Aku belajar
dari kehidupan seorang tokoh besar salah satunya dari bp. Prof . Habibi.
Di suatu
kesempatan, aku mengikuti acara bedah buku "Habibi dan Ainun". Kebetulan aku duduk paling depan, maksudnhya di deepan komputer. Karena bedah bukunya via internet. Bp. Habibi kurang lebih menyatakan bahwa selama beliau menikah 48 tahun
10 hari dengan istri tercintanya, beliau belum pernah betengkar, kalau
beda pendapat sedikit-sedikit biasa. Setelah beliau ditinggal istrinya, betapa
Habibi merasa sangat terpukul. Beliau berkonsultasi dengan psikiater atas
problem kejiwaanya. Kata seorang psikiater karena kondisi terpukul pada jangka
lama bisa menjadi stress sangat berat. Akhirnya, beliau disarankan
menulis novel biografi HABIBI dan AINUN.
Aku menjadi
benar-benar termotivasi untuk meniru setidak-tidaknya meneladani tokoh
yang masih hidup, seperti bp. Habibi yang sanggup menjadi
suami setia luar biasa. Padahal, kalau mau beliau bisa saja mejadi
suami yang suka selingkuh. Apalagi, beliau lumayan kaya. Tapi, beliau tidak
melakukannya.
Ternyata, usia pernikahanku sudah lumayan lama lho, lebih dari dua belas tahun dan telah dikarunia empat anak. Namun, Alhamdulillah kehidupan rumah tanggaku membahagiakan sekali. Aku dan istriku belum
pernah bertengkar. Semoga selama usia pernikahan kami diberi barokah
tanpa pertengkaran seperti dalam kisah Habibi-Ainun. Aku yakin bahwa
untuk membangun keluarga sakinah pondasinya adalah bukan harta benda, saling
pengertian atas dasar niat baik sebagai hamba Allah swt. dan pasti pemahaman
agama yang benar melalui proses pembelajaran. Aku dan istriku
menikah tidak melalui pacaran. Kami dijodohkan, namun kita saling tahu latar
belakang kita masing-masing. Kami yakin cinta bisa dibangun.
Nyatanya tanpa pacaran, selama 10 tahun bisa bahagia.
Sekali
lagi, kisah Habibi dan Ainun memberikan motivasi dan pencerahan
kembali bagi keluarga kami. Kami suami dan istri setiap saat
mengadakan refleksi bahwa kita punya tujuan yang sama yakni bahagia tidak hanya
di dunia tapi jg di akherat, maka kami berusaha mencari ridla
Allah. Lalu tidak memiliki niat mau macam-macam atau main-main dalam membangun
kehidupan rumah tanggga kami.
Berikut
ini modal penulis untuk mengarungi bahtera rumah tangga, yang terbukti
menjadikan kami bahagia bersama istri dan anak-anak tercinta melalui
rumus 16 M:
- Menjaga nilai kejujuran dan apa adanya , berkomunikasi terbuka pada keluarga
- Menjaga aib masing-masing baik pasangan maupun keluarga
- Menciptakan kondisi yang menyenangkan
- Menjaga emosi kemarahan yang tidak proporsional, tidak banyak menuntut, dan berebut untuk mengalah bukan menang-menangan.
- Mengutamakan kebersamaan keluarga
- Membuat komitmen jangka panjang
- Menghadapi masalah secara bijak
- Memegang teguh agama dan berusaha menjadi Sholeh dan Sholihah
- Memperhatikan penuh ke anak dan masa depannya
- Menjalani hidup dalam kesederhanaan dan tidak mengejar harta semata
- Menjaga kepekaan sosial pada lingkungan sekitar
- Membiasakan gaya hidup sehat (baik jasmani dan ruhani) pada keluarga
- Mengembangkan sikap saling membantu dan tolong menolong
- Mengutamakan musyawarah tidak otoriter
- Memilih lokasi tempat tinggal yang baik
- Menjalin ikatan silaturahmi keluarga istri maupun suami dengan baik
Selama ini
kami sekeluarga berusaha memraktikkan yang kutulis seperti di atas.
Hasilnya sudah terasa. Banyak orang bilang bahagia menjadikan awet muda dan
membuat fisik lebih sehat. Bukan bermaksud menggurui, karena tulisan ini akan
bermanfaat bagi kami juga. Kami perlu juga intropeksi. Juga tulisan ini akan
dibaca oleh anak-anak kami dan siswa-siswa kami.
Dari kisah
Habibi dan Ainun aku mendapat pembelajaran luar biasa, aku memiliki obsesi
besar mampu menjalani hidup rumah tangga bahagia selamanya, juga mampu berkisah melalui tulisan. Aku
pikir obsesiku ini penting untuk pembelajaran hidup, juga
termasuk di dalamnya pada pembelajaran kehidupan rumah tanggaku. Tulisanku
Iinsya Allah bermanfaat untuk diri sendiri, anak-anakku kelak dan juga untuk
orang lain. Akan kutularkan dan kupromosikan bahwa hidup hanya sekali, maka
seyogyanya kita tidak main-main dalam hidup. Menciptakan kehidupan rumah
tangga bahagia jauh lebih utama, walau dalam kondisi harta
pas-pasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
berlatih kreatif melaui pembuatan komentar