Aku teringat di kala mengenyam pendidikan di SD-SMP- SMA,bahkan sampai kuliah di pendidikan bahasa Inggris UNS Solo. Sejujurnya aku kurang diberdayakan untuk menjadi sosok yang memiliki rasa percaya diri (self confidence). Terbukti sampai kuliah hampir selesai rasa kurang percaya diriku masih patut dipertanyakan. Terlebih lagi ketika menghadapi puluhan orang.
Kemampuan berbicara bahasaa Inggris dibutuhkan rasa percaya diri yang tinggi. Di antaranya tetep PD walau membuat kesalahan. Keminderan sanagt berpengaruh dengan kompetensi berbahasa. Setelah dierima di jurusan bahasa Inggris, idealnya aku mampu mengungkapkan ide baik secara lisan atau tulisan in English. Namun, kenyataanya aku belum memiliki PD yg bagus walau sudah kuliah. Kayaknya para guru dan dosen miskin teknik dalam membentuk generasi percaya diri. Menurut pendapat subjektifku para siswa kurang dilatih berpendapat secara merdeka. Para siswa juga tidak dilatih dalam mengekspresikan ide-idenya secara bebas baik tulisan maupun lisan Pokoknya yang kurasakan bahwa kami tidak berani beda pendapat, tidak bebas dalam menyampaikan gagasan dll. Ini kenyataan bahwa kami kurang diberdayakan dalam berekpresi. Sosok guru sangat mendominasi pembicaraan. Kadang ujung-ujung siswa dan mahasiswa yang sering disalahkan. Kuliah rasanya bagiku ketakuan tersendiri bila berbeda pendapat dengan dosen.
Dalam proses pembelajarn hidup dan pencarian jati diri, akhirnya aku mencari komunitas di luar pendidikan formal. Alhmdulillah aku mendapat tempat yang cocok di antaranya: salah satu kursus bahasa Inggris di Solo yang memberikan kesempatan para peserta kursus untuk membentung kelompok kecil semacam "English meeting". Di situ kami membahas topik tertentu untuk didiskusikan. Masing-masing anggota secara berturutan supaya mengungkapakan ide walau hanya satu kalimat yang lain menyimak dan menolong mengoreksi cara ucap, diksi dll juga memotivasi supaya semua peserta diskusi bicara dalam bahasa Inggris. Dengan satu moderator ternyata diskusi berlangsung asyik dan tidak terasa meeting berlangsung mengasyikkan dari habis asar sampai menjelang maghrib.
"English meeting" atau diskusi dalam bahasa Inggris membahas masalah sederhana semakin lama juga membosankan, karena topiknya cuma itu-itu saja. Nara sumbernya pun juga terbatas referensinya. Akhirnya sebagian dari peserta yang bosan membentuk suasana baru dalam kelompok yang lebih komplek materi diskusinya. Terbentuklah "PEACE 21". Di situlah diskusi bahasa Inggris lebih berkembang karena peserta diberi naskah bahasa Inggris dan kadang gambar untuk dikembangkan ke diskusi lebih komplek misalnya masalah pemerintahan, politik dan agama. Ternyata suasana yang lebih menantang justru memotivasi diri bagi peserta diskusi semakin memiliki rasa percaya diri dalam menyampaikan pendapatnya.
Sekitar sepuluh tahun telah berlalu, aku mendapatkan pengalaman berharga baik di "English meeting club maupun di PEACE 21. Pengalaman adalah guru terbaik. Kini aku telah menjadi guru bahasa Inggris. Sedikit banyak pengalaman yang lalu sebagai modal aku dalam bekerja. Aku akan berusaha mengahantarkan peserta didik supaya memiliki rasa percaya diri.
Kini sudah lumayan terbukti, para siswa sudah banyak yang memiliki rasa percaya diri dalam menyampaikan gagasan baik lisan maupun tulisan. Dalam pembinaan peningkatan kemampuan bicara bahasa Inggris. Para siswaku jauh lebih maju dibanding aku di masa kuliah jrusan bahasa Inggris. Para siswa di SMAN1 Girimarto sudah dibekali LIFE SKILL khususnya keterampilan yang bisa diandalkan dalam memasarkan barang, menerangkan sesuatu atau menjadi presenter bahasa Inggris. Aku juga menekankan bahwa para siswa harus ditekankan bahwa pembelajaran bahasa Inggris adalah pemebelajaran yang membutuhkan praktik tidak hanya teori. Sebagai tugas wajib para siswa juga diwajibkan mendokumentasikan dalam bentuk CD. Banyak di antara video karya anak telah aku upload di you tube.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
berlatih kreatif melaui pembuatan komentar