Kalau bicara masalah ketidakenakan hidup, aku sudah mengalami puluhan tahun lamanya. Akupun bisa merasakan bahwa ortuku juga mengalami hidup tidak enak juga. Tidak enak di sini adalah kata halus dari kemelaratan/ kemiskinan . Menurutku kemelarataan di masa laluku salah satu penyebabnya: kebodohan/ miskin ilmu.
Memang, banyak rumah tangga di desaku yang didominasi oleh orang-orang miskin. Mereka hidup di daerah tandus. Mereka adalah penggarap sawah tadahan/ setahun sekali dalam panen. Kami hidup berlama-lama miskin karena memang sudah terbiasa, hidup miskin bersama banyak teman dan saudara. Sehingga rasanya tidak begitu berat. Hidup kami dulu itu hidup tanpa perubahan. Di sini kuidentikkan bahwa hidup kami waktu itu hidup tanpa kreativitas, pencerahan dan inovasi. Penyebabnya adalah miskin ilmu. Orang tua ku juga bukan orang terpelajar. Ibuku buta huruf, kalau ayahku sedikit-sedikit bisa membaca.
Di waktu kecil sekitar kelas dua SD, aku sudah bisa membayangkan betapa enaknya menjadi orang yang pintar, kreatif, berguna, terpelajar dan tidak miskin. Aku masih ingat di buku -buku bacaan di sekolah yang bercerita tentang asyiknya menjadi keluarga yang berilmu dan tidak terlalu miskin.
Memang saat itu sempat kuimpikan bahwa aku suatu saat nanti harus menjadi orang yang berilmu. Berilmu di sini identik dengan keteraturan, kemakmuran, keasyikan, kemanfaatan, keberkahan, banyak hiburan, kebersihan, kesehatan dll.
Kini aku sudah berkeluarga lebih dari dua belas tahun. Kehidupanku sudah semakin baik Insya Allah. Aku harus bersyukur, tidak lagi miskin seperti dulu Aku ingin berbagi walau hanya cerita sederhana, walau mungkin dianggap kurang berguna. Tidak apa-apa, aku menulis aku menjadi bahagia. Akupun senang memotivasi diri, keluarga dan juga orang lain supaya tidak merasa nyaman menjadi pribadi yang miskin ilmu. Miskin ilmu sangat dekat dengan kesengsaraan hidup. Walau belum sampai posisi ideal, kini aku sudah ada peningkatan dibanding dengan masa laluku. Sayangnya ayahku sudah meninggal beberapa tahun lalu. Kini tinggal ibu yang masih bisa merasakan dan membandingkan masa lalu dan masa sekarang. Betapa pahitnya masa lalu kami. TIDAK ENAK MENJADI ORANG BODOH ATAU MISKIN ILMU.
Melalui tulisan ini, aku memotivasi diri dan keluarga untuk cinta ilmu. Kalau ilmu sudah didapat banyak rezeki yang bisa diperoleh. Minimal orang yang berilmu tidak menjadikan dirinya beban untuk orang lain. orang berilmu dipastikan lebih mampu berbagi, juga dalam menjemput rezeki.
Namun, bagi orang yang miskin ilmu, apa yang mau dibagikan? Dia sendiri membutuhkan perhatian. Maka dengan ilmu nasib, kedudukan, kepercayaan, kemakmuran Insya Allah meningkat. Janji Allah swt.: akan diangkat derajatnya oleh Allah bagi oran-orang yang beriman dan berilmu. (Q. S. Mujadalah ayat 11)
Melalui tulisan ini, aku memotivasi diri dan keluarga untuk cinta ilmu. Kalau ilmu sudah didapat banyak rezeki yang bisa diperoleh. Minimal orang yang berilmu tidak menjadikan dirinya beban untuk orang lain. orang berilmu dipastikan lebih mampu berbagi, juga dalam menjemput rezeki.
Namun, bagi orang yang miskin ilmu, apa yang mau dibagikan? Dia sendiri membutuhkan perhatian. Maka dengan ilmu nasib, kedudukan, kepercayaan, kemakmuran Insya Allah meningkat. Janji Allah swt.: akan diangkat derajatnya oleh Allah bagi oran-orang yang beriman dan berilmu. (Q. S. Mujadalah ayat 11)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
berlatih kreatif melaui pembuatan komentar