Tak ada manusia sempurna, itulah keyakinanku. Demikan juga pengakuan Jamil Az zaini. Jamil Azzaini dalam salah satu buku Sukses Mulia, dia berkisah bahwa di masa lalunya dia hidup dalam kemiskinan. Untuk biaya makan dan sekolah sangat susah. Sudah terbiasa ortunya berhutang dengan tetangga.
Di suatu kesempatan ibunya Jamil kehilangan uang untuk mengangsur utang. Dia tidak mengetahui siapa yang mengambil, karena memang di rumah tersebut sudah terbiasa banyak orang." Sopo sing njupuk duitku harus ngaku dan mengembalikan, siapa yang tidak ngaku pasti kualat. Sebab duit iku arep kanggo nyaur utang!"
Jamil diam saja. Dia takut karena yang mengambil uang, memang Jamil. Uang hasil curian digunakan Jamil sebagian untuk kepentingan sekolah yang lain untuk jajan.
Puluhan tahun berlalu. Jamil sudah memiliki anakdan istri. Di suatu kesempatan istrinya sakit dan dirawat di RS. Jamil harus mengeluarkan biaya tinggi, bahkan untuk satu suntikan saja harus keluar jutaan rupiah. Dokter pun ditanya tentang jenis penyakitnya. Namun, dokter belum bisa menemukan jenis penyakitnya.
Jamil merasa ini adzab hidup. Akhirnya dia teringat bahwa dulu pernah mencuri uang ibunya, dan dia belum pernah meninta ridlonya. Jamil berinisiatif menelpon ibunya, "Ibu apa masih ingat kalau puluhan tahun yang lalu pernah kehilangan uang? Ibunya menjawab "Pasti aku tidak pernah lupa" ' " Bu yang mengambil uang itu aku , Jamil, Aku mohon maaf!". "OOh ya ternyata yang mengambil anakku sendiri, Jamil. Oh ya aku cabut kalimat kutukanku, aku minta ampun, sudah kucabut!. Sekali lagi kutukanku sudah kucabut"
Luar biasa, setelah Jamil dengan jujur menyampaikan permohonan maaf ke ibunya, dan ibunya memaafkanya, Penyakit istrinya sudah ditemukan jenisnya dan diobati oleh dokter, akhirnya sembuh juga.
Dari kisah di atas. Kita bisa mengambil hikmah "hati-hati dengan perbuatan dzalim yang telah kita lakukan, sering dampaknya akan menyusul kemudian"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
berlatih kreatif melaui pembuatan komentar