Di saat muda aku memiliki ketakutan luar biasa. Ketakutan tersebut adalah KETIDAKBAHAGIAAN di masa depan atau masa tua.
Ternyata ketakutanku membawa hikmah yang besar. Hikmah pertama, aku merasa sangat lemah dengan berbagi kekurangan. So, aku rajin berdoa kepada Dzat yang Maha Kuat, semoga Dia memberikan aku kebahagiaan di dunia dan di akherat. Doa tersebut dikenal sebagi doa sapu jagat. Hikmah yang kedua aku juga takut melakukan hal-haal yang berbau maksiat. Karena aku yakin kebenaran dari perkataan ustadzku bahwa bahwa kemaksiatan tak akan pernah mendatangkan kebahagiaan untuk jangka panjang.
Berdasar referensiku saat itu, aku akan sulit bahagia bila aku tidak menjadi orang yang baik dipandang dari segi agama yang kuanut. Berikutnya aku tidak akan bahagia bila hidupku menjadi beban orang lain alias tak mampu mandiri. Lalu aku tidak akan bahagia bila aku tidak memiliki prestasi. Dan lebih jauh lagi aku tidak akan bahagia bila aku memiliki istri, dan anak-anak yang tidak termasuk manusia yang shalih dan shalihah.
Kini aku sudah tua. Walau belum tua-tua amat. Usiaku sudah di atas kepala empat. Alhamdulillah, Insya Allah sampai saat ini ketakutanku atas ketidakbahagiaan tidak menjadi kenyataan. Semoga bahagia kami abadi, seperti harapan di doa kami. Bahagia di dunia dan di akherat.
Yang terakhir kami berdoa semoga pembaca blog ini juga mau berusaha, memilih, dan berdoa untuk menjadi bahagia. Bahagia tidak mahal, memang tak ada yang menjual "pil bahagia". Kita harus menciptakan bahagia pada diri kita sendiri dan keluarga. Apapun kondisinya kita harus bahagia. SYUKUR ADALH JALAN UTAMA.
Yang terakhir kami berdoa semoga pembaca blog ini juga mau berusaha, memilih, dan berdoa untuk menjadi bahagia. Bahagia tidak mahal, memang tak ada yang menjual "pil bahagia". Kita harus menciptakan bahagia pada diri kita sendiri dan keluarga. Apapun kondisinya kita harus bahagia. SYUKUR ADALH JALAN UTAMA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
berlatih kreatif melaui pembuatan komentar