Wah ini baru gayeng dan banjir komentar yang berhubungan dengan pencapresan Joko Widodo dan Prabwo Subianto dalam ajang PILPRES 2014.
Aku telah membaca beberapa tulisan baik melalui blog maupaun Fb berkenaan dengan rekam jejak masing masing capres. Aku bisa mengira-ira bahwa info yang diterima oleh penulis tidak selamanya benar. Para penulis pun juga manusia. Ya, wajar kalau komentar para penulis ada yang pas, agak pas dan kurang pas. Tapi yang jelas, kita memang punya hak sebebas-bebasnya untuk menyoroti calon presiden kita. Ya tentu, ini konsekuensi kita hidup di zaman reformasi dan transparansi.
Kutemukan juga para penulis mengomentari dengan sangat emosi,sehingga kata-katanya kurang terkendali. Aku heran juga kenapa demikian emosinya penulis dalam mengunkapkan gagasannya. Sejauh aku tahu kedua capres bagus semua. Ada titik-titik positif dan negatif di antara mereka. Pokoknya kalau bicaramasalah idealisme, aku yakin keduanya tidak seideal yang dibayangkan para pendukungnya.
Aku sempat terheran-heran juga. Ada para pendukungnya rela mengupload poto terbaik dari yang didukung, juga mengupload poto yang terjelek dari yang dibenci. Dan lebih jauh lagi ada yang menyebarkan berita yang tidak benar. Karena ada juga para penulis yang cuma ikut-ikutan nulis, tanpa bukti akurat.
Kalau aku sih santai saja. Aku sadar sih, siapa aku ini. Mau presidennya tokek apa buaya. Aku yakin kondisi Indonesia ya seperti biasa. Apalagi tentang nasibku dan keluargaku. Saya yakin tidak banyak berubah.
Ya mungkin inilah nasib orang kecil, potensi kecil, gaji kecil, ide kecil, nyali kecil, dan aku adalh hasil didikan dari orang-orang kecil Akhirnya aku berkesimpulan kayaknya aku lebih aman TIDAK IKUT-IKUTAN BERKOMENTAR dengan orang-orang besar. Atas keterbatasanku, sehingga aku termasuk penakut dalam membuat kesalahan. Aku juga takut jatuh atau kejatuhan barang besar. Inilah alasan orang pencari aman.
Aku juga pernah mendapat berita miring dari kedua calon presiden. Entah beritanya benar atau salah, yang jelas pemberi info mengatakan: "Mas jangan sampai kita salah pilih, pilihan kita menentukan nasib bangsa". Sekali lagi karena keterbatasanku, aku tidak ikut-ikutan berkomentar. Alasanku daripada aku keliru, diam lebih aman.
Aku menyimpulkan bahwa berita yang salah bisa dikatakan BLACK CAMPAIGN. Kalu ternyat tidak benar aku bertanya-tanya, " Apa tidak dosa ya bagi penyebar berita bohong?.
Sekali lagi aku tidak ikut-ikutan berkomentar dengan CAPRES INDONESAI RAYA, karena keduanya hebat-hebat.
Tulisan ini bukan berarti untuk menggembosi bagi para pembaca dalam menulis. Pokoknya aku memotivasi para pengguna internet jangan hanya menjadi pembaca, jadilah penulis. Namun ini cuma memberi masukan supaya jangan menjadi orang yang suka ikut-ikutan berkomentar. "Berkreatiflah!". Untuk menjadi penulis hebat perlu proses. Dan inilah preosesku dalam menulis di blog pribadiku.
Tulisan ini bukan berarti untuk menggembosi bagi para pembaca dalam menulis. Pokoknya aku memotivasi para pengguna internet jangan hanya menjadi pembaca, jadilah penulis. Namun ini cuma memberi masukan supaya jangan menjadi orang yang suka ikut-ikutan berkomentar. "Berkreatiflah!". Untuk menjadi penulis hebat perlu proses. Dan inilah preosesku dalam menulis di blog pribadiku.
SALAM SUKSES SEJATI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
berlatih kreatif melaui pembuatan komentar