Saat ini di laptopku menunjukkan pukul 22:41. Sudah malam sebetulnya. Mau tidur belum bisa. Padahal tadi pagi sampai malam full kegiatan: pagi jagong manten di gd Al Irsyad Ps Kliwon Solo, dilanjut mendatangi arisan keluarga di Cemani, dan malam diundang pertemuan rapat komitee di Sekolah MIN Telukan. Pokoknya jadwal padat.
Melamun pasti banyak sia-sianya. Aku harus memutuskan kegiatan apa yang lebih efektif menjelang tidur. Thing ! Ternyata aku punya ide menulis saja. Pokoknya menulis saja Insya Allah waktuku pasti lebih efektif.
Teringat saat SMA puluhan tahun yang lalu. Saat-saat jam seperti ini aku masih belajar sambil mendengarkan musik lagu-lagu barat. Aku " memaksakan" diri belajar matematika, fisika, kimia pokoknya yang ilmu pasti sampai tengah malam. Karena aku malu kalau kemampuan ilmu pastiku terlalu kurang.
Eeeeh ternyata, setiap ulangan aku memang sering mendapat nilai kurang memuaskan. Maksudnya aku bukan ternmasuk 5 besar dari semua siswa di kelasku jurusan A1/ IPA (yang didominasi para juara kelas waktu kelas 1 SMA).
Dianggapnya aku orang pintar oleh guruku, maka aku digabungkan di dalam kelas unggulan A1. Padahal aku sebenarnya biasa-biasa saja.
Terlalu sering belajar ilmu pasti, tapi tak bisa berprestasi. Terus terang, aku jarang belajar Ilmu sosial dan bahasa saat di SMA. Tapi aku cuma meraba-raba bahwa bakatku memang bukan di ilmu-ilmu pasti.
Pikiranku terlalu rumit dan ruwet. Terkadang aku sulit mengendalikan, karena pikiranku cenderung melompat-lompat ke sana-kemari. Tapi, aku sadar bahwa aku punya kelebihan "BERKREATIF" daripada berhitung secara runtut. Kayaknya aku tepat di jurusan sosial dan seni. Tapi, kini sudah terlanjur aku ditempatkan di jurusan IPA. Sambil berjalannya waktu aku bersedia saja menjalaninya.
Pikiranku terlalu rumit dan ruwet. Terkadang aku sulit mengendalikan, karena pikiranku cenderung melompat-lompat ke sana-kemari. Tapi, aku sadar bahwa aku punya kelebihan "BERKREATIF" daripada berhitung secara runtut. Kayaknya aku tepat di jurusan sosial dan seni. Tapi, kini sudah terlanjur aku ditempatkan di jurusan IPA. Sambil berjalannya waktu aku bersedia saja menjalaninya.
Setelah lulus SMA, aku menyimpulkan aku kurang berbakat di ilmu pasti. So, aku mendaftar UMPTN di jurusan Pend bhs Inggris UNS. Alhamdulillah aku diterima. Karena belum ada HP, ortuku baru tahu kalau aku kuliah setelah beberapa bulan kemudian
Di jurusan bahasa Inggris pun aku juga ketinggalan materi pelajaran. Aku sadar juga, sejak di SMA aku jarang sekali belajar bhs Inggris. EEeh ternyata teman-temanku di jurusan bhs, Inggris sudah lancar dalam bicara dan tata tulis. So kau tertinggal prestasi lagi. Nasiib- nasiiib, kok serba ketinggalan to ya aku ini?". Setelah semester dua, aku memutuskan untuk kursus bahasa Inggris. Maka sejak ikut kursus, aku agak bisa mengikuti.
Sebetulnya, aku ah sud ngrumangsani, ortuku sudah tua dan miskin. Maka kuputuskan aku harus kerja keras dan berprestasi. Sayangnya untuk berprestasi sangaaat berat.
Setahunya ortuku, aku merantau ke Solo cuma kerja dan kursus. Ortuku tak membekaliku materi atau uang sama sekali. Beliau hanya meling nasihat "jadi orang itu yang jujur pasti mujur'. Mereka tidak mampu mebiayai sekolahku. Walau aku punya banyak kakak. Aku bertekat hidup mandiri.
Untuk bayaran sekolah aku mencari sendiri secara total. Ini benar-benar terjadi padaku sejak SMA sampai kuliah. Aku memang sudah memiliki bisnis koran. ..Oooh ya aku lupa aku juga sering juga kerja srabutan salah satunya aku menjadi tukang NGguyang Sepur di dekat stasiun Balapan. Sejak remaja sudah terbiasa bangun pagi. Sholat shubuh dan loper koran. Alhamdulillaah.Aku mendapat untung dan bisa menyelesaikan sampi lulus dari S1 bahasa Inggris UNS.
Jujur kusampaikan. Beban hidupku terasa berat. Mikir tugas-tugas kuliah saja berat, masih ditambah mikir makan, setoran koran. Waaah pokonya berat dan sempoyongan aku menjalaninya. Motivasiku aku segera lulus, walau nilai pas-pasan saja. Bukti atas beban berat hidupku tercermin dari tampilan tubuhku yang hitam dan krempeng.
Sering juga sih, aku menangis saat melihat kaka-kakak tingkat sudah memakai toga wisuda di depan kampus . "Yaa Allah, berilah kemudahan aku bisa mnyelesaikan kuliahku. Aku malu kalau aku harus mundur"
Setahunya ortuku, aku merantau ke Solo cuma kerja dan kursus. Ortuku tak membekaliku materi atau uang sama sekali. Beliau hanya meling nasihat "jadi orang itu yang jujur pasti mujur'. Mereka tidak mampu mebiayai sekolahku. Walau aku punya banyak kakak. Aku bertekat hidup mandiri.
Untuk bayaran sekolah aku mencari sendiri secara total. Ini benar-benar terjadi padaku sejak SMA sampai kuliah. Aku memang sudah memiliki bisnis koran. ..Oooh ya aku lupa aku juga sering juga kerja srabutan salah satunya aku menjadi tukang NGguyang Sepur di dekat stasiun Balapan. Sejak remaja sudah terbiasa bangun pagi. Sholat shubuh dan loper koran. Alhamdulillaah.Aku mendapat untung dan bisa menyelesaikan sampi lulus dari S1 bahasa Inggris UNS.
Jujur kusampaikan. Beban hidupku terasa berat. Mikir tugas-tugas kuliah saja berat, masih ditambah mikir makan, setoran koran. Waaah pokonya berat dan sempoyongan aku menjalaninya. Motivasiku aku segera lulus, walau nilai pas-pasan saja. Bukti atas beban berat hidupku tercermin dari tampilan tubuhku yang hitam dan krempeng.
Sering juga sih, aku menangis saat melihat kaka-kakak tingkat sudah memakai toga wisuda di depan kampus . "Yaa Allah, berilah kemudahan aku bisa mnyelesaikan kuliahku. Aku malu kalau aku harus mundur"
Allah Maha Melihat, aku mungkin sudah diTITENi olehNya. Dan berusha hidup jujur, walau kejujuranku tidak 100% sempurna, ya paling tidak 95% lebih laah. Aku bukan tipe anak yang suka berbuat macam-macam. Kegiatannya cuma kerja-kerja dan belajar. Dan bagiku kerja pisikku cukup melelahkan juga. Maksudnya pagi sudah "gobyos' kelelahan, kadang sering tidak mandi pagi dan langsung pergi ke sekolah/ kuliah. Maungkin kelelahanlah mengurangi prestasiku.
Allah Maha Kasih dan Adil. Saat kuliah Allah menunjukkan jalan kemudahan. Walau nilai pas-pasan, aku tidak sulit mencari kerja. Saat kuliah diberi kesempatan belajar menjadi guru SD. So Aku mendapat uang tambahan sebagai guru SD. Alhamdulillah lagi aku mendapat dua beasiswa. Salah satunya beasiswa TID / ikatan dinas. Tawaran yang baik, pokoknya kuterima.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
berlatih kreatif melaui pembuatan komentar