Tetap bertahan. Sekitar tiga hari yang lalu udara terasa dingin sekali. Secara fisik sebetulnya mengganggu. Ternyata tubuhku tidak sekuat yang kuharapkan. Aku terkena flu (batuk dan pilek). Mungkin karena aku harus menempuh perjalanan ratusan km dari rumah ke tempat kerja PP.
Kemarin siang adalah puncak dari rasa sakitku. Tenggorokkanku rasanya panas sekali. Ini memang sudah terbiasa bagiku bila mengawali terkena serangan flu. Menurut godaan nafsu mau membatalkan puasa. "Eeeeh jangan! Sakitmu tidak berat! Bertahan saja dan berdoa semoga lekas sembuh!" Itulah bisikan malaikat.
EEEh ternyata sakitku sekarang agak mendingan. Setelah maghrib, aku minum obat flu dari warung kayaknya cocok. Alhamdulillah.
Puasa mengajarkan kejujuran. Walau tidak ada orang yang melihat, sebagai orang yang beriman harus tahan godaan. Alhamdulillah aku kuat mempertahankan kejujuran di saat puasa. Walau aku tidak dilihat orang, aku tidak minum seteguk airpun walau kehausan. Inipun juga dilakukan oleh jutaan orang yang beriman. Kita orang yang beriman harus yakin bahwa kunci kesuksesan adalah kejujuran karena pertimbangan keimanan. Namun, itupun sebetulnya belum cukup untuk meraih kesuksesan jangka panjang, iman harus ditambahi dengan istiqomah (konsisten).
Apakah aku pernah tidak jujur? Ya pasti tak ada manusia yang sempurna 100% jujur. Kita orang yang beriman harus berusaha mendekati 100% jujur, tentu kalau ingin mujur. Terus terang aku juga pernah bohong walau lumayan jarang sekali bohong. Tapi saat puasa seingatku baru sekali aku membatalkan puasa tanpa sebab sakit atau musafir. Saat itu aku masih belum baligh/ dewasa. Ya sekitar kelas tiga SD. Belum wajib berpuasa, kan?
Oh ya bukan bermaksud menyombongkan diri, bahwa di desaku sudah terbiasa anak umur sembilanan tahun sudah puasa sehari penuh, termasuk aku. Pengalananku puluhan tahun yang lalu tak akan pernah kulupakan. Aku di dekat sumur kecil siang-siang kehausan. Maunya terlihat aku sedang berwudlu, eeeh sambil berkumur airnya kutelan. Insya Allah itulah pengalamanku ngakunya puasa tapi tidak dilihat oleh orang aku minum dengan sengaja. Insya Allah itu pengalamanku sekali dalam hidupku dalam membatalkan puasa tanpa sebab. Maksudnya sebab sakit atau musafir.
Pembelajaran yang melekat di otakku karena buah nasihat dari utadzku adalah "PEGANG KEJUJURAN, KITA AKAN MENDAPAT KEBAHAGIAAN DAN KESUKSESAN, SEBALIKNYA KEBOHONGAN AWAL KETIDAK NYAMANAN DAN KETIDAKBAHAGIAN". Semoga kita mau dan mampu mempertahankan kejujuran sampai kita dipanggil oleh Allah SWT. Allahu a'lamu bishawab. Salam sukses sejati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
berlatih kreatif melaui pembuatan komentar