PENDEKATAN PEMBELAJARAN PAIKEM
INOVASI
PEMBELAJARAN
1. PENDEKATAN KONSTEKSTUAL
Kontekstual
(Contextual Theaching and Learning) adalah model pembelajaran yang-
diharapkan
mampu memberikan pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan,
karena
siswa belajar sesuai konteksnya
Landasan
Filosofis : Konstruktivisme; Belajar yang menekankan bahwa belajar tidak
hanya
sekedar menghafal, siswa harus mengkonstruksi pengetahuan di benak sendiri
an di
benak sendiri.
Prinsip
Konstektual
·
Ke saling tergantungan –
·
Diferensiasi –
·
Pengorgqni-sasian diri
Model
Pembelajaran Kontekstual
-
Konstruktifisme
-
Contructifisme
-
Bertanya (questioning)
-
Menemukan (Inquiri)
-
Masy
belajar (Learning Community)
-
Pemodelan (Modeling)
-
Refleksi
-
Penilaian sebenarnya
Ciri-Ciri
Konstekstual
-
Pengalaman Nyata
-
Kerjasasama,
-
Saling menunjang.
-
Gembira, bergairah.
-
Terintegrasi
-
Menggunakan berbagai sumber
-
Aktif dan kritis
-
Menyenangkan
-
Sharing
-
Guru kreatif
Langkah
Konstekstual
-
Kembangkan pemikiran, bekerja sendiri, menemukan
sendiri, mengkonstruksi sendiri
-
Inquiri semua topik
-
Kembangkan bertanya
-
Belajar kelompok
-
Modeling
-
Refleksi akhir
-
Beri penilaian
Contoh
Konstekstual
Topik : Fungsi
Pasar
KD : Siswa
memahami fungsi dan jenis pasar
Indikator Hasil
: Siswa menjelaskan membedakan, menyimpulkan dan membuat karangan tentang
fungsi dan jenis pasar.
Pola
pembelajaran
- Pendahuluan
- Kegiatan inti
- Penutup
Pembelajaran/pengajaran kontekstual merupakan suatu proses pendidikan yang
holistik dan bertujuan membantu siswa
untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan
materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi,
sosial dan kultural), sehingga siswa memiliki pengetahuan/keterampilan yang
secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan/konteks
ke permasalahan/konteks lainnya.
·
CONSTRUKTIVISME
·
QUESTIONING
·
INQUIRY
·
LEARNING COMMUNITY
·
MODELLING
·
REFLEKSI
·
AUTHENTIC ASSESMENT
PERBEDAAN CTL
& TRADISIONAL
NO.
|
CTL
|
TRADISONAL
|
1.
|
Menyandarkan
pada memori spasial (pemahaman makna)
|
Menyandarkan
pada hapalan
|
2.
|
Pemilihan
informasi berdasarkan kebutuh-an siswa
|
Pemilihan
informasi di-tentukan oleh guru
|
3.
|
Siswa
terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran
|
Siswa
secara pasif menerima informasi
|
4.
|
Pembelajaran dikaitkan dengan
kehidupan nyata/-masalah yang disi-mulasikan
|
Pembelajaran sangat abstrak dan
teoritis
|
5.
|
Selalu mengkaitkan informasi
dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa
|
Memberikan tumpukan informasi
kepada siswa sampai saatnya diperlukan
|
6.
|
Cenderung mengintegrasikan
beberapa bidang
|
Cenderung terfokus pada satu
bidang (disiplin) tertentu
|
7.
|
Siswa
menggunakan waktu belajarnya untuk menemukan, menggali, berdiskusi, berpikir
kritis, atau mengerjakan proyek dan pemecahan masalah (melalui kerja
kelompok)
|
Waktu
belajar siswa se-bagian besar dipergu-nakan untuk mengerja-kan buku tugas,
men-dengar ceramah, dan mengisi latihan yang membosankan (melalui kerja
individual)
|
8.
|
Perilaku
dibangun atas kesadaran diri
|
Perilaku
dibangun atas kebiasaan
|
9.
|
Keterampilan
dikem-bangkan atas dasar pemahaman
|
Keterampilan
dikem-bangkan atas dasar latihan
|
10.
|
Hadiah
dari perilaku baik adalah kepuasan diri
|
Hadiah
dari perilaku baik adalah pujian atau nilai (angka) rapor
|
11.
|
Siswa
tidak melakukan hal yang buruk karena sadar hal tsb keliru dan merugikan
|
Siswa
tidak melakukan sesuatu yang buruk karena takut akan hukuman
|
12.
|
Perilaku
baik berdasar-kan motivasi intrinsik
|
Perilaku
baik berdasar-kan motivasi ekstrinsik
|
13.
|
Pembelajaran
terjadi di berbagai tempat, konteks dan setting
|
Pembelajaran
hanya terjadi dalam kelas
|
14.
|
Hasil
belajar diukur melalui penerapan
penilaian autentik.
|
Hasil
belajar diukur melalui kegiatan akademik dalam bentuk tes/ujian/ulangan.
|
KOMPONEN CTL
·
Membuat hubungan yang bermakna (making meaningful
connections) antara sekolah dan konteks kehidupan nyata, sehingga siswa
merasakan bahwa belajar penting untuk masa depannya.
·
Melakukan pekerjaan yang siginifikan (doing
significant work). Pekerjaan yang memiliki suatu tujuan, memiliki
kepedulian terhadap orang lain, ikut serta dalam menentukan pilihan, dan
menghasilkan produk.
·
Pembelajaran mandiri (self-regulated learning)
yang membangun minat individual siswa untuk bekerja sendiri ataupun kelompok
dalam rangka mencapai tujuan yang bermakna dengan mengaitkan antara materi ajar
dan konteks kehidupan sehari-hari.
·
Bekerjasama (collaborating) untuk membantu siswa
bekerja secara efektif dalam kelompok, membantu mereka untuk mengerti bagaimana
berkomunikasi/berinteraksi dengan yang lain dan dampak apa yang ditimbulkannya.
·
Berpikir kritis dan kreatif (critical and creative
thingking); siswa diwajibkan untuk memanfaatkan berpikir kritis dan
kreatifnya dalam pengumpulan, analisis dan sintesa
data, memahami suatu isu/fakta dan pemecahan masalah.
·
Pendewasaan individu (nurturing individual) dengan
mengenalnya, memberikan perhatian, mempunyai harapan tinggi terhadap siswa dan
memotivasinya.
·
Pencapaian standar yang tinggi (reaching high
standards) melalui pengidentifikasian tujuan dan memotivasi siswa untuk
mencapainya
·
Menggunakan penilaian autentik (using authentic
assessment) yang menantang siswa agar dapat menggunakan informasi akademis
baru dan keterampilannya kedalam situasi nyata untuk tujuan yang signifikan.
TEORI YANG
MELANDASI CTL
·
Knowledge-Based Constructivism,
menekankan kepada pentingnya siswa membangun sendiri pengetahuan mereka lewat
keterlibatan aktif dalam proses belajar mengajar.
·
Effort-Based Learning/Incremental Theory
of Intellegence; Bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar akan
memotivasi seseorang untuk terlibat dalam kegiatan yang berkaitan dengan
komitmen untuk belajar.
·
Socialization;
yang menekankan bahwa belajar merupakan proses sosial yang menentukan tujuan
belajar, oleh karenanya, faktor sosial dan budaya perlu diperhatikan selama
perencanaan pengajaran.
·
Situated Learning;
pengetahuan dan pembelajaran harus dikondisikan dalam fisik tertentu dan
konteks sosial (masyarakat, rumah, dsb) dalam mencapai tujuan belajar.
·
Distributed Learning;
manusia merupakan
bagian terintegrasi dari proses pembelajaran, oleh karenanya harus berbagi
pengetahuan dan tugas-tugas
PENDEKATAN CTL
·
Problem-Based Learning, yaitu
suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai
suatu konteks bagi siswa untuk belajar melalui berpikir kritis dan keterampilan
pemecahan masalah dalam rangka memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi
dari materi pelajaran.
·
Authentic Instruction, yaitu
pendekatan pengajaran yang menperkenankan siswa untuk mempelajari konteks
bermakna melalui pengembangan keterampilan berpikir dan pemecahan masalah yang
penting di dalam konteks kehidupan nyata.
·
Inquiry-Based Learning; pendekatan
pembelajaran yang mengikuti metodologi sains dan memberi ke-sempatan untuk
pembelajaran bermakna.
·
Project-Based Learning;
pendekatan pembelajaran yang memperkenankan siswa untuk bekerja mandiri dalam
mengkonstruk pembelajarannya (pengetahuan dan keterampilan baru), dan
mengkulminasikannya dalam produk nyata.
·
Work-Based Learning; pendekatan
pembelajaran yang memungkinkan siswa menggunakan konteks tempat kerja untuk
mempelajari materi ajar dan menggunakannya kembali di tempat kerja.
·
Service Learning, yaitu
pendekatan pembelajaran yang menyajikan suatu penerapan praktis dari
pengetahuan baru dan berbagai keterampilan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
melalui proyek/tugas terstruktur dan kegiatan lainnya.
·
Cooperative Learning, yaitu
pendekatan pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil siswa untuk bekerjasama
dalam rangka memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.
IMPLEMENTASI
CTL
Sesuai
dengan faktor kebutuhan individual siswa, maka utk dapat
mengimplementasikan pembelajaran dan pengajaran kontekstual guru seharusnya :
·
Merencanakan pembelajaran sesuai dengan perkembangan
mental (developmentally appropriate) siswa.
·
Membentuk group belajar yang saling tergantung (interdependent
learning groups).
·
Mempertimbangan keragaman siswa (disversity of
students).
·
Menyediakan lingkungan yang mendukung pembelajaran
mandiri (self-regulated learning) dengan 3 karakteristik umumnya
(kesadaran berpikir, penggunaan strategi dan motivasi berkelanjutan).
·
Memperhatikan multi-intelegensi (multiple
intelli-gences) siswa.
·
Menggunakan teknik bertanya (quesioning) yang meningkatkan
pembelajaran siswa, perkembangan pemecahan masalah dan keterampilan berpikir
tingkat tinggi
·
Mengembangkan pemikiran bahwa siswa akan belajar lebih
bermakna jika ia diberi kesempatan untuk bekerja, menemukan, dan mengkontruksi
sendiri pengetahuan dan keterampilan baru (contructivism).
·
Memfasilitasi kegiatan penemuan (inquiry) agar
siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui penemuannya sendiri
(bukan hasil mengingat sejumlah fakta)
·
Mengembangkan sifat ingin tahu siswa melalui pengajuan
pertanyaan (questioning
·
Menciptakan masyarakat belajar (learning community)
dengan membangun kerjasama antar siswa.
·
Memodelkan (modelling) sesuatu agar siswa dapat
menirunya untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru.
·
Mengarahkan siswa untuk merefleksikan tentang apa yang
sudah dipelajari.
·
Menerapkan penilaian autentik (authentic assessment).
Sedangkan
berkaitan dengan faktor peran guru, agar proses pengajaran kontekstual
dapat lebih efektif, maka guru seharusnya;
·
Mengkaji konsep atau teori (materi ajar)
yang akan dipelajari oleh siswa.
·
Memahami latar belakang dan pengalaman hidup
siswa melalui proses pengkajian secara seksama.
·
Mempelajari lingkungan sekolah dan tempat
tinggal siswa, selanjutnya memilih dan mengkaitkannya dengan konsep
atau teori yang akan dibahas.
·
Merancang pengajaran dengan mengkaitkan konsep
atau teori yang dipelajari dengan mempertimbangkan pengalaman siswa
dan lingkungan kehidupannya.
·
Melaksanakan pengajaran dengan selalu mendorong siswa
untuk mengkaitkan apa yang sedang dipelajari dengan pengetahuan/pengalaman
sebelumnya dan fenomena kehidupan sehari-hari, serta mendorong siswa untuk membangun
kesimpulan yang merupakan pemahaman siswa terhadap konsep atau teori yang
sedang dipelajarinya.
·
Melakukan penilaian autentik (authentic assessment)
yang memungkinkan siswa untuk menunjukkan penguasaan tujuan dan pemahaman yang
mendalam terhadap pembelajarannya, sekaligus pada saat yang bersamaan dapat
meningkatkan dan menemukan cara untuk peningkatan pengetahuannya.
2. PENDEKATAN KOOPERATIVE
Asumsi =
- GURU PUSAT BELAJAR Siswa sebagai agen pasif ; Siswa dianggap tidak memiliki usaha yang berasal dari dalam diri ; Guru memberi instruksi langsung
- SISWA PUSAT BELAJAR : Siswa memiliki dorongan dari dalam diri --Siswa memproses, menyaring, dan merespon lingkungannya dengan cara yang unik -- Siswa sebagai organisme aktif dan adaptif yang berinteraksi dengan lingkunganny
Pembelajaran Kooperatif =
· Suatu situasi belajar dimana siswa bekerja secara berkelompok
· Juga dipergunakan ketika siswa terlibat dalam aktivitas inkuiri
· Siswa mengidentifikasi dan menganalisis solusi dari suatu problema
· Setiap anggota didorong membantu anggota lainnya dalam menganalisis problema dan memahami informasi
· Memberi sumbangan terhadap pengembangan aspek moral, nilai, dan sikap
Alasan Pembelajaran Kooperatif =
¨ Siswa dapat menghasilkan ide yang lebih banyak dan lebih baik
¨ Siswa memecahkan permasalahan dengan lebih cepat
¨ Siswa menghasilkan solusi yang lebih baik
¨ Siswa lebih produktif
¨ Siswa lebih bersahabat, suka membantu, dan saling memiliki perhatian
¨ Meningkatkan perilaku dalam pemecahan masalah
Ciri – cirri
1. Belajar aktif dlm kelompok
2. Saling berpendapat
3. Keputusan pada diri sendiri
4. Saling ketergantungan positif
5. Tanggungjawab individu
6. Heterogen
7. Berbagi kepemimpinan
8. Berbagi tanggungjawab
9. Menekankan tugas &
kebersamaan
10.Membentuk keterampilan sosial
Prinsip Dasar : Belajar Aktif –
Konstruktivistik – Kooperatif
· Belajar Aktif –
o Keterlibatan intelektual & emosional scr optimal termasuk
keterlibatan fisik
o Kebebasan berdiskusi, mengemuka-kan pendapat/ide, bereksplorasi,
menafsirkan hasil
o Berinteraksi aktif dgn berbagai sumber belajar
o Dosen sbg fasilitator & dinamisator
· Konstruktivistik –
¨ Mahasiswa membangun pengetahuan scr bersama-sama dlm kelompok
¨ Saling memperkaya dlm membangun makna
¨ Pengetahuan ditafsirkan bersama bukan transfer dr dosen
¨
Mahasiswa memunculkan
berbagai sudut pandang
¨ Penafsiran dilakukan dengan berbagai cara
· Kooperatif
·
Mengembangkan keterampilan
berkomunikasi: menyatakan dan menangkap ide dgn benar
·
Tanggung jawab bersama
·
menyelesaikan tugas
·
Membangun dan menjaga
kepercayaan
·
Mengelola konflik atau
perbedaan
·
Mengembangkan kepemimpinan
Pembelajaran Kooperatif (Cooperativ Learning) adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja menghubungkan interaksi yang silih asuh untuk menghindari ketersinggungan dan kesalah pahaman yang dapat menimbulkan permusuhan sebagai latihan di masyarakat.
Landasan Historis : pembelajaran yang menekankan penciptaan interaksi Yang asah asih asuh sehingga tercipta masyarakat belajar (Learning Community)
Ciri-ciri
Kooperatif
-
Ketergantungan positif
-
Interaksi tatap muka
-
Akuntabilitas Individual
-
Ketrampilan menjalin hubungan antar pribadi
Keuntungan
-
Kepakaan Sosial
-
Perilaku Sosial
-
Adaptasi Sosial
-
Terbentuk nilai sosial
-
menghindari
egois
-
Persahabatan
-
Saling membutuhkan
-
Rasa saling percaya
-
Menghormati pendapat
-
Menggunakan ide orang lain
-
Kegemaran berteman
Model
pembelajaran kooperatif
-
Metode STAD
STUDENT
TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TIM SISWA KELOMPOK PRESTASI (SLAVIN, 1995)
Langkah-langkah
:
- Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll)
- Guru menyajikan pelajaran
- Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggotanya yang sudah mengerti dapat menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
- Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu
- Memberi evaluasi
- Kesimpulan
-
JIGSAW
JIGSAW KELOMPOK
AHLI (ARONSON, BLANEY, STEPHEN, SIKES, AND SNAPP, 1978)
Langkah-langkah
:
- Siswa dikelompokkan ke dalam = 4 anggota tim
- Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
- Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
- Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka
- Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh
- Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
- Guru memberi evaluasi
- Penutup
-
Metode GI (Group Investigasi)
Group Investigation
(SHARAN, 1992)
Langkah-langkah :
- Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen
- Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok
- Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas satu materi/tugas yang berbeda dari kelompok lain
- Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif yang bersifat penemuan
- Setelah selesai diskusi, juru bicara kelompok menyampaikan hasil pembahasan kelompok
- Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan
- Evaluasi
- Penutup
3.
Metode Struktural :
a) Mencari pasangan
Langkah-langkah :
-
Setiap siswa mendapat satu pasangan (guru bisa
menunjuk pasangannya atau siswa memilih sendiri pasangannya).
-
Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas
dengan pasangannya.
-
Setelah selesai setiap pasangan bergabung dengan
satu pasangan yang lain.
-
Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan,
kemudian pasangan yang baru ini saling menanyakan dan mencari kepastian jawaban
mereka.
-
Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan
kemudian dibagikan kepada pasangan semula.
b) Bertukar pasangan
Berkirim Salam dan Soal
Langkah-langkah:
-
Guru membagi siswa dalam kelompok berempat dan
setiap kelompok ditugaskan untuk menuliskan beberapa pertanyaan yang akan dikirim ke kelompok lain.
-
Kemudian, masing-masing kelompok mengirimkan satu
orang utusan yang akan menyampaikan salam dan soal dari kelompoknya
-
Setiap kelompok mengerjakan soal kiriman dari
kelompok lain
-
Setelah selesai, jawaban masing-masing kelompok
dicocokkan dengan jawaban kelompok yang membuat soal
Siswa
membuat pertanyaan sendiri sehingga akan merasa lebih terdorong untuk belajar
dan menjawab pertanyaan yang dibuat oleh teman-teman sekelasnya.
Kegiatan
berkirim salam dan soal cocok untuk persiapan menjelang tes dan ujian.
-
Cerita berpasangan
4. Bercerita Berpasangan (Paired-Story telling)
Langkah-langkah:
-
Pengajar memberikan pengenalan mengenai topik yang
akan dibahas dalam bahan pelajaran untuk hari itu. Kemudian siswa dipasangkan
-
Pengajar membagi bahan
pelajaran yang akan diberikan menjadi dua bagian
-
Bagian pertama bahan diberikan kepada siswa yang
pertama sedangkan siswa yang kedua menerima bagian yang kedua
-
Kemudian siswa disuruh membaca atau mendengarkan
bagian mereka masing-masing
-
Sambil membaca/mendengarkan
siswa disuruh mencatat dan mendaftar beberapa kata/frase kunci yang ada dalam
bagian masing-masing.
-
Setelah selesai membaca siswa
saling menukar daftar kata/frasa kunci dengan pasangan masing-masing.
-
Masing-masing siswa berusaha untuk mengarang
bagian lain yang belum dibaca/didengarkan (atau yang sudah dibaca/didengarkan
pasangannya) berdasarkan kata-kata / frasa-frasa kunci dari pasangannya.
-
Siswa yang telah membaca/mendengarkan bagian
pertama berusaha untuk menuliskan apa yang terjadi selanjutnya. Sementara itu
siswa yang membaca/mendengarkan bacaan kedua menuliskan apa yang terjadi
sebelumnya
-
Setelah selesai menulis, beberapa siswa bisa
diberi kesempatan untuk membacakan hasil karangan mereka
-
kemudian pengajar membagikan
bagian cerita yang belum terbaca kepada masing-masing siswa. Siswa membaca
bagian tersebut
Teknik mengajar bercerita berpasangan dikembangkan sebagai pendekatan
interaktif antara siswa,pengajar,dan bahkan pelajaran
Teknik ini menggabungkan kegiatan membaca,
menulis, mendengarkan dan berbicara.
Dalam kegiatan ini siswa dirangsang untuk mengembangkan kemampuan berpikir
dan berimajinatif. Buah pemikiran mereka akan dihargai sehingga siswa merasa
makin terdorong untuk belajar.
-
Dua tinggal dua tamu
Struktur dua tinggal dua tamu memberi kesempatan kepada kelompok untuk
membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lain.
Langkah-Langkah:
- Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok berempat
- Siswa bekerja sama dalam kelompok berempat seperti biasa
- Setelah selesai, dua orang dari masing-masing kelompok akan meninggalkan kelompoknya dan masing-masing bertamu ke dua kelompok lain.
- Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka.
- Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain
- Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka
-
Keliling berkelompok
Keliling kelompok
Dalam kegiatan keliling kelompok, masing-masing anggota kelompok
mendapatkan kesempatan untuk memberikan kontribuasi pada mereka dan
mendengarkan pandangan dan pemikiran anggota yang lain
Langkah-langkah:
- Salah satu siswa dalam masing-masing kelompok memulai dengan memberikan pandangan dan pemikirannya mengenai tugas yang sedang mereka kerjakan
- Siswa berikutnya juga ikut memberikan kontribusinya
- Demikian seterusnya. Giliran bicara bisa dilaksanakan menurut arah perputaran jarum jam atau dari kiri ke kanan.
-
Kancing gemerincing
Tujuan dari teknik ini adalah untuk mengatasi hambatan pemerataan
kesempatan yang sering mewarnai kelompok kerja kelompok.
Teknik belajar mengajar Kancing Gemerincing memastikan bahwa setiap siswa
mendapatkan kesempatan untuk berperan serta.
Langkah-langkah:
1. Guru menyiapkan
satu kotak kecil yang berisi kancing-kancing (bisa juga benda-benda kecil
lainnya)
2. Sebelum
kelompok memulai tugasnya, setiap siswa dalam masing-masing kelompok
mendapatkan dua atau tiga buah kancing (jumlah kancing bergantung pada sukar
tidaknya tugas yang diberikan)
3. Setiap kali
seorang siswa berbicara atau mengeluarkan pendapat, dia harus menyerahkan salah
satu kancingnya dan meletakkan di tengah-tengah
4. Jika kancing
yang dimiliki seseorang habis, dia tidak boleh berbicara lagi sampai semua
rekannya juga menghabiskan kancing mereka
Contoh
pembelajaran kooperatif
-
Pokok bahasan elemen-elemen suatu cerita
-
Pengetahuan dasar
:
a. Cerita
mempunyai tokoh
b. Cerita
mempunyai setting
c. Cerita
mempunyai alur terdiri dari : konflic, krisis, klimaks dan resolusi
3. PENDEKATAN QUANTUM
Cerebral Cortex otak terbagi
menjadi dua belahan
Tugas, fungsi dan ciri setiap belahan otak, berbeda dalam merespon pengalaman belajar.
Keterlibatan otak sebelah kanan lebih tertuju
kepada variabel keseluruhan, holistik, imaginatif,
Belahan otak sebelah kiri lebih berfungsi untuk
mengembangkan berfikir rasional, linear dan teratur.
Emosi terletak dalam ke dua
belahan otak dan memberi warna tertentu terhadap kejadian
belajar yang dialami oleh seseorang. Bila keseimbagan berfungsinya kondisi otak
terjaga, dengan melibatkan emosi, maka terjadilah belajar kreatif.
Pusat Kecerdasan
Cortex Cerebri (Kecerdasan Rasional)
Sistem Limbik (Kecerdasan Emosional)
Lobus Temporalis (Kecerdasan Spiritual
Teori Belahan Otak
Otak Kiri :
•
Logika
•
Kata/bahasa
•
Matematika
•
Urutan
•
Rasional
Otak Kanan :
•
Musik
•
Gambar
•
Warna
•
Imajinasi
•
Kreativitas
Latar Belakang :
} Tokoh utama
adalah Bobbi DePorter tahun 1982.
} Tahun 1982
DePorter mengembangkan pembelajaran
kuantum di SuperCamp, di Kirkwood Meadows, Negara Bagian California, AS.
} Metode ini
dibangun berdasarkan pengalaman dan penelitian terhadap 25000 siswa dan sinergi
pendapat ratusan guru di SuperCamp”,
} Pada Awalnya,
pembelajaran kuantum terutama dimaksudkan untuk membantu meningkatkan
keberhasilan hidup dan karier para remaja di rumah;
} Permintaan
Orang tua para remaja mengadakan program pembelajaran kuantum bagi mereka. “Mereka
telah melihat hal yang telah dilakukan Quantum Learning pada anak-anak
mereka, dan mereka ingin belajar untuk menerapkan teknik dan prinsip yang sama
dalam hidup dan karier mereka sendiri, perusahaan komputer, kantor pengacara,
dan tentu agen-agen realestat mereka.
Dasar Teori Pembelajaran Kuantum
¨ Istilah Kuantum
berbeda dengan fisika kuantum
¨ Kuantum
bermakna “Interaksi-2 yang mengubah energi menjadi cahaya, karena semua
kehidupan adalah energi
¨ Prinsip-2
pembelajaran kuantum merupakan analogi dengan teori relativitas Einstein (E =
mc2), yaitu : Tubuh kita adalah materi, tujuan pelajar adalah meraih sebanyak
mungkin cahaya : interaksi, hubungan, inspirasi agar menghasilkan energi
cahaya.
¨ Akar pandangan
yang menjadi landasan : pandangan teori sugestologi, teori kecerdasan ganda,
teori pemrograman neurolinguistik gender, dan pembel eksperensial (pengalaman)
termasuk didalamnya Teori otak kanan/kiri, teori otak 3 in 1
(visual,auditorial, kinestetik), pendidikan holistik, belajar dengan simbol dan
simulasi atau permainan
Karakteristik Umum
¨
Berpangkal pada psikologi
kognitif, bukan fisika kuantum meskipun serba sedikit istilah dan konsep
kuantum dipakai.
¨
Pembelajaran kuantum lebih
bersifat humanistis, bukan positivistis-empiris, “hewan-istis”, dan atau
nativistis.
¨
Pembelajaran kuantum lebih
bersifat konstruktivis(tis), bukan positivistis-empiris, behavioristis.
¨ Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan
bermakna, bukan sekadar transaksi makna
¨ Pembel kuantum
sangat menekankan pd pemercepatan pembelajaran dengan taraf keberhasilan
tinggi. Berbagai kiat, cara, dan teknik dapat dipergunakan, misalnya
pencahayaan, iringan musik, suasana yang menyegarkan, lingkungan yang nyaman,
penataan tempat duduk yang rileks, dan sebagainya.
¨ Pembelajaran
kuantum sangat menekankan kealamiahan dan kewajaran proses pembelajaran, bukan
keartifisialan atau keadaan yang dibuat-buat.
¨ Pembelajaran
kuantum sangat menekankan kebermaknaan dan kebermutuan proses pembelajaran.
¨ Pembelajaran
kuantum memiliki model yang memadukan konteks dan isi pembelajaran. Konteks
pembelajaran meliputi suasana yang memberdayakan, landasan yang kukuh,
lingkungan yang menggairahkan atau mendukung, dan rancangan belajar yang
dinamis. Isi pembelajaran meliputi penyajian yang prima, pemfasilitasan yang
lentur, keterampilan belajar-untuk-belajar, dan keterampilan hidup.
¨
Pembelajaran kuantum
memusatkan perhatian pada pembentukan keterampilan akademis, keterampilan
[dalam] hidup, dan prestasi fisikal atau material.
¨ Pembelajaran
kuantum menempatkan nilai dan keyakinan sebagai bagian penting proses
pembelajaran.
¨
Pembelajaran kuantum
mengutamakan keberagaman dan kebebasan, bukan keseragaman dan ketertiban.
¨ Pembelajaran kuantum mengintegrasi-kan totalitas tubuh dan pikiran dalam
proses pembelajaran.
Prinsip Utama Pembelajaran
Quantum
¨ Prinsip utama
pembelajaran kuantum berbunyi: Bawalah Dunia Mereka (Pembelajar) ke dalam Dunia
Kita (Pengajar), dan Antarkan Dunia Kita (Pengajar) ke dalam Dunia Mereka
(Pembelajar).
¨ Dalam
pembelajaran kuantum juga berlaku prinsip bahwa proses pembelajaran merupakan
permainan orkestra simfoni. Selain memiliki lagu atau partitur, pemainan
simfoni ini memiliki struktur dasar chord. Struktur
dasar chord ini dapat disebut prinsip-prinsip dasar pembelajaran kuantum.
Prinsip-prinsip dasar ini ada lima macam berikut
ini.
1.
Ketahuilah bahwa Segalanya Berbicara
2.
Ketahuilah bahwa Segalanya Betujuan
3.
Sadarilah bahwa Pengalaman Mendahului Penamaan
4. Akuilah Setiap Usaha yang Dilakukan dalam Pembelajaran
5. Sadarilah bahwa Sesuatu yang Layak Dipelajari
Layak Pula Dirayakan
¨ Dalam
pembelajaran kuantum berlaku prinsip bahwa pembelajaran harus berdampak bagi
terbentuknya keunggulan.
Kunci-2
keunggulan itu sebagai berikut :
1.
Terapkanlah Hidup dalam Integritas
2.
Akuilah Kegagalan Dpt Membawa Kesuksesan
3.
Berbicaralah dengan Niat Baik
4.
Tegaskanlah Komitmen
5.
Jadilah Pemilik
6. Tetaplah
Lentur
7.
Pertahankanlah Keseimbangan
Beberapa Contoh Teknik Model
Pembelajaran Kuantum
1. Peta Konsep
Peta konsep dikembangkan oleh Tony Buzon tahun 1970-an yang
didasarkan pada bekerjanya otak.
Otak kita mengingat informasi dalam bentuk gambar, simbol,
bentuk-bentuk, suara musik dan perasaan.
Otak menyimpan informasi dengan pola dan
asosiasi seperti pohon dengan cabang dan rantingnya, sehingga untuk dapat mengingat kembali dengan cepat apa yang
telah kita pelajari sebaiknya belajar kita meniru bekerjanya otak yaitu seperti
pohon dengan cabang dan rantinnya
disertai gambar, warna simbul pola dan asosiasi, yaitu dalam bentuk peta
konsep/pikiran yang menyerupai pohon.
Langkah-2 teknis
penggunaan peta konsep
¨
Mulai dengan Topik di tengah halaman
¨ Buatlah
Cabang-cabangnya
¨ Gunakan
Kata-Kata Kunci
¨
Tambahkanlah simbol-2 dan
ilustrasi-2 untuk mendapatkan ingatan yang lebih baik.
¨ Gunakanlah
huruf-huruf KAPITAL
¨
Tulislah gagasan-2 penting
dengan huruf-2 yg lebih besar
¨
Hidupkanlah peta pikiran anda
dengan hal-2 yang menarik bagi anda
¨
Garis bawahi kata-2 itu dan gunankan huruf tebal /miring
¨ Bersikap
kreatif dan berani
¨
Gunakan bentuk-2 acak untuk
menunjukkan gasasan-2
¨ Buatlah peta konsep secara horisontal, agar dapat memperbesar ruang bagi
gagasan anda
Cara Membelajarkan Peta
Konsep Secara Klasikal.
Cara pembelajaran dengan peta konsep ini
perlu disajikan dengan metode tugas kerja kelompok. Adapun contoh
langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
¤ Guru melakukan apersepsi dengan pertanyaan
¤ Sajikan gambar
¤ Gunakan pertanyaan tentang segiempat
¤ Sambil bertanya guru mencoba menstrafer jawaban siswa dalam bentuk peta
konsep
¤ Perbaiki peta
konsep yang belum terstruktur menjadi terstruktur
¤ Setelah gambar
peta konsep jadi di papan tulis, guru meminta siswa untuk membuat peta
konsep secara berkelompok berdasarkan
sub-sub materi yang ada, atau menurut apa yang dipikirkan
- Guru
membagi siswa menjadi beberapa kelompok,kemudian siswa kerja kelompok untuk
membuat peta konsep. Batasan waktu misal, 15-20 menit.
¤ Selama siswa
menyusun peta konsep guru keliling untuk memberikan penjelasan jika ada
kelompok yang bertanya.
¤ Guru meminta
siswa untuk membuat matrik konsep, pengelompokkan dan atributnya
¤ Setelah selesai
wakil-wakil kelompok disuruh maju untuk mempresentasikan hasil pekerjaanya.
¤ Jika diperlukan guru perlu memberikan penjelasan terhadap materi yang belum
dapat dipahami siswa.
¤ Berikan masukan terhadap hasil pekerjaan siswa,
¤ Lakukan postest tentang konsep yang dikuasai
¤ Berikan siswa untuk memberikan masukan terhadap cara pembelajaran yang
dilakukan guru sebagai evaluasi untuk pembelajaran pada pertemuan selanjutnya
2. Teknik Memori
Teknik memori adalah teknik memasukkan informasi ke dalam
otak yang sesuai dengan cara kerja otak (brain-based technique). Karena
metode yang digunakan se jalan dengan cara otak beroperasi dan berfungsi, maka
hal itu akan meningkatkan efektivitas dan efisiens otak dalam menyerap dan
menyimpan informasi.
- Melatih Imajinasi
Sekarang coba anda melakukan satu hal. Sambil menutup mata, coba bayangkan
dalam pikiran anda hal-hal berikut ini:
1. Bayangkan sebuah baju kaos tanpa kerah, herwarna merah,
mempunyai satu saku di bagian tengah.
¨
Sekarang bayangkan baju kaos
ini membesar sampai 5 kali dari ukuran semula.
¨
Bayangkan baju kaos ini
mempunyai kepala, kaki dan tangan.
¨
Bayangkan baju kaos ini
mengajak anda berbicara, berkenalan dengan anda.
¨ Bayangkan anda mendengar baju kaos itu berkata, "Hi... Bu guru apa
kabar hari ini? Senang berkenalan dengan anda. Siapa nama anda?" apa anda
hari ini senang mengikuti PLPG? Seriuskah anda? Mengapa anda ngantuk seperti
muridmu? Apa anda ndak malu dengan pengajarnya kalau ngantuk? Kalau ngantuk
makan dulu saja.
b. Teknik Rantaian Kata
Teknik ini
adalah melatih merangkai membuat kalimat/cerita dari kata-kata yang
sudah ada.
Contoh :
1. Semesta
2. variabel
3. Konstanta
4. fungsi
5. persamaan
c. Teknik Plesetan Kata
Teknik plesetan kata digunakan untuk mengingat istilah-2 yang
sulit.
Kata yang dibuat adalah yang mudah dan menarik untuk
diucapkan.
Contoh :
1. Turki /Ankara à Turis Kita, Angker
2. Islandia / Reykjavik à Ikan dia, rejeki apik
d. Sistem Pasak Lokasi
Misalnya anda diminta untuk menghapal cerita nama hewan yang dilindungi di Indonesia
seperti di bawah ini
1.
Bangau Hitam
2.
Biawak Pohon
3.
Burung Udang
4.
Harimau Sumatra
5. Monyet
Hitam
6.
Kakak Tua Raja
7.
Orang Hutan Kalimatan
8.
Jalak putih ?
¨ Karena ada
sepuluh data, maka kita membutuhkan sepuluh lokasi Kita ambil rumah anda
sebagai contoh. Sekarang kita tentukan lokasinya.
1.
Jalan di depan rumah anda
2.
Pintu pagar rumah anda
3.
Halaman depan rumah
4.
Pintu masuk utama
5.
Ruang tamu
6.
Tembok di ruang tamu
7.
Ruang keluarga
8. Lemari es (yang ada di ruang makan)
Sekarang setelah kita
menentukan lokasi, kita akan menempatkan atau mencantolkan data dengan lokasi. Seberapa kuat informasi ini akan tertanam dalam memori anda bergantung pada
dua hal, yaitu
¤ Seberapa baik anda menentukan alur lokasi (harus berurutan).
¤ Seberapa baik anda melakukan visualisasi.
¤ Untuk itu anda harus melakukan atau membayangkan hal berikut ini sewaktu
anda pulang ke rumah. Dalam proses anda masuk ke
rumah, anda melihat hal berikut ini :
1. Bayangkan ada seekor
bangau hitam yang berdiri di jalan di depan rumah anda.
2. Pada pintu pagar rumah
anda ada seekor biawak yang menggigit sebatang pohon (biawak pohon).
3. Dihalaman didepan rumah
anda hinggap seekor burung yang membawa udang diparuhnya (burung udang)
4. Saat mau mau masuk ke
rumah, pintu dijaga oleh seekor harimau
Sumatra yang sedang mengaum
¨
Teknik Akrostik (Jembatan keledai)
Teknik akrostik adalah teknik menghafal dengan cara mengambil
huruf depan dari materi yang ingin diingat dan kemudian digabungkan sehinga
menjadi singkatan atau kata atau kaimat yang lucu.
¨
Contoh:
n
Mejikuhibiniu (Merah, Jingga,
Kuning, Hijau, Biru, Nila, Ungu),
n
Hari libur naik kuda, rabu
kamis free (singkatan dari unsur kimia golongan IA: H, Li, Natrium, K, Cs, Fr)
n Cewek sinting genit senang plembungan(singkatan dari unsur kimia golongan
IV A: C, Si, Gn, Sn, Pb)
Contoh Penerapan Model Quantum
Pada pembelajaran Menggambar grafik
Trigonometri dengan sofware Mathematics
Kegiatan Pendahuluan
1. Memberikan Apersepsi dengan menyajikan Contoh
grafik fungsi trigonometri
2. Memberikan motivasi dengan menjelaskan kegunaan
Sofware Mathematics
3. Menjelaskan tentang pembelajaran yang
diterapkan
Kegiatan Inti
- Menugaskan siswa untuk membaca cara menggunakan sofware
- Guru mendemostrasikan cara menggambar grafik dengan sofware ini.
¨
Beberapa siswa mencoba
latihan penggunaan Sofware Mathematica
¨
Pemberian tugas kepada siswa
secara kelompok untuk melakukan analisis secara konvensional.
¨
Pemberian tugas untuk analisis dengan menggunakan Software
Mathematics Pembelajaran.
¨
Presentasi hasil tugas siswa
secara bergantian dalam diskusi kelas.
¨
Penyampaian tanggapan oleh kelompok lain
Penutup
¨
Penyampaian tanggapan,
evaluasi dari guru terhadap hasil kerja siswa serta ringkasan hasil
pembelajaran.
¨
Post test berupa tugas
analisis data.
¨ Pemberian tugas individu analisis keruangan dengan software Mathematics
Pembelajaran Quantum adalah model pembelajaran
yang merupakan ramuan atau rakitan dari berbagai teori atau pandangan psikologi
kognitif dan pemrograman neorologi/neorolinguistik yang jauh sebelumnya ada.
Pembelajaran Quantum berupaya memadukan,
menyinergikan dan mengkolaborasikan faktor potensi diri manusia selaku
pembelajar dengan lingkungan (fisik- Mental) sebagai konteks pembelajaran
Prinsip pembelajaran Quantum
-
Bawalah dunia mereka ke dunia mrk dan dunia kita
ke dunia mrk
-
Pembelajaran sebagai permainan orkestra sinfoni :
-
Segalanya berbicara
-
Segalanya bertujuan
-
Pengalaman mendahului penamaan
-
Akuilah setiap usaha pembelajar
-
Sesuatu yang layak dipelajari layak dirayakan
-
Harus berdampak bagi terbentuknya keunggulan
-
Tetapkan hidup dalam integritas
-
Akuilah kegagalan bawa kesuksesan
-
Berbicaralah dengan etikat baik
-
Tegaskan komitmen
-
Jadilah pemilik
-
Tetaplah lentur
-
Pertahankan keseimbangan
Karakteristik Quantum
-
Berpangkal pada psikologi kognitif
-
Bersifat humanistis
-
Konstruktifistis
-
Interaksi bermutu dan bermakna
-
Pemercepatan belajar (taraf tinggi)
-
Menekankan kealamiahan dan kewajaran
-
Memadukan konsteks dan isi
-
Pembentukan ketrampilan akademis
-
Nilai dan keyakinan
-
Kebersamaan dan kebebasan
-
Mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam
proses pembelajaran
Teknik Pembelajaran Quantum
-
Peta Konsep
-
Tehnik belajar efektif
-
Tehnik memori :
-
Melatih imajinasi
-
Tehnik rantai kata
-
Teknik plesetan kata
-
Sistem pasak lokasi
-
Tehnik-tehnik akrostik (jembatan keledai)
4. PENDEKATAN TERPADU ( tenatik )
Pembelajaran Terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang memungkinkan siswa baik individual maupun kelompok aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik dengan memadukan beberapa pokok bahasan
Prinsip Pembelajaran Terpadu
- Penggalian tema :
- Tidak terlalu luas
- Bernakna
- Sesuai perkembangan psikologi anak
- Mewadai minat
- Peristiwa otentik
- Dengan kurikulum yang berlaku
- Pengelolaan pembelajaran
- Evaluasi
- Reaksi
Karakteristik Terpadu
- Holistik
- Bermakna
- Otentik
- Aktif :
- Dunia nyata
- Pemahaman terorganisir
- Pengembangkan kemampuan diri
- Memperkuat kemampuan
- Efisiensi waktu
Keunggulan Terpadu
- Pengalaman dan kegiatan relevan dengan tingkat perkembangan
- Kegiatan sesuai kebutuhan anak
- Kemampuan berfikir berkembang
- KMB sesuai lingkungan anak
- Ketrampilan social berkembang.
Model Pembelajaran Terpadu
- fragmented
- Connected
- Nestead
- Sequenced
- Share
- Webbed
- Threathed
- Integratif
- Immersed
- Networked
Teknik Pembelajaran Terpadu
- Integrasi berdasar topik
- Integrasi berdasarkan potensi utama
- Integrasi berdasarkan permasalahan
Langkah Terpadu
- Menentukan tujuan
- Menentukan materi
- Menyusun skenario
- Menentukan evaluasi
a. Perencanaan :
- Menentukan KD
- Indikator dan hasil belajar
b. Pelaksanaan :
- kelas dibagi kelompok
- kegiatan proses
- Pencatatan data
- Diskusi
c. Evaluasi
-evaluasi proses
-Evaluasi ashil
evaluasi psikomotorik
MODEL
PEMBELAJARAN TERPADU (TEMATIK)
A. Pengertian:
n
memadukan beberapa mata pelajaran dalam satu tema
n
bertujuan untuk memberikan pengalaman bermakna
n
memiliki satu tema aktual
n
dekat dengan dunia siswa
n
ada kaitannya dengan kehidupan sehari-hari
n
tema merupakan alat pemersatu materi yang beragam
B. Prinsip
Dasar
n mendukung
tujuan pembelajaran dalam kurikulum
n materi
mempertimbangkan karakteristik siswa: minat, kemampuan, kebutuhan, dan
pengetahuan awal.
C. Prinsip
Penggalian Tema
n
tema tidak terlalu luas
n
dengan mudah dapat memadukan berbagai mata
pelajaran
n
tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan
psikologis anak
n
tema harus dapat menampung sebagian besar minat
anak
n
tema dipilih dengan mempertimbangkan kurikulum
yang berlaku
n
tema dipilih mempertimbangkan ketersediaan sumber
belajar
D. Prinsip
Pengelolaan Pembelajaran
n Guru sebagai
fasilitator dan mediator
n Guru jangan
mendominasi pembicaraan
n Pemberian
tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas
n Guru perlu
mengakomodasi terhadap ide-ide di luar dugaan
E. Prinsip
Evaluasi
n
Siswa melakukan evaluasi diri
n
Guru melibatkan siswa dalam menilai kinerjanya
berdasarkan kriteria yang ditentukan
F. Pentingnya
Pembelajaran Terpadu (Tematik)
n
Dunia anak adalah dunia nyata
n
Proses pemahaman tentang suatu konsep lebih
bermakna
n
Dapat mengembangkan kemampuan diri siswa
G.
Karakteristik Pembelajaran Terpadu
n
Holistik (menyeluruh)
n
Bermakna
n
Otentik (kegiatan secara langsung)
n
Aktif (fisik, mental, dan intelektual)
PROBLEM BASED
LEARNING (PBL)
PBL mengambil psikologi kognitif sebagai dukungan
teoritisnya. Fokusnya bukan pada apa yang sedang dikerjakan siswa (perilaku
mereka), tetapi pada apa yang difikirkan (kognisi mereka). Meskipun kadang
peran guru masih perlu menjelaskan berbagai hal kepada siswa, tetapi guru lebih
harus memposisikan sebagai fasilitator sehingga siswa dapat belajar untuk
berfikir dan menyelesaikan masalah sendiri.
Dewey dan Kelas Berorientasi Masalah
• John Dewey
(Democracy and Education, 1916): Pembelajaran di sekolah hendaknya pusposeful
(memiliki maksud yang jelas) dan tidak abstrak.
• Siswa dibagi
dalam kelompok-kelompok kecil untuk menangani masalah yang mereka minati dan
mereka pilih sendiri
Piaget, Vygotsky, dan Konstruktivisme
• Perspektif
Kognitif Konstruktivistik (Piaget,1963) pelajar dengan umur berapapun terlibat
secara aktif dalam proses mendapatkan informasi dan mengkonstrusikan
pengetahuannya sendiri. Pengetahuan tidak statis, tetapi berubah secara konstan
selama pelajar mengkonstruksikan pengalaman-pengalaman baru yang memaksa mereka
untuk memodifikasi pengalaman sebelumnya.
• Vygostsky
(1978,1994) interaksi sosial dengan orang lain memacu
pengkonstruksian ide-ide baru dan meningkatkan perkembangan intelektual
pelajar.
• Bruner dan
Discovery Learning, model pembelajaran yang menekankan pentingnya
membantu siswa untuk memahami struktur atau ide-ide kunci suatu disiplin ilmu,
kebutuhan akan keterlibatan aktif siswa dalam proses belajar. Pembelajaran
sejati terjadi melalui Personal Discovery.
Tahapan PBL
• Merencanakan
Pelajaran PBL
– Memutuskan
Sasaran dan Tujuan
– Merancang situasi
bermasalah yang tepat
– Mengorganisasikan
Sumber daya dan merencanakan logistik
– Melaksanakan
Pelajaran PBL
• Memberikan
orientasi tentang permasalahan pada siswa
• Mengorganisasikan
siwa untuk meneliti
• Perencanaan
Kooperatif
• Investigasi,
Pengumpulan data dan Eksperimentasi
• Mengembangkan
hipotesis, menjelaskan dan memberi solusi
EVALUASI PBL
• Assessment
performance
• Assessment
portfolio
• Assessment
authentic
• Tes pemahaman,
checklist dan rating skill
1. Menimbulkan dan mempertahankan perhatian
SISWA
2. Menyampaikan kompetensi/tujuan pembelajaran
3. Mengingat kembali prinsip yang telah dipelajari
4. Menyampaikan materi pembelajaran
5. Memberikan bimbingan belajar
6. Memperoleh unjuk kerja SISWA
7. Memberikan umpan balik
8. Mengukur hasil belajar
9. Memperkuat retensi dan transfer belajar
MODEL PEMBELAJARAN
Apa yang
dimaksud dengan Model?
•
Contoh yang dapat ditiru (mis. Perilaku)
•
Tiruan dari benda yang sebenarnya (mis. Globe:
tiruan dari bumi)
•
Kerangka konseptual dalam bertindak.
Model
Pembelajaran?
•
Kerangka konseptual dalam melaksanakan
pembelajaran.
•
Kerangka konseptual yang menjadi pedoman dalam
melaksanakan pembelajaran.
Mencakup:
1. Landasan teori
2. Kompetensi yang dapat dicapai
3. Bidang /topik yang sesuai
4. Langkah-langkah (beragam metode, teknik,
dll)
5. Penilaian kemampuan.
Inovasi
Pembelajaran
Paradigma baru:
•
Beralih dari Teachers’ centered ke Students’ centered
•
Pemeran Utama: siswa Guru:
Fasilitator Belajar: memicu dan memacu ketertantangan siswa untuk
belajar
FAKTOR PENENTU
KUALITAS PEMBELAJARAN
•
Visi, misi, tujuan & rencana operasional yg
fleksibel sebagai rujukan dalam pengembangan program
•
Pemanfaatan sumber daya profesional secara optimal
•
Penerapan sistem ganjaran berdasarkan kinerja
(merit system)
1. KINERJA GURU
·
Mengembangkan Keprofesionalan Secara menerus
·
Menguasai pembelajaran yg mendidik
berorientasi pd siswa
·
Menguasai substansi dan metodologi bidang ilmu
·
Memahami ke-unikan setiap siswa
·
Membangun persepsi & sikap positif siswa dlm
belajar
2. KOMPETENSI
SISWA
·
Mampu membangun kebiasaan berpikir, bersikap dan bekerja produktif
·
Mampu menerapkan pengetahuan, ketrampilan,
dan sikap secara bermakna
·
Mampu memperluas & memperdalam
pengetahuan,ketrampilan dan sikap.
·
Mampu memperoleh & mengintegrasikan
pengetahuan,ketrampilan & sikap.
·
Memiliki persepsi dan sikap positif thd belajar
3. IKLIM
PEMBELAJARAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
berlatih kreatif melaui pembuatan komentar