WONOGIRI, VOICE OF WONOGIRI. (VOW). Apakah anda ingin sehat? Jika iya maka berimanlah kepada Allah s.w.t. Orang yang beriman disayang Allah s.w.t, mungkin
itulah sebabnya kemudian orang yang beriman juga memiliki kondisi
kesehatan yang baik demikian salah satu pernyataanj yang ditulis oleh detik health. Nyatanya, berbagai penelitian menunjukkan bahwa
orang-orang yang memiliki keyakinan dan keimanan yang teguh juga
memiliki kondisi fisik yang lebih prima.
"Keyakinan terhadap
agama bisa mengurangi stres, depresi, dan meningkatkan kualitas hidup,"
kata Dr Harold G. Koenig, profesor psikiatri dan ilmu perilaku di Duke
University Medical Center seperti dilansir Medpagetoday.com, Minggu (19/8/2012).
Data sebuah penelitian yang dimuat American Journal of Health Promotion
tahun 2005 menyimpulkan bahwa orang yang banyak berdoa lebih banyak
mendapat manfaat kesehatan dengan cara menerapkan perilaku yang sehat,
menjalankan antisipasi terhadap penyakit dan lebih puas terhadap
pelayanan kesehatan.
Sebuah penelitian tahun 2006 yang dimuat British Medical Journal juga menemukan bahwa kehadiran dalam sebuah acara keagamaan ternyata berkaitan dengan penurunan risiko penyakit menular.
Menurut
Koenig, adanya keyakinan beragama dan kegiatan spiritual berhubungan
dengan risiko penyakit atau gangguan kesehatan yang lebih rendah,
misalnya stres, penyakit kardiovaskular, tekanan darah, reaktivitas
kardiovaskular, gangguan metabolisme serta dapat menjamin keberhasilan
operasi jantung. Namun di sisi lain, Koenig juga memperingatkan bahwa
cara kerja Tuhan ini tidak dapat diukur dengan cara dan metode apapun.
"Saya
percaya bahwa doa efektif, tapi tidak berfungsi secara ilmiah dan tidak
dapat diprediksi. Tidak ada alasan ilmiah atau teologis atas setiap
efek dari keyakinan yang dapat dipelajari atau didokumentasi,
seolah-olah Tuhan adalah bagian dari alam semesta yang dapat diprediksi.
Ilmu pengetahuan tidak dirancang untuk membuktikan hal-hal yang
supranatural," kata Koenig.
Selain itu, keyakinan terhadap agama
juga telah dikaitkan dengan umur panjang, perkembangan penyakit kognitif
yang lebih lambat dan penuaan yang sehat. Senada dengan Koenig, dr
Robert A. Hummer, profesor sosiologi di University of Texas di Austin
yang berfokus pada hubungan antara agama dan rendahnya risiko kematian
juga memiliki pendapat yang sama.
Hummer merujuk sebuah
penelitian yang melacak beberapa orang berusia 51 - 61 tahun selama 8
tahun untuk mendokumentasikan tingkat ketahanan hidupnya. Penelitian
tersebut menemukan bahwa peserta yang tidak menghadiri acara keagamaan
sama sekali memiliki kemungkinan 64 persen lebih tinggi mengalami
kematian dibandingkan orang yang sering beribadah.
Yang terakhir, kenapa kita-ragu-ragu terhadap Allah s.w.t. Padahal jelas IMAN KUNCI AMAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
berlatih kreatif melaui pembuatan komentar