Dendam dalam bahasa Arab disebut hiqid, kurang lebih bermakna permusuhan didalam batin dan menanti-nanti waktu yang
terbaik untuk melepaskan rasa tersebut.
Dendam adalah gonjangan batin, sebagaimana dengki tentu merupakan penyakit jiwa yang berbahaya yang akan merusak pahala kebaikan. Penyakit jiwa ini pun diyakini oleh banyak ahli akan berpengaruh kepada penyakit fisik (baca: psikosomatis).
Bagaimana tentang DENDAM POSITIF?
Memangnya ada ya dendam positif ?. Anggap saja ada, ini kan bisa dijadikan sebagai kekayaan bahasa.
Menurutku dendam positif berkebalikan dengan HIQID. Setahuku, dendam negatif (baca; hiqid) adalah penyakit hati dalam keinginan membalas hinaan, celaan, fitnahan, kedzaliman, kesombongan dsb. dengan balasan negatif yang minimal serupa atau membalas kedzaliman tersebut dengan bobot lebih berat. Contoh kita didzalimi sekali, karena kita dendam kita balas mendzalimi dua kali. dsb.
Kalau dendam positif tentu bukan penyakit hati. Namun, ini berupa istilah dorongan dan kemauan dalam menanggapi suatu hinaan, celaan, pendzalimn yang menimpa seseorang dijadikan sumber kekuatan atau energi untuk menjadi semakin lebih baik.
Sebagai contoh tentu sangat banyak. Salah satunya adalah dari kisah motivator Mas Jamil Azzaini. Beliau dan ortunya pernah dihina oleh orang kaya dikampungnya, ketika mau pinjam uang Rp. 150.000 untuk membayar uang muka kuliah di IPB karena keterima program penyaringan bibit unggul daerah. Boro-boro , si kaya mau meminjaminya, dia malah mengeluarkan kata-kata kasar.
Mas Jamil berhati mulia. Inilah bagian dai dendam positifnya. Justru karena kemiskinannya dan penghinaan yang diterimanya. Beliau bercita-cita tinggi dan mulia menjadi orang kaya dan dermawan tidak seperti orang kaya di kampungnya yang pernah menghinanya. Alhamdulillah doanya terkabul. Singkat cerita, lebih dari sepuluh tahun kemudian. Mas Jamil menjadi orang kaya, dan orang yang menghina pernah menjadi bawahannya.
Kalau Maskatno Giri sendiri apakah termasuk orang yang memiliki dendam negatif atau positif?
Walau aku sendiri bukan termasuk orang yang berhati malaikat, namun aku ingin mencotoh perilaku nabi yang jauh dari dendam negatif. Aku pun ingin menjadi sukses sejati dengan mengobarkan sifat dendam positif.
Kalau mas Jamil dihina, akhirnya bisa kaya dan dermawan. Waduuuh, kalau aku dihina juga pernah, direndahkan pernah, sayangnya untuk menjadi kaya kok ya susaaah bangeet. Yang jelas aku tidak boleh putus asa, harus terus menerus berdoa, agar aku bisa sukses di dunia dan di akherat.
Sebetulnya sih, aku ingin sekali menjadi orang yang kaya dan dermawan. Aku pun sudah belajar banyak dari motivator Mas Jamil Azzaini. Sayangnya Allah masih menunda kelimpahan kekayaan ada padaku. Mungkin ini belum waktunya. Waktu dan uangku baru banyak untuk nyaur utang.
Semoga dendam positifku akan terbayarkan seperti kisah mas Jamil Azzaini.
Salam sukses sejati
Semoga dendam positifku akan terbayarkan seperti kisah mas Jamil Azzaini.
Salam sukses sejati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
berlatih kreatif melaui pembuatan komentar