Kita sering mendengar kata-kata inspirasi "gajah di pelupuk mata tak tampak, semut di seberang lautan tampak". Eeeh ternyata benar adanya. Memang mudah sekali kita mengoreksi kekurangan orang lain dari pada mencari-cari kekurangan diri sendiri.
Demikian juga mencari-cari kekurang di keluarga orang lain, rasanya lebih mudah. Akhirnya kita perlu evaluasi diri. Bila istri atau suami kita bermasalah, kita juga harus mau mencari-cari kekurangan diri sendiri. Demikian juga ketika anak-anak kita juga nakal, evaluasilah diri kita selaku orang tua.
Siapa tahu ternyata kita kurang sungguh-sunguh dalam mendidik dan
mendoakan mereka disebabkan kita lebih disibukkan dengan pekerjaan
keduniawian kita. Ketika anak nakal, itu adalah kesempatan emas kita
untuk mengevaluasi diri kita sendiri. Siapa tahu ternyata kita pun belum
sungguh-sunguh menjaga kualitas kebaikan diri kita sendiri sehingga
kejelekan kita ditiru oleh anak-anak kita.
Evaluasilah diri kita sendiri saat kita dizhalimi oleh orang lain. Jangan-jangan kita pun banyak melakukan kezhaliman kepada orang lain, dan seterusnya. Tidak ada bentuk kezhaliman yang kita lakukan kepada orang lain kemudian kita meminta maaf dan tidak memohon ampun kepada Allah Swt, melainkan kezhaliman itu akan berbalik kepada diri kita sendiri.
Pentingnya mengevaluasi diri telah ditegaskan oleh Allah Swt di dalam Al Quran, "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesunguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik."(QS. Al Hasyr [59] : 18-19).
Di dalam ayat di atas, Allah Swt menyeru kepada hamba-hamba-Nya yang beriman untuk senantiasa mengevaluasi atau menilai diri sendirilah kita akan mengetahui sudah seperti apa pencapaian kita. Khususnya pencapaian-pencapaian hal yang berkaitan dengan urusan akhirat kita. Jika dalam urusan dunia saja kita seringkali melakukan evaluasi, seperti evaluasi keuangan di dalam perusahaan misalnya, maka evaluasi dalam urusan akhirat kita jauh lebih penting lagi.
Evaluasi diri hendaknya kita lakukan dalam setiap hal yang kita lakukan, sekecil apapun. Sehingga apapun yang kita lakukan akan bernilai ibadah dan kita terhindar dari perbuatan yang sia-sia. Juga agar kita terhindar dari perbuatan yang malah mengakibatkan dosa.
Bukankah kita diciptakan oleh Allah Swt dengan tujuan untuk beribadah kepada-Nya. Di dalam Al Quran, Allah Swt berfirman,"Dan, Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku (beribadah)."(QS. Adz Dzaariyaat [51] :56).
Senantiasa evaluasilah, nilailah diri kita. Sudahkah kita menjadikan setiap apa yang kita lakukan di dalam keseharian kita sebagai bentuk ketaatan dan peribadatan kepada Allah Swt? Karena sesunguhnya tidak ada perbuatan sekecil apapun yang luput dari pengetahuan-Nya. Apalagi, bukankah setiap perbuatan kita akan ada ganjarannya. Dalam ayat-Nya yang lain, Allah Swt berfirman, "Katakanlah sesungguhnya shalatku, sembelihanku (ibadah kurban di saat ibadah haji dan umrah), dan hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam".(QS. Al Anaam [6] :162).
So, daripada kita sibuk menilai orang lain, lebih baik kita sibuk menilai dan mengevaluasi diri kita sendiri. Suatu rezeki yang besar dari Allah Swt ketika kita diberikan kesempatan oleh-Nya untuk mengetahui kekurangan diri, dan diberikan kesempatan untuk memperbaikinya, kita tidak bisa mengubah orang lain, sebelum kita bisa mengubah diri sendiri. Bagaimana kita bisa mengubah orang lain dan mengubah lingkungan yang lebih besar lagi, jika kita tidak bisa jujur dan memperbaiki diri sendiri. Salam sukses sejati.
Evaluasilah diri kita sendiri saat kita dizhalimi oleh orang lain. Jangan-jangan kita pun banyak melakukan kezhaliman kepada orang lain, dan seterusnya. Tidak ada bentuk kezhaliman yang kita lakukan kepada orang lain kemudian kita meminta maaf dan tidak memohon ampun kepada Allah Swt, melainkan kezhaliman itu akan berbalik kepada diri kita sendiri.
Pentingnya mengevaluasi diri telah ditegaskan oleh Allah Swt di dalam Al Quran, "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesunguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik."(QS. Al Hasyr [59] : 18-19).
Di dalam ayat di atas, Allah Swt menyeru kepada hamba-hamba-Nya yang beriman untuk senantiasa mengevaluasi atau menilai diri sendirilah kita akan mengetahui sudah seperti apa pencapaian kita. Khususnya pencapaian-pencapaian hal yang berkaitan dengan urusan akhirat kita. Jika dalam urusan dunia saja kita seringkali melakukan evaluasi, seperti evaluasi keuangan di dalam perusahaan misalnya, maka evaluasi dalam urusan akhirat kita jauh lebih penting lagi.
Evaluasi diri hendaknya kita lakukan dalam setiap hal yang kita lakukan, sekecil apapun. Sehingga apapun yang kita lakukan akan bernilai ibadah dan kita terhindar dari perbuatan yang sia-sia. Juga agar kita terhindar dari perbuatan yang malah mengakibatkan dosa.
Bukankah kita diciptakan oleh Allah Swt dengan tujuan untuk beribadah kepada-Nya. Di dalam Al Quran, Allah Swt berfirman,"Dan, Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku (beribadah)."(QS. Adz Dzaariyaat [51] :56).
Senantiasa evaluasilah, nilailah diri kita. Sudahkah kita menjadikan setiap apa yang kita lakukan di dalam keseharian kita sebagai bentuk ketaatan dan peribadatan kepada Allah Swt? Karena sesunguhnya tidak ada perbuatan sekecil apapun yang luput dari pengetahuan-Nya. Apalagi, bukankah setiap perbuatan kita akan ada ganjarannya. Dalam ayat-Nya yang lain, Allah Swt berfirman, "Katakanlah sesungguhnya shalatku, sembelihanku (ibadah kurban di saat ibadah haji dan umrah), dan hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam".(QS. Al Anaam [6] :162).
So, daripada kita sibuk menilai orang lain, lebih baik kita sibuk menilai dan mengevaluasi diri kita sendiri. Suatu rezeki yang besar dari Allah Swt ketika kita diberikan kesempatan oleh-Nya untuk mengetahui kekurangan diri, dan diberikan kesempatan untuk memperbaikinya, kita tidak bisa mengubah orang lain, sebelum kita bisa mengubah diri sendiri. Bagaimana kita bisa mengubah orang lain dan mengubah lingkungan yang lebih besar lagi, jika kita tidak bisa jujur dan memperbaiki diri sendiri. Salam sukses sejati.