Ramadlan berlalu, kehidupan baru berawal. Hidup ini terasa berjalan sangat cepat. Mengawali puasa di bulan ramadlan seperti kemarin sore, kini tinggal kenangan. Setelah puasa mestinya banyak prestasi bisa diraih.
Puasa diibaratkan event penggemblengan. Di saat orang kebanyakan mengumbar nafsu birahi dan nafsu makan, orang yang beriman dibelajarkan oleh Allah untuk menjadi manusia tangguh yang tahan godaan. Maka, wajar sekali bagi yang puasa sungguh-sungguh karena iman pasti akan mudah baginya mendapat keluarbiasaan, kesuksesan, kebahagian. .Namun, bagi yang berpuasa kurang sungguh-sungguh, berpuasa hanya sebagai gaya, mereka tanpa mengejar kualitas puasa, pasti mereka hanya mendapat haus dan lapar saja.
Lebaran berlalu, bagi kita yang berpuasa dengan niat ikhlas tinggal membuktikan saja bahwa muali tanggal satu syawal akan menjadi manusia baru dengan semangat baru, prestasi hidup baru, ibadah yang semakin bermutu, upaya peningkatan budi pekerti dan menyantuni orang lain mestinya juga semakin maju dll. yang jelas kita sebagai orang yang merasa berpuasa ditantang bahwa puasa kita memang berhasil.
Bagi yang tidak beriman, puasa adalah penyiksaan. Mereka berpendapat hidup sekali kok disiksa. Itulah dalil orang yang tidak atau belum mendapat hidayah. Padahal kalau dipikir lebih jauh, banyak sekali manfaat bagi kesehatan lahir dan bathin dari proses puasa. Ini sungguhanbanyak kasus pada sahabatku yang rajin puasa senin- kamis justru lebih sehat dibanding sebelum rajin puasa. Tapi aku juga punya sahabat yang malas prihatin justru sering sakit-sakitan. Lambung adalah gudang penyakit. Tanpa pengaturan salah satunya melalui puasa, ribuan penyakit akan bersarang pada tubuh kita. Selanjutnya terserah Anda bagi yang malas beribadah melalui puasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
berlatih kreatif melaui pembuatan komentar