdoa bila aku menikah, supaya Allah SWT menakdirkanku untuk memiliki istri yang shalihah. Aku pun juga sadar, aku belum seideal sebagai pemuda shalih. Maka aku belajar dan berusaha menjapai keshalihan, sehingga Allah mengabulkan doaku bahwa aku memang layak mendapatkan istri shalihah.
Allah itu Maha Kuasa, Maha Mendengar dan Maha Penuh Kasih. Doaku dikabulkanNya. Aku tidak perlu repot-repot mencari calon istri. Aku sudah diberi karunia yang luar biasa. Ya akhirnya aku dijodohkan tanpa proses pacaran. Dan Insya Allah istriku adalah wanita cantik dan shalihah. Menurutku, walau tidak sempurna, istriku adalah wanita luar biasa. Ya paling tidak mendekati ciri-ciri wanita shalihah yang telah digambarkan oleh rasulullah SAW.
Menurut nabi SAW, wanita shalihah adalah sebaik-baiknya perhiasan dunia. Abdulah ibn Amr r.a. menuturkan bahwa Rasuullah saw, pernah bersabda :
“Dunia itu perhiasan, dan sebaik-baiknya perhiasan dunia adalah wanita shalihah.” (HR Muslim)
Subhanallah, tak terasa usia pernikahanku sudah belasan tahun. Aku meresapi
hadits di atas terebut. Apapun yang kita punya, entah rumah atau kendaraan
mewah, tanpa wanita shalihah terasa hampa. Aku memiliki keyakinan diri bahwa wanita yang tidak shalihah
hanya akan menimbulkan sengsara baik di dunia apalagi di akhirat.
Lalu bagaimana sebaiknya bagi yang sudah menikah, namun kenyataanya istrinya bukan wanita shalihah? Ya tentu tugas suami adalah mendidik, mengarahkan, memotivasi istri, agar dia siap dan mau menjadi istri yang shalihah. Bagaimana kalau istri kita sulit dididik menjadi istri yang shalihah?
Ya tentu kita harus bersabar dulu. Jangan tergesa-gesa cari istri lagi! Si suami perlu intropeksi apakah dia juga sebagai lelaki yang shalih. Tidak perlu banyak menuntut orang lain dulu sebelum kita menjadi orang yang baik terlebih dulu.
Sebagai sarana pembelajaran bagi suami dan istri, berikut ini beberapa karakter wanita shalihah yang berdasar pada Al Qur'an dan As Sunnnah
Lalu bagaimana sebaiknya bagi yang sudah menikah, namun kenyataanya istrinya bukan wanita shalihah? Ya tentu tugas suami adalah mendidik, mengarahkan, memotivasi istri, agar dia siap dan mau menjadi istri yang shalihah. Bagaimana kalau istri kita sulit dididik menjadi istri yang shalihah?
Ya tentu kita harus bersabar dulu. Jangan tergesa-gesa cari istri lagi! Si suami perlu intropeksi apakah dia juga sebagai lelaki yang shalih. Tidak perlu banyak menuntut orang lain dulu sebelum kita menjadi orang yang baik terlebih dulu.
Sebagai sarana pembelajaran bagi suami dan istri, berikut ini beberapa karakter wanita shalihah yang berdasar pada Al Qur'an dan As Sunnnah
PERTAMA: Beriman dan menaati Allah dan suaminya.
Allah SWT, berfirman : “Laki-laki adalah pemimpin wanita karena Allah
telah melebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain dan karena
mereka telah menafkahkan sebagian harta mereka. Oleh karena itu, wanita
yang sholihah adalah yang menaati Allah dan memelihara diri ketika
suaminya tidak ada karena Allah telah memelihara mereka.” (QS An Nisa’
4:3).
Abu Umamah juga menuturkan bahwa nabi SAW, pernah bersabda :
“ Tidak ada sesuatu yang lebih memberikan manfaat kebaikan bagi seorang
mukmin setelah ketakwaannya kepada Allah daripada seorang istri
sholihah, jika ia memerintahnya, ia menaatinya, jika ia memandangnya, ia
menyenangkannya, jika ia menggilirnya ia memuaskannya, jika ia
meninggalkannya ia akan memelihara dirinya dan harta suaminya.” ( HR Ibn
Majah).
“Ketika seorang Muslimah meninggal dunia, sementara
suaminya meridhoinya, ia pasti akan dimasukan ke dalam surga. Dalam hal
ini Ummu Salamah menuturkan bahwa Rasulullah saw pernah bersabda :
“Wanita mana saja yang meninggal, sementara suaminya meridhoinya, ia
pasti masuk surga.” (HR At Timidzi).
KEDUA : Berhias untuk suaminya.
Abu Hurairoh r.a. juga pernah menuturkan bahwa Nabi saw, pernah ditanya,
“ Wanita manakah yang paling baik?” Beliau menjawab : “Yaitu wanita
yang menyenangkan suaminya jika suaminya memandangnya, yang menaati
suaminya jika suaminya memerintahnya, dan yang tidak bermaksiat kepada
suaminya menyangkut dirinya dan harta suaminya.” ( HR Al Hakim).
KETIGA : Memelihara rumah, diri, dan harta suaminya.
Nabi SAW bersabda : “Setiap diri kalian adalah pemimpin, masing-masing
bertanggung jawab atas yang dipimpinnya. Seorang imam adalah pemimpin ia
bertangguang jawab atas yang dipimpinnya. Seorang laki-laki (suami)
adalah pemimpin keluarganya, ia bertanggung jawab atas yang dipimpinnya.
Seorang wanita (istri) adalah pemimpin (pengurus) rumah suaminya dan
anak-anaknya ia bertanggung jawab atas yang dipimpinnya” (HR Bukhori dan
Muslim).
KEEMPAT : Membantu suaminya dalam urusan akhirat.
Rasulullah SAW, bersabda : ” Hendaknya salah seorang diantara kalian
mempunyai qalbu yang bersyukur, lisan yang senantiasa berzikir , dan
istri yang beriman yang dapat membantumu dalam urusan dalam urusan
akhirat” (HR Ibnu Majah).
KELIMA : Memiliki bekal agama yang baik.
Rasulullah bersabda : “ Janganlah kalian menikahi wanita karena
kecantikannya karena kecantikan itu akan menjadikannya berlebihan,
janganlah kalian menikahi wanita karena hartanya karena hartanya itu
akan membuatnya membangkang. Nikahilah wanta atas dasar agamanya.
Sesungguhnya seorang hamba sahaya perempuan yang hitam legam yang
memiliki kebaikan agama adalah lebih utama” (HR Ibn Majah).
Abu
Adzinah Ash Sudfi menuturkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda : “
Sebaik-baiknya istri kalian adalah yang penyayang, banyak anak (subur),
suka menghibur dan membantu jika ia bertaqwa kepada Allah” (HR Al
Baihaqi).
KEENAM : Bergaul secara baik dengan suaminya untuk memelihara keridhaannya.
Rasulullah bersabda “Diantara kebaikan pergaulan wanita terhadap
suaminya adalah ia tidak berpuasa sunah jika suaminya berada di rumah ,
kecuali seizin suaminya, juga tidak mengizinkan mahramnya berada di
rumah suaminya kecuali seizin suaminya, jangan pula ia mengundang
seseorang ke rumah suaminya, kecuali seizin suaminya” (HR Al Bukhori dan
Muslim).
Selain itu sikap istri yang baik pada suaminya yaitu ia
tidak mendirikan shalat sunat pada malam hari, kecuali seizin suaminya .
Rasulullah bersabda : “ Janganlah seorang wanita mengizinkan seseorang
berada di rumah suaminya kecuali dengan izin suaminya dan janganlah ia
bangkit dari tempat tidurnya lalu mendirikan sholat sunat kecuali dengan
izin suaminya. ( HR Ath Thabrani).
Diantara kebaikan pergaulan
seorang istri terhadap suaminya yaitu keridhoannya jika suaminya
memarahinya. Rasulullah bersabda” Ingatlah, aku telah memberitahu kalian
tentang istri-istri kalian yang akan menjadi penduduk surga, yaitu yang
penyayang, banyak anak (subur), dan banyak memberikan manfaat kepada
suaminya, dan jika ia menyakiti suaminya atau disakiti, ia segera datang
hingga berada di pelukan suaminya, kemudian berkata “ Demi Allah aku
tidak bisa memejamkan mata hingga engkau meridhoiku. (HR Al Baihaqi).
KETUJUH : Tidak menyusahkan atau menyakiti suaminya.
Muadz bin Jabal menuturkan bahwa Nabi SAW, pernah bersabda : “ Tidaklah
seorang wanita menyakiti suaminya di dunia kecuali istri-istri suaminya
dari para bidadari surga berkata, “Janganlah engkau menyakitinya.
Semoga Allah mencelakakanmu. Sesungguhnya bagimu akan segera datang tamu
kematian yang akan memisahkanmu dengan suamimu dan mengembalikannya
kepada kami” (HR AT Tirmidzi).
KEDELAPAN: Tidak mengadukan suaminya atau tidak banyak menuntut suaminya.
Said Ibn Al Musayyab menuturkan bahwa seorang anak perempuan pernah
datang kepada Nabi SAW dan mengadukan suaminya . Nabi SAW kemuadian
bersabda “ Kembalilah engkau, Sungguh aku tidak menyukai wanita yang
menyeret ekornya untuk mengadukan suaminya. “ (HR Sa’id bin Al
Musayyab).
KESEMBILAN : Tidak Banyak keluar rumah, kalaupun keluar rumah atas sejin suaminya
Nabi bersabda yang artinya: "Tidak halal bagi seorang wanita untuk
berada di rumah suaminya sedangkan suaminya tidak suka (ridha) dan
janganlah ia keluar rumah dalam keadaan suaminya tidak ridha. Janganlah
mentaati seorangpun di rumah suaminya (selain suaminya), janganlah ia
menjadikan suaminya gusar, janganlah ia menjauhi ranjang suaminya dan
janganlah ia merugikan suaminya walaupun ia (suaminya) lebih dhalim
darinya (wanita) sampai (si isteri) mencari keridhaan suami. Maka jika
suami ridha dan menerimanya, maka itu suatu kenikmatan baginya (wanita).
Allah akan menerima udzur-udzurnya dan akan berserilah wajahnya dan ia
tidak berdosa, tapi jika suami menolak untuk ridha kepadanya maka
sungguh ia telah menyampaikan udzur-udzurnya." Hadits Hasan dikeluarkan
Baihaqi dalam "Sunan"nya (7/293) dan Hakim (2/189-190) dari jalan 'Atha
bin Abu Muslim al-Khurasany dari Malik bin Yakhamir as-Saksaky dari
Mu'adz bin Jabal secara marfu' Bahkan Ibnu Taimiyah berkata: "Jika
isteri keluar rumah suami tanpa seijinnya maka tidak ada hak nafkah dan
pakaian"..
Itulah ciri ciri wanita yang berman dan shalihah, dan janji Allah surga tempat kembalinya.
“ Allah pasti akan memasukan mukmin laki-laki dan perempuan ke dalam
surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya.
Alahpun menutupi kesalahan-kesalahan mereka. Yang demikian itu
sesungguhnya di sisi Allah merupakan keberuntungan yang besar. (TQS Al
Fath 48 : 5)
Wallahu a’lam bishowab. Semoga bermanfaat. Salam sukses sejati!