Flash back!. Kemiskinan sudah lama melekat di kehidupanku. Kalau sekarang ya sudah lumayan meningkat laah.
Aku memang belum kaya raya. Namun, alhamduillah minimal aku sudah mampu mandiri. Di rumah tannggaku, aku adalah tulang punggung keluarga. Aku harus memberi nafkah dengan satu istri (sebagai ibu rumah tangga), ibu kandungku (sekitar 90 th) dan empat anak.
Saat ini aku menunggu waktu mengantuk. Aku merenung. Setelah merenung dan membaca-baca lewat berbagai media aku punya ide untuk mendapatkan income. Banyak sekali ide yang terlintas untuk meningkatkan penghasilan yakni dari berbagai kesempatan lomba (lomba menulis cerita, artikel dan surat), sebagai pemasar dan pemasok barang dan juga guru les. Lebih jelasnya bahwa ternyata kesempatan untuk mencari uang sungguh sangat luas sekali.
Aku memang belum kaya raya. Namun, alhamduillah minimal aku sudah mampu mandiri. Di rumah tannggaku, aku adalah tulang punggung keluarga. Aku harus memberi nafkah dengan satu istri (sebagai ibu rumah tangga), ibu kandungku (sekitar 90 th) dan empat anak.
Saat ini aku menunggu waktu mengantuk. Aku merenung. Setelah merenung dan membaca-baca lewat berbagai media aku punya ide untuk mendapatkan income. Banyak sekali ide yang terlintas untuk meningkatkan penghasilan yakni dari berbagai kesempatan lomba (lomba menulis cerita, artikel dan surat), sebagai pemasar dan pemasok barang dan juga guru les. Lebih jelasnya bahwa ternyata kesempatan untuk mencari uang sungguh sangat luas sekali.
Kita sebaiknya berpikir lebih jauh: salah siapa kalau kita menjadi miskin atau tidak punya uang?
Allah SWT adalah Maha Kaya. Dia telah menyebar rezki di dunia, kita tinggal menjemputnya. Apabila kita belum kaya, saya pikir kita tidak perlu menyalahkan orang lain atau diri sendiri atau lebih jauh lagi menyalahkan Tuhan.
Barangkali salah satu penyebab kita awet hidup dalam kemiskinan adalah kita belum secara maksimal dalam mengembangkan diri. Kita mungkin masih asyik dalam kemalasan.
Hampir tiap hari kulihat banyak wanita tua mencari barang bekas, di antaranya adalah bungkus plastik kresek. EEh ternyata belum ada sehari sudah terkumpul banyak. Dipastikan plastik bekas tersebut akan ditukar dengan uang. Belum lagi barang rongsokan yang lain.
Di kesempatan lain aku melihat banyak orang laki-laki sehat nongkrong sambil ngobrol ngalor ngidul. Bahkan banyak di antaranya orang-orang terpelajar. Pernah juga sekilas aku mendengar obrolannya; "Wah sekarang cari pekerjaan semakin susah".
Bagi yang masih mampu berpikir normal dan cerdas, akan bisa menyimpulkan mana yang lebih mulia di antara wanita tua yang sudah mulai lemah tapi mau kreatif bekerja dibandingkan para lelaki yang sehat tapi suka nongkrong-nongkrong saja?
Apakah ini bukan suatu kebodohan saja, kalau kita berlama-lam hidup dalam kekurangan atau kemiskinan. Mari kerja, kerja dan kerja. Kerja adalah ibadah.
Salam sukses sejati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
berlatih kreatif melaui pembuatan komentar