Hari ini aku mendapatkan pembelajaran bermakna. Inilah kisahnya:
Sore tadi aku pergi ke Solo dalam rangka mengganti ban sepada motor yang telah usang. langsung saja aku masuk ke salah satu toko ban, setelah negosiasi harga DEAL. Ban motorku diganti.
Saat aku menanti beberapa menit. Aku ngobrol dengan salah satu karyawan yang menyambutku ramah: dia cakep, tinggi dan lumayan tampan. Eeeh ternyata dia adalah seperti aku: alumni UNS. Dia alumni D3 Hiperkes F Kedokteran. Kupikir dia alumni STM/ SMK.
Sekitar 15 menit berlalu, motorku sudah OK. Dan aku menyakan namanya, lalu pulang. Dalam perjalanan aku masih berpikir: Alumni UNS hiperkes menjaga Toko ban Milik pengusaha CINA?
Kenapa, seperti ini. Namanya kalau tidak salah mas Andi. Alumus SMAN 8 SKA dan UNS. Sudah punya anak dua, tapi masih kerja ikut orang. Kenapa tidak berwira usaha, kenapa hanya kerja di toko ban? Aku masih bertanya-tanya.
Memang, jenis pekerjan mas Andi halal. namun kenapa dia yang tampan, dan fisik kuat, pinter, dan cerdas. kenapa dia merasa cukup kerja ikut orang. Kenapa dia tidak memaksimalkan potensi hidup? Pikiranku masih mencari-cari jawaban.
Akhirnya aku membaca-baca referensi dan kusimpulkan: apa alasan orang senang ikut orang, dan kenapa orang tidak mau menjadi wirausahawan. Untuk sementara aku mendapat jawaban bahwa letak kesalahannya adalah dari MODEL pendidikan yang diterima di rumah, sekolah dan massyarakat.
Lalu aku mencari-cari refernsi, kenapa orang malas berwirausaha
1. Membutuhkan Modal Yang Besar
Padahal , sebetulnya tidak semua usaha membutuhkan modal yang besar, bahkan
sekarang ini banyak yang sukses menjalankan wirausaha dengan tanpa modal
sekali pun. Seperti misalnya dengan menjalankan bisnis online atau juga
dengan menjadi reseller sebuah produk, semua itu bisa di jalankan hanya
dengan modal yang kecil bahkan tanpa modal sama sekali.
2. Belum Mendapatkan Peluang Yang Bagus
Alasan berikutnya adalah karena banyak masyarakat yang beranggapan
bahwa sukses berwirausaha itu karena di sebabkan beruntung memiliki
peluang yang bagus, karena itu kebanyakan dari mereka hanya menunggu
mendapatkan kesempatan itu, padahal yang benar adalah peluang yang bagus
itu harus kita cari bukan hanya di tunggu.
3. Menjadi Wirausahawan Memiliki Resiko Yang Tinggi
Sebetulnya bukan hanya bidang wirausaha saja yang memiliki resiko
tinggi, pada dasarnya setiap karir itu memiliki resikonya
sendiri-sendiri, termasuk juga jika kita memilih menjadi seorang
karyawan, seperti misalnya di PHK. Jadi sebaiknya kita harus jauhi
alasan tersebut agar tidak menghambat dalam akan memulai sebuah usaha,
yang penting cobalah untuk belajar mencari jalan keluar dari
resiko-resiko yang mungkin akan terjadi.
4. Pendapat bahwa Menjadi Wirausahawan Sebuah Bakat
Mestinya kita tahu bahwa bakat seseorang tidak akan mucul tanpa latihan dan
belajar dari pengalaman. Jadi berwirausaha itu bukan hanya karena bakat
semata, orang yang sema sekali tidak memiliki bakat berbisni pun jika
terus belajar, misalnya dengan mengikuti pelatihan bisnis, seminar,
membaca buku atau dengan banyak bergaul di lingkungan wirausaha pasti
bakat itu akan segera nampak. Asalkan ada niat dan tekad yang kuat,
keahlian dalam berbisnis akan bisa di pelajari, bukan karena muncul
sendiri dari dalam diri masing-masing.
5. Menjadi Wirausahawan adalah Faktor Turunan
Anggapan ini untuk menjadi wirausahawan 100% , banyak yang beralasan seseorang
yang sukses berwirausaha karena merupakan turunan dari orang tua atau
sanak saudaranya yang seorang pengusaha juga. Padahal sebetulnya mereka
bisa sukses sebab sedari kecil terbiasa hidup di dunia wirausaha,
sehingga mereka sudah mulai belajar berbisnis sejak usia dini. Walaupun
anda bukan lahir di keluarga pengusaha, jika memiliki motivasi kuat dan
senantiasa mau belajar memperdalam ilmunya, niscaya kesuksesan pun dapat
di raih.
Akhirnya, aku juga perlu refeksi. Aku adalah guru, sekaligus ortu, idealnya aku mampu mendidik diri dan orang lain supaya mampu menjadi wirausahawan, bukan karyawan. SALAM SUKSES SEJATI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
berlatih kreatif melaui pembuatan komentar