Mas Guru berbagi motivasi terutama untuk siswanya di SMAN 1 Girimarto
Senin, 28 Januari 2013
Minggu, 27 Januari 2013
BAGIAN SINOPSIS NOVEL BIOGRAFIKU Oleh Maskatno Giri
Hidup dalam kesulitan masa lalu bukan untuk disesali, justru harus
disyukuri, Kesulitan di masa lalu bisa sebagai trigger dan sumber energi
yang tak akan pernah habis untuk menatap masa depan.
Sekitar
dua puluh tahun yang lalu, seperti baru dua hari yang lalu. Aku
tinggal di asrama Surakarta. banyak certia lucu , mengecewakan dan
kadang menyenangkan. Benar, aku dan kawan-kawan semuanya pemuda bujangan
yang rata-rata anaknya orang yang kurang mampu ( istilah halus dari
melarat). Namun, kalau dihitung-hitung banyak cerita yang menyedihkan
tapi mengasyikkan. Hal-hal yang menyedihkakan sebetulnya bukan karena
beratnya permasalahan, tapi saat itu aku masih bodoh dalam menyikapi
penderitaan. Ditambah lagi, saat itu aku kesulitan mendapat guru yang
mencerahkan dan menghibur.
Tidak percaya diri, penuh
kekuatiran, keragu-raguan itulah indikasi orang-orang yang salah
pendidikan. Salah didikan ini disebabkan oleh minimnya sumber belajar
dan minimnya jumlah guru yang berkualitas. Dan itu suatu kenyataan yang
kualami. Saking tidak percaya diri, merasa berat dalam menjalani
kehidupan, aku sering mengeluh dan sering terlintas menyimpulkan bahwa
Allah itu tidak adil terhadapku. Secara kebetulan, aku merasa paling
malang hidupnya di antara yang lain dalam banyak hal. Mohon maaf,
kemalanganku tidak usah kuceritakan secara detail di blogku ini. Biar
kemalanganku kupendam dalam-dalam.
Apakah anda ingin tahu apa
yang membuat sedih, gembira, menyakitkan hati dll. Tulisan ini bukan
untuk mengekploitasi mas lalu atau juga bukan tujuan negatif. Tapi, aku
ingin berlatih menulis kilas balik, aku mengingatkan aku sendiri
SIAPAKAH AKU INI? Aku tidak layak untuk sombong, Karena aku sendiri
yang lebih tahu banyak tentang latar belakang diriku sendiri. Modal
hidupnya cuma modal nekat.
Tahukah kamu, bahwa setelah lulus
SMP aku pergi ke Solo untuk HUNTING, hunting dalam artian yang sangat
luas: mendapat kenyamanan, uang, ilmu, harga diri , kesuksesan hidup
dll.
Kalau diambil hikmahnya ada banyak, tentu diambil yang
positif-positif saja. Di masa usia sekitar enam belasan tahun, aku
tinggal di asrama semacam Islamic boarding house, semua penghuni
adalah laki-laki yang berjumlah sekitar 20 orang, kami dituntut saling
kerja sama baik dalam suka dan duka. Rata-rata kami mampu memasak
dengan berbagai menu. Karena, kami sering tanya kepada penjual sayur
tentang bumbu-bumbu.
Sering, kami kehabisan uang untuk membeli
sayur atau beras terkadang keliling kota Solo untuk mencari beras yang
paling murah alias beras jatahnya PNS. Sedangkan untuk lauk cukup
membeli sayur beberapa bungkus saja lalu ditambahi garam, salah satu
sahabat yang sering menambahi garam adalah Mas Taufiq Triwdodo. Kabar
terakhir, Mas Taufiq sekarang sudah sukses. hidup dalam kecukupan.
BERKACA DARI “HABIBI DAN AINUN”(Upaya Pembentukan Keluarga Bahagia) Oleh Maskatno Giri -mas guru SMAN 1 Girimarto Wonogiri
Aku belajar
dari kehidupan seorang tokoh besar salah satunya dari bp. Prof . Habibi.
Di suatu
kesempatan, aku mengikuti acara bedah buku "Habibi dan Ainun". Kebetulan aku duduk paling depan, maksudnhya di deepan komputer. Karena bedah bukunya via internet. Bp. Habibi kurang lebih menyatakan bahwa selama beliau menikah 48 tahun
10 hari dengan istri tercintanya, beliau belum pernah betengkar, kalau
beda pendapat sedikit-sedikit biasa. Setelah beliau ditinggal istrinya, betapa
Habibi merasa sangat terpukul. Beliau berkonsultasi dengan psikiater atas
problem kejiwaanya. Kata seorang psikiater karena kondisi terpukul pada jangka
lama bisa menjadi stress sangat berat. Akhirnya, beliau disarankan
menulis novel biografi HABIBI dan AINUN.
Aku menjadi
benar-benar termotivasi untuk meniru setidak-tidaknya meneladani tokoh
yang masih hidup, seperti bp. Habibi yang sanggup menjadi
suami setia luar biasa. Padahal, kalau mau beliau bisa saja mejadi
suami yang suka selingkuh. Apalagi, beliau lumayan kaya. Tapi, beliau tidak
melakukannya.
Ternyata, usia pernikahanku sudah lumayan lama lho, lebih dari dua belas tahun dan telah dikarunia empat anak. Namun, Alhamdulillah kehidupan rumah tanggaku membahagiakan sekali. Aku dan istriku belum
pernah bertengkar. Semoga selama usia pernikahan kami diberi barokah
tanpa pertengkaran seperti dalam kisah Habibi-Ainun. Aku yakin bahwa
untuk membangun keluarga sakinah pondasinya adalah bukan harta benda, saling
pengertian atas dasar niat baik sebagai hamba Allah swt. dan pasti pemahaman
agama yang benar melalui proses pembelajaran. Aku dan istriku
menikah tidak melalui pacaran. Kami dijodohkan, namun kita saling tahu latar
belakang kita masing-masing. Kami yakin cinta bisa dibangun.
Nyatanya tanpa pacaran, selama 10 tahun bisa bahagia.
Sekali
lagi, kisah Habibi dan Ainun memberikan motivasi dan pencerahan
kembali bagi keluarga kami. Kami suami dan istri setiap saat
mengadakan refleksi bahwa kita punya tujuan yang sama yakni bahagia tidak hanya
di dunia tapi jg di akherat, maka kami berusaha mencari ridla
Allah. Lalu tidak memiliki niat mau macam-macam atau main-main dalam membangun
kehidupan rumah tanggga kami.
Berikut
ini modal penulis untuk mengarungi bahtera rumah tangga, yang terbukti
menjadikan kami bahagia bersama istri dan anak-anak tercinta melalui
rumus 16 M:
- Menjaga nilai kejujuran dan apa adanya , berkomunikasi terbuka pada keluarga
- Menjaga aib masing-masing baik pasangan maupun keluarga
- Menciptakan kondisi yang menyenangkan
- Menjaga emosi kemarahan yang tidak proporsional, tidak banyak menuntut, dan berebut untuk mengalah bukan menang-menangan.
- Mengutamakan kebersamaan keluarga
- Membuat komitmen jangka panjang
- Menghadapi masalah secara bijak
- Memegang teguh agama dan berusaha menjadi Sholeh dan Sholihah
- Memperhatikan penuh ke anak dan masa depannya
- Menjalani hidup dalam kesederhanaan dan tidak mengejar harta semata
- Menjaga kepekaan sosial pada lingkungan sekitar
- Membiasakan gaya hidup sehat (baik jasmani dan ruhani) pada keluarga
- Mengembangkan sikap saling membantu dan tolong menolong
- Mengutamakan musyawarah tidak otoriter
- Memilih lokasi tempat tinggal yang baik
- Menjalin ikatan silaturahmi keluarga istri maupun suami dengan baik
Selama ini
kami sekeluarga berusaha memraktikkan yang kutulis seperti di atas.
Hasilnya sudah terasa. Banyak orang bilang bahagia menjadikan awet muda dan
membuat fisik lebih sehat. Bukan bermaksud menggurui, karena tulisan ini akan
bermanfaat bagi kami juga. Kami perlu juga intropeksi. Juga tulisan ini akan
dibaca oleh anak-anak kami dan siswa-siswa kami.
Dari kisah
Habibi dan Ainun aku mendapat pembelajaran luar biasa, aku memiliki obsesi
besar mampu menjalani hidup rumah tangga bahagia selamanya, juga mampu berkisah melalui tulisan. Aku
pikir obsesiku ini penting untuk pembelajaran hidup, juga
termasuk di dalamnya pada pembelajaran kehidupan rumah tanggaku. Tulisanku
Iinsya Allah bermanfaat untuk diri sendiri, anak-anakku kelak dan juga untuk
orang lain. Akan kutularkan dan kupromosikan bahwa hidup hanya sekali, maka
seyogyanya kita tidak main-main dalam hidup. Menciptakan kehidupan rumah
tangga bahagia jauh lebih utama, walau dalam kondisi harta
pas-pasan.
Jumat, 25 Januari 2013
MENYADARI HANYA BERMODALKAN KEKURANAGN DIRI
Merasa kurang PD akhirnya kurang berprestasi. Iya kurang PD itulah modalku selama puluhan tahun. Tapi aku sadar bahwa aku harus belajar supaya dari tahun ke tahun lebih PD. Aku hidup bermodalkan banyak kekurangan.
Sering aku dikritisi orang lain. Ini kejadiannya sudah sejak aku remaja. Aku kalau bicara terlalu cepat akhirnya kalimatnya sullit dipahami , juga aku termasuk orang yang kurang konsentrasi, kalau berpikir sering melompat-lompat kurang fokus, dan terkadang terlalu cepat dalam menyimpulkan sesuatu, dan idenya kadang nyleneh. Aku juga memiliki kelemahan bahwa aku kurang PD dengan apa ynag ada pada diriku.
Tidak enak sebenarnya untuk dinikmati sebagai orang yang memiliki kelemahan. Tapi aku sudah dimotivasi sejak muda bahwa kita bisa hidup luar biasa walau modalnya pas-pasan atau kelemahan. Misalnya beride melompat-lompat sepertikubisa dilatih untuk mampuberpikir lebh kreatif. Aku sadar bahwa bagi seorang ortu sepertiku , dengan pemikiran yang kurang fokus dan melompat akan berdampak "membingungkan" untuk anak-anakku dan juga orang lain. Tapi aku yakin, jika aku mau belajar berubah sedikit demi sedikit, aku bisa berpikir lebih fokus, runtut dan reasonable. INi butuh proses.
Sadar atas kelemahan. Akhirnya sejak remaja berobsesi menjadi seorang penulis, ya penulis dengan modal "kenekatan dan kelemahan:" Karena menjadi seorang penulis dituntut mampu nerpikir runtut, tenang dan inovatif. Oh ya aku memiliki kelebihan bahwa aku mampu berpikir kreatif dan inovatif.
Karen sudah kutetapkan dalam hati bahwa orang sukses adalh orang yang mau berubah menjadi lebih baik, menyadarikelemahan diri, dan mau belajar tiada henti. Dan yang terakhir ini sangat penting bahwa kita hidup ada yang MENGUASAI YAKNI ALLAH S.W.T. Mari bedoa supaya Allah menjadikan kita pribadi yang lebih baik.
Sering aku dikritisi orang lain. Ini kejadiannya sudah sejak aku remaja. Aku kalau bicara terlalu cepat akhirnya kalimatnya sullit dipahami , juga aku termasuk orang yang kurang konsentrasi, kalau berpikir sering melompat-lompat kurang fokus, dan terkadang terlalu cepat dalam menyimpulkan sesuatu, dan idenya kadang nyleneh. Aku juga memiliki kelemahan bahwa aku kurang PD dengan apa ynag ada pada diriku.
Tidak enak sebenarnya untuk dinikmati sebagai orang yang memiliki kelemahan. Tapi aku sudah dimotivasi sejak muda bahwa kita bisa hidup luar biasa walau modalnya pas-pasan atau kelemahan. Misalnya beride melompat-lompat sepertikubisa dilatih untuk mampuberpikir lebh kreatif. Aku sadar bahwa bagi seorang ortu sepertiku , dengan pemikiran yang kurang fokus dan melompat akan berdampak "membingungkan" untuk anak-anakku dan juga orang lain. Tapi aku yakin, jika aku mau belajar berubah sedikit demi sedikit, aku bisa berpikir lebih fokus, runtut dan reasonable. INi butuh proses.
Sadar atas kelemahan. Akhirnya sejak remaja berobsesi menjadi seorang penulis, ya penulis dengan modal "kenekatan dan kelemahan:" Karena menjadi seorang penulis dituntut mampu nerpikir runtut, tenang dan inovatif. Oh ya aku memiliki kelebihan bahwa aku mampu berpikir kreatif dan inovatif.
Karen sudah kutetapkan dalam hati bahwa orang sukses adalh orang yang mau berubah menjadi lebih baik, menyadarikelemahan diri, dan mau belajar tiada henti. Dan yang terakhir ini sangat penting bahwa kita hidup ada yang MENGUASAI YAKNI ALLAH S.W.T. Mari bedoa supaya Allah menjadikan kita pribadi yang lebih baik.
Kamis, 24 Januari 2013
MENAJAMKAN INDERA MENUJU KESYUKURAN Oleh Maskatno Giri
Ini kisah nyata. Hampir setiap hari aku bertemu dengan tetanggaku yang lahir cacat, temanku yang nasibnya kurang beruntung dalam mencari kerja, muridku yang malang tanpa orang tua, tetanggaku yang ditinggal anaknya dll. Terkadang, aku tidak terlintas untuk belajar memahami arti kehidupan dunia.
Berangkat dari kesadaran bahwa manusia lahir dengan modal cobaan , kenikmatan, kelebihan dan kekurangan. Maka idealnya setiap manusia seharusnya hidup dalam kesyukuran. Yang membuat aku termotivasi untuk tidak banyak mengeluh adalah karena aku berusaha memperhatikan, merasakan, membayangkan betapa kita masih beruntung dan mestinya banyak bersyukur dan bersyukur.
Alahmdulillah kita masih diberi kesempatan hidup, alhamdulillah kita masih diberi kemampuan merenung, berpikir, Alhamdulillah kita masih diberi nikmat hidayah dll. Pokoknya aku akan berusaha menasihati diri bahwa ' TAK ADA WAKTU UNTUK MENGHUJAT DIRI SENDIRI, LEBIH JAUH LAGI KEPADA ALLAH SW.T. ALLAH MAHA ADIL. Aku adalah aku yang harus bertanggung jawab seluruh yang sudah menjadi jatahku dari pemberian ALLAH s.w.t baik berupa kekurangan dan kelebihan . Aku harus menerima kenyataan dengan penuh kesyukuran.
Namun, walau modal ku untuk hidup hanya sebatas apa adanya alias serba pas-pasan, tentu akau harus memaksimalkan modal biasa ini untuk menjadi luar biasa. Sebagai wujud syukur, aku harus lebih rajin beribadah bermuamalah, mencari rezeki barokah dan berusaha menjalali kehidupan yang sakinah mawadah dan warahmah. Kalu kita sudah sanggup menjadi pribadi yang selalu bersyukur, berarti kita layak mendapat keluarbiasaan dari ALLLAh s.w.t.
WAktu tidak bisa mundur. Waktu berjalan. Kita tahau-tahu sudah tua. kayaknay baru saja kita menjadi anak-anak. Kini aku sudah memiliki banyak anak. Baru saja kayaknuya menjadi murid SMA, kini aku menjadi guru SMA. Bersyukur, bersyukur, dan berusaha terus menerus bersyukur. Buat apa hidup tanpa kesyukuran. Kesyukuran akan menghantarkan kepada kemujuran.
Berangkat dari kesadaran bahwa manusia lahir dengan modal cobaan , kenikmatan, kelebihan dan kekurangan. Maka idealnya setiap manusia seharusnya hidup dalam kesyukuran. Yang membuat aku termotivasi untuk tidak banyak mengeluh adalah karena aku berusaha memperhatikan, merasakan, membayangkan betapa kita masih beruntung dan mestinya banyak bersyukur dan bersyukur.
Alahmdulillah kita masih diberi kesempatan hidup, alhamdulillah kita masih diberi kemampuan merenung, berpikir, Alhamdulillah kita masih diberi nikmat hidayah dll. Pokoknya aku akan berusaha menasihati diri bahwa ' TAK ADA WAKTU UNTUK MENGHUJAT DIRI SENDIRI, LEBIH JAUH LAGI KEPADA ALLAH SW.T. ALLAH MAHA ADIL. Aku adalah aku yang harus bertanggung jawab seluruh yang sudah menjadi jatahku dari pemberian ALLAH s.w.t baik berupa kekurangan dan kelebihan . Aku harus menerima kenyataan dengan penuh kesyukuran.
Namun, walau modal ku untuk hidup hanya sebatas apa adanya alias serba pas-pasan, tentu akau harus memaksimalkan modal biasa ini untuk menjadi luar biasa. Sebagai wujud syukur, aku harus lebih rajin beribadah bermuamalah, mencari rezeki barokah dan berusaha menjalali kehidupan yang sakinah mawadah dan warahmah. Kalu kita sudah sanggup menjadi pribadi yang selalu bersyukur, berarti kita layak mendapat keluarbiasaan dari ALLLAh s.w.t.
WAktu tidak bisa mundur. Waktu berjalan. Kita tahau-tahu sudah tua. kayaknay baru saja kita menjadi anak-anak. Kini aku sudah memiliki banyak anak. Baru saja kayaknuya menjadi murid SMA, kini aku menjadi guru SMA. Bersyukur, bersyukur, dan berusaha terus menerus bersyukur. Buat apa hidup tanpa kesyukuran. Kesyukuran akan menghantarkan kepada kemujuran.
Jumat, 18 Januari 2013
Mendesak Untuk Menulis Catatan Harian Demi Kebaikan Oleh Maskatno Giri
Sebetulnya aku memiliki salah satu kebiasaan baik, di antaranya menulis buku harian. Kini dengan adanya internet benar-benar membantuku untuk menulis catatan harian ku, tentu melalui blog pribadiku ini. Tahukah anda kenapa aku harus menulis buku atau catatan harian?
Catatan harian itu sangat penting. Setiap orang mestinya memiliki catatan harian. Catatan ini fungsinya banyak: setiap orang perlu refleksi dan evaluasi diri, setiap orang perlu menasihati dan memotivasi diri, setiap orang perlu memiliki rencana indah di masa depan, setiap orang perlu berbagi dan setiap orang pernah memiliki janji dan hutang. Maka bila seseorang menyepelekan catatan harian bisa dipastikan hidupnya kurang berkualitas dan sering-sering melanggar janji baik kepada diri sendiri maupun orang lain.
Mungkin di antara kita membantah. Zaman dulu belum ada buku harian tapi orang-orangnya juga berkualitas? Itulah pertanyaan orang yg kurang cerdas. Zaman dulu sebenarnya sudah ada catatan harian tapi masih berupa simbol-simbol. Simbol tersebut di catat dlm dinding, kayu, kulit dll. Namun, kadang catatan itu baru sebatas dalam kode-kode tertentu di catat dalam otak saja, cara ini sangat lemah karena orang sering lupa.
Zaman sekarang sudah ada buku murah, internet gratis, dan kalau seseorang tidak memiliki catatan harian dia layak menjadi manusia terbelakang. Dan, Alhamdulillah kini aku sudah terbiasa memotivasi diri, anak-anaku , dan juga para siswa tercinta. Aku tidak hanya sebatas teori aku sudah praktik untuk menulis catatan harian baik melalui buku maupun blog pribadiku. Siapa tahu, suatu saat nanti buku harianku bisa menghasilkan uang atau dapat dipasarkan.Tentu catatan yang bersifat bukan pribadi..
Kini tulisanku sudah ratusan lembar bahkan ribuan lembar. Ternyata juga bermanfaat bagi orang lain, karena di blog pribadiku ini, sudah ada lebih dari dua puluh satu ribu pembaca. Coba kita bisa membayangkan bila seratusan saja kena pengaruh positf dari blogku berarti sudah ratusan pahala dari Allah s.w.t. Ayo berlomba menulis untuk mengharap pahala dan ridlo dari Allah s.w.t semata.
Catatan harian itu sangat penting. Setiap orang mestinya memiliki catatan harian. Catatan ini fungsinya banyak: setiap orang perlu refleksi dan evaluasi diri, setiap orang perlu menasihati dan memotivasi diri, setiap orang perlu memiliki rencana indah di masa depan, setiap orang perlu berbagi dan setiap orang pernah memiliki janji dan hutang. Maka bila seseorang menyepelekan catatan harian bisa dipastikan hidupnya kurang berkualitas dan sering-sering melanggar janji baik kepada diri sendiri maupun orang lain.
Mungkin di antara kita membantah. Zaman dulu belum ada buku harian tapi orang-orangnya juga berkualitas? Itulah pertanyaan orang yg kurang cerdas. Zaman dulu sebenarnya sudah ada catatan harian tapi masih berupa simbol-simbol. Simbol tersebut di catat dlm dinding, kayu, kulit dll. Namun, kadang catatan itu baru sebatas dalam kode-kode tertentu di catat dalam otak saja, cara ini sangat lemah karena orang sering lupa.
Zaman sekarang sudah ada buku murah, internet gratis, dan kalau seseorang tidak memiliki catatan harian dia layak menjadi manusia terbelakang. Dan, Alhamdulillah kini aku sudah terbiasa memotivasi diri, anak-anaku , dan juga para siswa tercinta. Aku tidak hanya sebatas teori aku sudah praktik untuk menulis catatan harian baik melalui buku maupun blog pribadiku. Siapa tahu, suatu saat nanti buku harianku bisa menghasilkan uang atau dapat dipasarkan.Tentu catatan yang bersifat bukan pribadi..
Kini tulisanku sudah ratusan lembar bahkan ribuan lembar. Ternyata juga bermanfaat bagi orang lain, karena di blog pribadiku ini, sudah ada lebih dari dua puluh satu ribu pembaca. Coba kita bisa membayangkan bila seratusan saja kena pengaruh positf dari blogku berarti sudah ratusan pahala dari Allah s.w.t. Ayo berlomba menulis untuk mengharap pahala dan ridlo dari Allah s.w.t semata.
Rabu, 16 Januari 2013
ORANG TUA DAN PENDIDIKAN KARAKTER (telah dimuat di Majalah RESPON edisi Januari 2013) Oleh: Maskatno Giri mas guru SMAN 1 Girimarto
Kata kunci dari Undang-undang Sisdiknas Pasal 3 No 20 Tahun
2003 adalah iman, taqwa dan berbudi luhur. Modal inilah yang ditekankan di
berbagai lembaga pendikan dalam penerapan pendidikan karakter. Namun, peserta
didik ditekankan pula untuk memiliki modal
yang lain: sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta bertanggung jawab.
Ditambahkan, dalam UU tersebut
dinyatakan bahwa fungsi pendidikan
nasional untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Kemudian sipakah yang paling
bertanggung jawab atas keberhasilan pendidikan karakter? Jelas, orang tua
adalah salah satu pemegang kuncinya.
Orang tua adalah
tokoh penting, mereka merupakan salah satu stake
holder (pemangku kepentingan) dalam dunia pendidikan. Para orang tua seharusnya berperan aktif, saling bekerja sama
dalam memotivasi, mengawasi, bersama
pengurus komite dan para pendidik di lembaga pendidikan tersebut lalu membentuk kesepakatan guna meraih
keberhasilan pendidikan.
Bukti
dari keberhasilan pendidikaan adalah terbentuknya karakter (akhlaq mulia) dari
para peserta didik. Mengenai pembentukan karakter dalam program pendidikan karakter telah menjadi perhatian
pemerintah secara serius. Kemendiknas
telah menerbitkan panduan
pelaksanan pendidikan karakter. Pendidikan karakter tersebut adalah mencakup
pada penanaman kebiasaan-kebiasaan yang
baik sehingga peserta didik mampu bersikap dan bertindak berdasar nilai-nilai
yang telah menjadi kepribadiannya. Pendidikan karakter yang baik harus
melibatkan pengetahuan yang baik (moral
knowing), perasaan yang baik (moral feeling)
dan perilaku baik (moral action).
Kebiasaan yang baik yang dimiliki oleh peserta didik tidak begitu saja mudah diraih kalau hanya
mengandalkan pelaksanaan pendidikan di lembaga pendidikan (baca: sekolah).
Pendidikan di keluarga adalah tempat yang krusial sebagai pondasi awal meraih suksesnya pendidikan
formal.
Awal Pembentukan
Karakter
Tempat terbentuk karakter pertama seseorang anak adalah di keluarga, pembentuknya adalah
orang tuanya. Modeling (keteladanan) adalah proses pendidikan dalam penanaman
karakter atau budi pekerti . Guru
terbaik pertama sebelum anak memasuki usia sekolah adalah kedua orang tuanya.
Untuk meraih kesuksesan pendidikan, idealnya orang tua harus sanggup sebagai
teladan (uswatun hasanah), dan
memiliki kemauan untuk belajar menjadi
tokoh pendidikan di keluarga masing-masing. Orang tua harus memiliki budi pekerti luhur
dulu sebelum menuntut kepada anak-anaknya memiliki keluhuran budi. Setelah
anak-anak memiliki teladan, mereka telah memiliki pondasi pendidikan yang lebih lengkap lagi. Keberhasilan
pendidikan di keluarga menentukan
pendidikan di jenjang pendidikan formal
(sekolah), sehingga peran pendidik di
sekolah merasa terbantu dalam mengarahkan peserta didik.
Ada beberapa alasan mengapa orang
tua dianggap tokoh penting dalam pembentukan karakter seseorang antara lain:
Pertama, seseorang lahir disusui ibunya, dan pada hakekatnya sang anak telah
menyusu karakter orang tuanya. Kedua, pendidikan terjadi asli dan alami (tanpa
rekayasa) terjadi dalam keluarga. secara alami
dan asli, anak-anak meniru kebiasaan kedua orang tuanya. Ketiga,
kehidupan rumah tangga merupakan unit
pendidikan pertama sebelum anak mendapatkan pengaruh dari masyarakat dan
lembaga pendidikan.
Ada
sebagian anak yang mengalami proses pendidikan di
suatu keluarga seperti di atas tidak berlangsung normal, terutama bagi
sebagian orang tua yang terlalu sibuk, orang tua terjebak pada rutinitas yang padat sehingga
tidak sempat memperhatikan anaknya dengan cermat. Proses pendidikan keluarga tidak
berjalan secara lancar, anak-anak tidak memperoleh serapan pendidikan yang baik dari kedua orang tuanya.
Akhirnya anak-anak meniru kebiasaan
pengasuhnya ( salah satunya meniru perilaku pembantunya).
Bekal Orang Tua Berkarakter
Sering
dijumpai dalam berbagai kasus, para orang tua
menyalahkan guru bahkan menuntut tanggung jawab guru di sekolah karena
orang tua merasa bahwa anaknya baik-baik saja dalam keluarga. Anak mereka
merasa didzalimi, juga mendapat sanksi
dari sekolah karena dianggap berperilaku negatif di sekolah. Para orang tua merasa sudah mendidik dengan
baik, dan mereka mengira kesalahan ada
di pendidikan sekolah. Jika komunikasi antara pihak sekolah dan orang tua tidak
berjalan semestinya, akhirnya mereka merasa sudah pada jalur yang benar (on the right tract). Dampaknya bisa
serius. Kepercayaan ke lembaga sekolah semakin menurun.
Maka
diperlukan pemahaman bahwa orang tua perlu memilki bekal dalam membentuk anak memilki karakter baik
(akhlaqul Karimah). Kemudian bekal apakah yang harus dimiliki orang tua sebagai pendidik berkarakter d
dalam keluarga? Orang tua setidak-tidaknya memiliki sembilan bekal yakni: Kejujuran dan Konsiten, Aktif, Motivasi,
Peduli, Refleksi dan Evaluasi diri , Tekun, danTaqwa.
Kejujuran dan konsisten adalah modal
kemujuran. Keberhasilan jangka panjang adalah
kemampuan menjaga kejujuran secara konsisten (istiqomah). Untuk menjaga
keistiqomaan anak dalam menjaga nilai-nilai kebaikan dan kejujuran, orang tua harus memiliki
bekal aktif dalam memantau perkembangan anak, baik secara perkembangan spiritualnya, intelektualnya
maupun emosi dan sosial anak. Berikutnya
orang tua harus memiliki bekal motivasi, sebagai orang tua harus memiliki
motivasi tinggi untuk mencetak generasi
yang berbudi berguna bagi dirinya sendiri maupun orang lain.
Peduli (care)
adalah modal orang tua berupa bentuk perhatian terhadap diri sendiri dan di luar diri sendiri. Salah satu penyebab
kegagalan pendidikan di dalam keluarga adalah
karena kurang adanya
kepedulian terhadap anak. Tidak
ada pendidik yang sempurna, para orang tuapun memiliki kekurangan dan
kelemahan. Maka orang tua yang sukses adalah orang tua yang memiliki modal mulat sariro hangroso wani (berani
refleksi dan evaluasi diri), maksudnya adalah kemauan mengoreksi diri sendiri.
Kalau mereka bersalah harus mengakui diri bahwa mereka bersalah, dan bertekat
untuk menjad lebih baik melalui proses belajar.
Berikutnya adalah bekal tekun, orang
tua yang tekun/ sungguh-sungguh dalam mendidik anak akan menuju kesuksesan
sebagaimana kata bijak man jadda wa jadda (barangsiapa yang
sungguh-sungguh akan berhasil). Dan yang terakhir, bekal yang merupakan paling
vital adalah bekal taqwa. Orang tua
yang benar-benar taqwa adalah orang tua unggul, mereka memang layak
menjadi orang tua sejati yang sanggup diteladani.
Demikian uraian singkat, semoga bermanfaat guna menuju
bangsa bermartabat. Bangsa yang bermartabat adalah bangsa yang peduli tentang
pendidikan.
Wallahu a’lam bishshawab
Selasa, 15 Januari 2013
SAAT MISKIN IDE
Saat ini aku baru miskin ide untuk menulis,
karena aku semakin sulit menemukan orang-orang aneh di sekitarku. Orang aneh di sekitarku merupakan pemicu ide krativitasku.
Mungkin sebab di antaranya sudah insyaf, atau mereka kehilangan
kreativitas hidup, atau mungkin juga jenuh menjadi orang aneh. Dan,
keanehan kamu membuat buku harianku semakin hari semakin penuh.
Jangan takut menjadi manusia aneh. Ini serius. Nabi Muhammad s.a.w saja dianggap aneh. Tapi, pasti aneh yang positif. Bagi yang merasa sahabatku mungkin muridku jagalah keanehan, keunikanmu, dan keluarbiasaanmu. Yang jelas kata profesorku "Everybody was born with incredible ability and power" barangkali engkulah orangnya calon menjadi manusia besar, yang menjadi sumber inspirasi yang tak pernah habis. Sebagaimana keagungan Rasululah s.a.w , yang akhirnya keanehan beliau menghasilkan tidak hanya ratusan buku namun jutaan buku. Beliau adalah sumber inspirasi yang tak pernah habis.
Jangan takut menjadi manusia aneh. Ini serius. Nabi Muhammad s.a.w saja dianggap aneh. Tapi, pasti aneh yang positif. Bagi yang merasa sahabatku mungkin muridku jagalah keanehan, keunikanmu, dan keluarbiasaanmu. Yang jelas kata profesorku "Everybody was born with incredible ability and power" barangkali engkulah orangnya calon menjadi manusia besar, yang menjadi sumber inspirasi yang tak pernah habis. Sebagaimana keagungan Rasululah s.a.w , yang akhirnya keanehan beliau menghasilkan tidak hanya ratusan buku namun jutaan buku. Beliau adalah sumber inspirasi yang tak pernah habis.
TERIMA KASIH SAHABATKU YANG ANEH
Ucapan terima kasih yang seluas-luasnya layak kuberikan kepada sahabatku "khusus yang berperilaku aneh" baik dari tetangga dekat maupun yang jauh, saudara dekat maupun saudara yang jauh teman dekat maupun yang jauh dll. Kenapa aku harus berucap terima kasih?
Suatu kenyataan bahwa puluhan bahkan ratusan tulisanku baik di blog pribadi, di kompasiana, maupun di FB adalah buah dari inspirasi dan ide yang berasal dari polah-tingkah, muna-muni dari sahabatku. Jadi aku merasakan harus bersyukur dan berterima kasih, jika aku memiliki sahabat yang aneh-aneh, baik dalam kebaikan dan kejelekan, yang jelas perilaku dari sahabatku yang aneh-aneh merupakan sumber berharga dari ide tulisanku. Sekali lagi aku harus bersyukur bisa menjadi sahabatnya, karena aku berlatih menjadi pengamat perilaku lalu aku bisa memetik ide dari sahabatku dan akan menuliskannya.
Maka bagi yang kenal aku, aku persilahkan engkau berbuat aneh-aneh. Kalau mau aneh-aneh yang positif engkau akan memanen yang positif pula, namun yang bertindak negatif engkau akan merasakan pula dampaknya. Aku akan menulis keanehanmu untuk bahan pembelajaran diriku sendiri dan untuk sahabat yang lain.
Suatu kenyataan bahwa puluhan bahkan ratusan tulisanku baik di blog pribadi, di kompasiana, maupun di FB adalah buah dari inspirasi dan ide yang berasal dari polah-tingkah, muna-muni dari sahabatku. Jadi aku merasakan harus bersyukur dan berterima kasih, jika aku memiliki sahabat yang aneh-aneh, baik dalam kebaikan dan kejelekan, yang jelas perilaku dari sahabatku yang aneh-aneh merupakan sumber berharga dari ide tulisanku. Sekali lagi aku harus bersyukur bisa menjadi sahabatnya, karena aku berlatih menjadi pengamat perilaku lalu aku bisa memetik ide dari sahabatku dan akan menuliskannya.
Maka bagi yang kenal aku, aku persilahkan engkau berbuat aneh-aneh. Kalau mau aneh-aneh yang positif engkau akan memanen yang positif pula, namun yang bertindak negatif engkau akan merasakan pula dampaknya. Aku akan menulis keanehanmu untuk bahan pembelajaran diriku sendiri dan untuk sahabat yang lain.
Minggu, 13 Januari 2013
NIAT POSITIF MENJADI BAHAGIA
Keinginan sejak remajaku ingin menjadi manusia yang bahagia di masa tua. Walau aku miskin, aku ingin sekali menjadi manusia yang bahagia. Kalau bicara masalah kemiskinan, aku sudah kenyang dengan kemiskinan sejak aku kecil. Aku memiliki keyakinan yang kuat bahwa untuk menjadi bahagia tidak harus kaya harta. Namun, kaya ide, kreativitas, ilmu, sahabat menurutku prasarat penting menjadi bahagia.
Kini, aku sudah semakin tua, aku sudah memiliki empat anak. Ternyata harapanku ketika masih muda Menjadi kenyataan. Bener, aku hidup dalam kebahagiaan, di antara penyebabnya kami sekeluarga berusaha menjadi manusia yang bersyukur. Jadi, kesimpulannya syukur kunci bahagia.
Ternyata keinginan yang kuat di waktu muda bisa menjadi kenyataan di masa tua. Keinginan hidup dalam kebahagiaan, dan juga keinginan mau berbagi adalah keinginana positif. Allah Maha Mengetahui dan Kuasa untuk menjadikan setiap keinginan positif kita menjadi kenyataan.
Mulai saat ini, tidak ada waktu yang telat unutk memiliki keinginan positif, mari tulis dan niatkan bahwa kita layak menjadi manusia yang bahagia di masa tua dan lebih jauh lagi bahagia di akherat.
Kini, aku sudah semakin tua, aku sudah memiliki empat anak. Ternyata harapanku ketika masih muda Menjadi kenyataan. Bener, aku hidup dalam kebahagiaan, di antara penyebabnya kami sekeluarga berusaha menjadi manusia yang bersyukur. Jadi, kesimpulannya syukur kunci bahagia.
Ternyata keinginan yang kuat di waktu muda bisa menjadi kenyataan di masa tua. Keinginan hidup dalam kebahagiaan, dan juga keinginan mau berbagi adalah keinginana positif. Allah Maha Mengetahui dan Kuasa untuk menjadikan setiap keinginan positif kita menjadi kenyataan.
Mulai saat ini, tidak ada waktu yang telat unutk memiliki keinginan positif, mari tulis dan niatkan bahwa kita layak menjadi manusia yang bahagia di masa tua dan lebih jauh lagi bahagia di akherat.
Jumat, 11 Januari 2013
Menjadi Bermakna Melalui Tulisan
Walau sudah ngantuk, tetep mau belajar menulis. Tahukah anda bahwa suatu saat nanti aku akan menjadi seorang penulis ?
Ya bener, berawal aku menjadi penulis di blog pribadi kini ada titik cerah menanti. Karena aku telah melakukkan sesuatu yang besar walau berawal dari tulisan yang sederhana. Aku layak menjadi manusia besar. Aku berusaha juga menjadikan orang lain menjadi lebih besar. Aku telah memotivasi diriku sendiri dan orang lain untuk menjadi lebih baik dan bersemangat.
Tulisan yang mendominasi tulisanku adalh motivasi. Aku kayaknya layak menjadi seorang motivator, karena hidupku hanya bermodalkan motivasi atau kenekatan.
Ya bener, berawal aku menjadi penulis di blog pribadi kini ada titik cerah menanti. Karena aku telah melakukkan sesuatu yang besar walau berawal dari tulisan yang sederhana. Aku layak menjadi manusia besar. Aku berusaha juga menjadikan orang lain menjadi lebih besar. Aku telah memotivasi diriku sendiri dan orang lain untuk menjadi lebih baik dan bersemangat.
Tulisan yang mendominasi tulisanku adalh motivasi. Aku kayaknya layak menjadi seorang motivator, karena hidupku hanya bermodalkan motivasi atau kenekatan.
Selasa, 08 Januari 2013
SELAMAT BERBAHAGIA! ANDA ADALAH JUARA SEJATI
Juara sejati adalah juara sepanajng masa itu tidak harus mendapat
tropi. Menurutku kamu semua bisa menjadi juara sejati, karena definisi
juara sejati adalah seseorang yang memiliki kelebihan/ potensi kebaikan
khas yang bisa menyelamatkan, membahagiakan dirinya sendiri dan orang
lain dari kehidupan saat ini dan kehidupan sesudah mati. So, bila ingin
lebih berbahagia dalam hidup jadilah juara sejati.
Namun, untuk
menjadi juara sejati membutuhkan kebiasaan unik. Tahukah anda apakah
kebiasaan para juara sejati:1. Gila belajar setiap saat, 2. Waktunya
efektif 3. Biasa beda yg positif dgn orang biasanya 4. Tidak mudah kena
bujuk rayu negatif. 5. Tangguh, sabar dan tekun 6. Setiap tindakan dalam
rangka menjaga nama baik pribadi, keluarga, dan masyarakat.
Semoga, kita semua menjadi juara sejati , motivasi ini untuk kalangan
sendiri (terutama untuk anak-anakku n remajaku tercinta ) yen ora bolo
ora tak kandani.
Metode Mendidik Akhlak Anak Januari 25, 2008 oleh riwayat
- Pendahuluan
Pendidikan
merupakan kebutuhan manusia, kebutuhan pribadi seseorang. Kebutuhan
yang tidak dapat diganti dengan yang lain. Karena pendidikan merupakan
kebutuhan setiap individu untuk mengembangkan kualitas, pontensi dan
bakat diri. Pendidikan membentuk manusia dari tidak
mengetahui menjadi mengetahui, dari kebodohan menjadi kepintaran dari
kurang paham menjadi paham, intinya adalah pendidikan membentuk jasmani
dan rohani menjadi paripurna. Sebagaimana tujuan pendidikan, menurut Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) UU RI NO. 20 TH. 2003 BAB II Pasal 3 dinyatakan
”
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”[1]
Tujuan pendidikan setidaknya
terbagi menjadi dua, yaitu pendidikan bertujuan mengembangkan aspek
batin/rohani dan pendidikan bersifat jasmani/ lahiriyah. Pendidikan
bersifat rohani merujuk kepada kualitas kepribadian,
karakter, akhlak dan watak, kesemua itu menjadi bagian penting dalam
pendidikan, kedua pengembangan terfokus kepada aspek jasmani, seperti
ketengkasan, kesehatan, cakap, kreatif. Pengembangan tersebut dilakukan
di institusi sekolah dan di luar sekolah seperti di dalam keluarga, dan
masyarakat.
Tujuan pendidikan
berusaha membentuk pribadi berkualitas baik jasmani dan rohani. Dengan
demikian secara konseptual pendidikan mempunyai peran strategis dalam
membentuk anak didik menjadi manusia berkualitas, tidak saja berkualitas
dalam segi skill, kognitif, afektif, tetapi juga aspek spiritual. Hal
ini membuktikan pendidikan mempunyai andil besar dalam mengarahkan anak
didik mengembangkan diri berdasarkan potensi dan bakatnya.
Melalui pendidikan anak memungkinkan menjadi pribadi soleh, pribadi,
berkualitas secara skill, kognitif dan spiritual.
Tetapi realitas di masyarakat membuktikan pendidikan belum
mampu menghasilkan anak didik berkualitas secara keseluruhan. Kenyataan
ini dapat dicermati dengan banyaknya perilaku tidak terpuji terjadi di
masyarakat, sebagai contoh merebaknya pengguna narkoba, penyalahgunaan
wewenang, korupsi, manipulasi, perampokan, pembunuhan, pelecehan
seksual, pelanggaran Hak Azasi Manusia, penganiayaan terjadi setiap
hari. Realitas ini memunculkan anggapan bahwa pendidikan belum mampu membentuk anak didik berkepribadian paripurna.
Pendidikan diposisikan sebagai institusi yang dianggap gagal membentuk anak didik berakhlak mulia. Padahal tujuan pendidikan di antaranya adalah membentuk pribadi berwatak, bermartabat beriman dan bertakwa serta
berakhlak. Dalam tulisan ini tidak bermaksud untuk mencari dan meneliti
penyebab gagalnya pendidikan secara keseluruhan, tidak juga ditujukan
untuk meneliti aspek penyebab kegagalan, atau latar belakang kebijakan
pendidikan sehingga pendidikan menjadi carut marut.
Tetapi pembahasan ini akan difokuskan kepada metode membentuk pribadi berakhlak mulia. Berakhlak mulia merupakan
bagian dari tujuan pendidikan di Indonesia, tujuan tersebut membutuhkan
perhatian besar berbagai pihak dalam rangka mewujudkan manusia
berskill, kreatif, sehat jasmani dan rohani sekaligus
berakhlak mulia. Penulis beranggapan bahwa inti dari pendidikan adalah
pendidikan akhlak, sebab tidak ada artinya skill hebat jika tidak
berakhlak mulia. Tidak ada artinya mempunyai generasi hebat, jenius,
kreatif tetapi tidak berakhlak mulia.
Berdasarkan
alasan tersebut penulis menganggap bahwa akhlak merupakan bagian
terpenting dalam kehidupan ini. Kenapa penulis berasumsi demikian?
Karena tanpa akhlak dunia akan hancur, dunia akan menjadi seperti
neraka, dunia akan menjadi ladang pemuasan keinginan tak terkendali,
baik kendali keagamaan, adat maupun moral. Kalau disuruh memilih dua
pilihan, pilihan pertama pemimpin berakhlak mulia, tetapi
berpendidikan diploma, pilihan kedua pemimpin bergelar strata
tiga/Doktor tetapi berakhlak buruk, suka berzina, korupsi dan perilaku
jelek lainnya, pasti orang sehat akalnya akan memilih pemimpin
berpendidikan diploma, daripada pemimpin bergelar Doktor/S.3 tetapi
berakhlak buruk.
Dari
perumpamaan tersebut memperjelas dan menguatkan asumsi bahwa akhlak
mulia menempati urutan teratas jika dibandingkan dengan skill. Di mana
pun tempatnya akhlak mulia mendapatkan tempat dihati masyarakat. Untuk
itu perlu kiranya langkah dan terobosan lebih maju untuk mendidik anak
didik mempunyai akhlak mulia. Perlu adanya metode yang tepat untuk
mendidik anak agar berakhlak mulia. Metode yang dapat diandalkan dan mudah di lakukan. Di samping itu perlu adanya kesamaan antara pendidikan di rumah, sekolah dan lingkungan masyarakat, sehingga dimungkinkan pendidikan jalan searah dalam mencapai tujuan.
Ada
kecenderungan dalam masyarakat bahwa pendidikan adalah di sekolah, di
sekolah anak sudah cukup mendapatkan pendidikan, mulai dari pendidikan
skill sampai pendidikan akhlak. Padahal pendidikan disekolah hanya satu
bagian dari bentuk pendidikan, adanya ketergantungan orang tua dalam
mendidik anak kepada sekolah berakibat pengabaian pendidikan di rumah
dan masyarakat, padahal pendidikan di sekolah hendaknya bersesuaian
dengan pendidikan di sekolah, paling tidak ada semacam kesamaan. Adalah
mustahil pendidikan di sekolah dapat berhasil maksimal sedangkan
pendidikan di rumah dan sekolah tidak mendukung.
Sebagai
contoh anak di sekolah mendapat pelajaran salat dari guru agamanya,
mulai dari persiapan hingga bacaan salat dan gerakan salat. Anak yang
telah mendapatkan ilmu tentang salat diharuskan untuk mempraktekkannya
dalam kehidupan sehari-hari. Ketika anak pulang dari sekolah, kemudian
datang waktu salat, anak melihat ayah, ibu dan saudaranya tidak salat,
bagaimana perasaan, pikiran anak tadi? Tentu akan timbul banyak anggapan
dan praduga dan analisa, banyak jawaban dan komentar terhadap peristiwa
tersebut. Mungkin anak akan enggan melaksanakan salat dengan alasan
ayah, ibu dan saudaranya juga tidak salat jadi untuk salat. Atau ketika
seorang guru menasehati anak didiknya untuk tidak merokok, kemudian pada waktu lain, anak didik melihat guru tersebut merokok. Bagaimana sikap siswa pada waktu itu? Bagaimana kesimpulan siswa ketika itu?
Kejadian
tersebut mungkin saja ada, dan merealitas dalam kehidupan masyarakat,
terlepas apakah metode yang digunakan di sekolah telah sesuai atau
tidak, apakah penyelenggaraan pendidikan di sekolah memungkinkan anak
didik merasa aman, terlindungi, gembira dalam mengembangkan bakat dan
potensinya, apakah guru sudah mengoptimalkan pembelejaran dengan
memperhatikan aspek psikomotor, afektif dan kognitif atau tidak, yang
pasti keadaan keadaan di masyarakat masih sering terjadi perbuatan
asusila, anarkis, amoral dan berbagai maksiat dan kejahatan. Kejadian
tersebut memberi sinyal dan gambaran bahwa pendidikan akhlak belum
menjadi prioritas dalam dunia pendidikan. Pendidikan hanya mengembangkan
aspek kognitif dibanding aspek psikomotor, afektif, emosi dan religi.
Pendidikan
dianggap tidak berkualitas, pendidikan telah diangggap gagal? Kegagalan
tersebut tercermin dari banyaknya perbuatan mungkar, asusila dalam
kehidupan masyarakat. Keadaan ini memunculkan anggapan bahwa pendidikan
tidak berkualitas dan gagal. Apakah angapan tersebut berdasarkan? Karena
kegagalan pendidikan tidak hanya diukur dari sikap moral di masyarakat
saja.
Apakah
pendidikan tidak bermutu sehingga menghasilkan anak didik bermoral
rendah, berakhlak rendah? Apakah pendidikan tidak mampu menampung dan
mengakomodasi keinginan dan potensi, bakat dan kemampuan siswa? Apakah
proses pembelajaran sudah memberi ruang dan waktu bagi berkembangannya
bermacam potensi dan bakat siswa? Kalau siswa telah mendapatkan haknya
untuk mengembangkan diri dan potensinya maka pendidikan telah memberi
makna kepada siswa.
Jamaluddin
Idris mengatakan agar pembelajaran bermakna dan berpotensi
mengembangkan bakat siswa paling tidak harus memperhatikan hal-hal
sebagai berikut; Perkembangan anak didik, kemandirian anak., vitalisasi
model hubungan demokratis, vitalisasi jiwa aksploratif, kebebasan,
menghidupkan pengalaman anak, keseimbangan pengembangan aspek personal dan social, Kecerdasan emosional dan spiritual.[2]
Pendidikan
hendaknya memperhatikan perkembangan anak didik, baik dari segi
kurikulumnya, metode dan materi ajarnya, perhatian terhadap aspek
perkembangan anak didik perlu diperhatikan agar terjadi umpan balik yang
seimbang, umpan balik yang dimaksud adalah adanya respon yang positif dari
anak didik terhadap pendidikan yang sedang diukutinya, di sisi lain,
anak didik akan terhindar dari pengabaian pendidikan. Bakat, potensi dan
minatnya akan tersalurkan jika pendidikan memperhatikan aspek perkembangan anak didik. Guru akan mudah mengajar dan memberikan materi dengan metode tepat.
Pendidikan
hendaknya mengembangkan aspek pribadi dengan tidak mengabaikan aspek
sosial, lebih dari itu pendidikan hendaknya mengembangkan aspek emosi
dan religi anak. Agama adalah sumber ajaran akhlak mulia, dengan
pemahaman agama kuat diharapkan anak mempunyai referensi cukup untuk
mengembangkan kepribadiannya.
Mengembangkan
kepribadian mengacu kepada mendidik akhlak. Dalam mendidik akhlak perlu
sebuah sistem ataupun metode tepat agar proses internalisasi dapat
berjalan dengan baik, lebih penting adalah anak mampu menerima konsep
akhlak dengan baik serta mampu mewujudkan dalam kehidupan keseharian.
Tulisan
ini berusaha menitikfokuskan kepada metode-metode yang mungkin dapat
digunakan dalam mendidik akhlak anak. Ada titik fokus terhadap metode
pendidikan tertentu dan tepat sesuai dengan materi dan anak didik amak
tingkat keberhasilannya lebih besar. Meskipun selama ini anak telah
mendapatkan materi tentang akhlak di sekolah, di rumah dan tempat
pengajian, tetapi kenapa anak masih berperilaku melanggar norma adat dan
agama? Bukankah mereka sudah mendapatkan pendidikan akhlak di sekolah?
- Sekilas Tentang Akhlak
Akhlak berasal dari bahasa Arab yaitu alkhulqu, al-khuluq yang mempunyai arti watak, tabiat, keberanian, atau agama.[3] Secara Istilah akhlak menurut Ibnu Maskawaih (421 H) adalah
“suatau
keadaan bagi jiwa yang mendorong ia melakukan tindakan-tindakan dari
keadaan itu tanpa melalui pikiran dan pertimbangan. Keadaan ini terbagi
dua, ada yang berasal dari tabiat aslinya, ada pula yang diperoleh dari
kebiasaan yang berulang-ulang. Boleh jadi, pada mulanya tindakan itu
melalui pikiran dan pertimbangan, kemudian dilakukan terus menerus, maka
jadilah suatu bakat dan akhlak.”[4]
Indikasi
bahwa akhlak dapat dipelajari dengan metode pembiasaan, meskipun pada
awalnya anak didik menolak atau terpaksa melakukan suatu perbuatan/
akhlak yang baik, tetapi setelah lama dipraktekkan, secara terus-menerus
dibiasakan akhirnya anak mendapatkan akhlak mulia.
Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin sebagaimana
dikutip Muhammad Rabbi Muhammad Jauhari memberikan definisi akhlak
sebagai”suatu ungkapan tentang keadaan pada jiwa bagian dalam yang
melahirkan macam-macam tindakan dengan mudah, tanpa memerlukan pikiran
dan pertimbangan terlebih dahulu”[5]
Dari dua defenisi di atas dapat dipahami bahwa akhlak bersumber dari dalam diri anak dan dapat juga berasal dari lingkungannya. Secara umum
akhlak bersumber dari dua hal tersebut dapat berbentuk akhlak baik dan
akhlak buruk, tergantung pembiasaannya, kalau anak membiasakan perilaku
buruk, maka akan menjadi akhlak buruk bagi dirinya, sebaliknya anak
membiasakan perbuatan baik, maka akan menjadi akhlak baik bagi dirinya.
Penjelasan
tersebut mengindikasikan bahwa akhlak dapat dipelajari dan
diinternalisasikan dalam diri seseorang melalui pendidikan, di antaranya
dengan metode pembiasaan. Dengan adanya kemungkinan diinternalisasikan nilai-nilai akhlak ke diri anak, memungkinkan pendidik melakukan pembinaan akhlak.
- Jenis Metode Mendidik Akhlak
Abdurrahman
an-Nahlawi mengatakan metode pendidikan Islam sangat efektif dalam
membina akhlak anak didik, bahkan tidak sekedar itu metode pendidikan
Islam memberikan motivasi sehingga memungkinkan umat Islam mampu
menerima petunjuk Allah. Menurut Abdurrahman an-Nahlawi metode
pendidikan Islam adalah metode dialog, metode kisah Qurani dan Nabawi,
metode perumpaan Qurani dan Nabawi, metode keteladanan, metode aplikasi
dan pengamalan, metode ibrah dan nasihat serta metode targhib dan tarhib.[6] Dari kutipan
tersebut tergambar bahwa Islam mempunyai metode tepat untuk membentuk
anak didik berakhlak mulia sesuai dengan ajaran Islam. dengan metode
tersebut memungkinkan umat Islam/masyarakat Islam mengaplikasikannya
dalam dunia pendidikan. Dengan demikian diharapkan akan mampu memberi
kontribusi besar terhadap perbaikan akhlak anak didik, untuk memperjelas
metode-metode tersebut akan di bahas sebagai berikut:
-
- Metode Dialog Qurani dan Nabawi
Metode
dialog adalah metode menggunakan tanya jawab, apakah pembiacaaan antara
dua orang atau lebih, dalam pembicaraan tersebut mempunyai tujuan dan
topik pembicaraan tertentu. Metode dialog berusaha menghubungakn
pemikiran seseorang dengan orang lain, serta mempunyai manfaat bagi
pelaku dan pendengarnya.[7] Uraian tersebut memberi makna bahwa dialog dilakukan oleh seseorang dengan orang lain, baik mendengar langsung atau melalui bacaan.
Abdurrrahman
an-Nahlawi mengatakan pembaca dialog akan mendapat keuntungan
berdasarkan karakteristik dialog, yaitu topic dialog disajikan dengan
pola dinamis sehingga materi tidak membosankan, pembaca tertuntun untuk
mengikuti dialog hingga selesai, melalui dialog perasaan
dan emosi pembaca akan terbangkitkan, topic pembicaraan disajikan
bersifat realistik dan manusiawi.[8] Dalam al-Quran banyak memberi informasi tentang dialog, di antara bentuk-bentuk dialog tersebut adalah dialog khitabi, taabbudi, deskritif, naratif, argumentative serta dialog Nabawiyah.[9] Metode dialog sering dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw dalam mendidik akhlak para sahabat. Dialog akan memberi kesempatan kepada anak didik untuk bertanya tentang sesuatu yang tidak mereka pahami.
-
- Metode kisah Qurani dan Nabawi
Dalam
al-Quran banyak ditemui kisah menceritakan kejadian masa lalu, kisah
mempunyai daya tarik tersendiri yang tujuannnya mendidik akhlak,
kisah-kisah para Nabi dan Rasul sebagai pelajaran berharga. Termasuk
kisah umat yang inkar kepada Allah beserta akibatnya, kisah tentang
orang taat dan balasan yang diterimanya. Seperti cerita Habil dan Qobil,
“Ceritakanlah
kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang
Sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, Maka diterima dari
salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang
lain (Qabil). ia Berkata (Qabil): “Aku pasti membunuhmu!”. Berkata
Habil: “Sesungguhnya Allah Hanya menerima (korban) dari orang-orang yang
bertakwa. Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk
membunuhku, Aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu
untuk membunuhmu. Sesungguhnya Aku takut kepada Allah, Tuhan seru
sekalian alam. Sesungguhnya Aku ingin agar kamu kembali dengan (membawa)
dosa (membunuh)ku dan dosamu sendiri, Maka kamu akan menjadi penghuni
neraka, dan yang demikian Itulah pembalasan bagi orang-orang yang zalim.
Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh
saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah, Maka jadilah ia seorang di antara
orang-orang yang merugi.”[10]
Ayat di atas merupakan contoh
dalam ayat Al-Quran yang berhubungan dengan kisah. Kisah dalam al-Quran
mengandung banyak pelajaran. Kisah dalam al-Quran dapat menjadi
pelajaran bagi manusia. Abdurrahman an-Nahlawi mengatakan kisah
mengandung aspek pendidikan yaitu dapat mengaktifkan dan membangkitkan
kesadaran pembacanya, membina perasaan ketuhanan dengan cara
mempengaruhi emosi, mengarahkan emosi, mengikutsertakan psikis yang
membawa pembaca larut dalam setting emosional cerita, topic cerita
memuaskan pikiran. Selain itu kisah dalam al-Quran
bertujuan mengkokohkan wahyu dan risalah para Nabi, kisah dalam al-Quran
memberi informasi terhadap agama yang dibawa para Nabi berasal dari
Allah, kisah dalam al-Quran mampu menghibur umat Islam yang sedang sedih
atau tertimpa musibah.[11]
Metode mendidik
akhlak melalui kisah akan memberi kesempatan bagi anak untuk berfikir,
merasakan, merenungi kisah tersebut, sehingga seolah ia ikut berperan
dalam kisah tersebut. Adanya keterkaitan emosi anak terhadap kisah akan
memberi peluang bagi anak untuk meniru tokoh-tokoh berakhlak baik, dan
berusaha meninggalkan perilaku tokoh-tokoh berakhlak buruk.
Cerita mengusung
dua unsur negatif dan unsur positif, adanya dua unsure tersebut akan
memberi warna dalam diri anak jika tidak ada filter dari para orang tua
dan pendidik. Metode mendidik akhlak melalui cerita/ kisah berperan
dalam pembentukan akhlak, moral dan akal anak.[12]
Dari kutipan tersebut dapat diambil pemahaman bahwa cerita/kisah dapat
menjadi metode yang baik dalam rangka membentuk akhlak dan kepribadian
anak.
Cerita
mempunyai kekuatan dan daya tarik tersendiri dalam menarik simpati
anak, perasaannya aktif, hal ini memberi gambaran bahwa cerita disenangi
orang, cerita dalam al-Quran bukan hanya sekedar memberi hiburan,
tetapi untuk direnungi, karena cerita dalam al-Quran memberi pengajaran
kepada manusia. Dapat dipahami bahwa cerita dapat
melunakkan hati dan jiwa anak didik, cerita tidak hanya sekedar
menghibur tetapi dapat juga menjadi nasehat, memberi pengaruh terhadap
akhlak dan perilaku anak, dan terakhir kisah/ cerita merupakan sarana ampuh dalam pendidikan, terutama dalam pembentukan akhlak anak.
3. Metode Mauizah
Dalam tafsir al-Manar
sebagai dikutip oleh Abdurrahman An-Nahlawi dinyatakan bahwa nasihat
mempunyai beberapa bentuk dan konsep penting yaitu, pemberian nasehat
berupa penjelasan mengenai kebenaran dan kepentingan sesuatu dengan
tujuan orang diberi nasehat akan menjauhi maksiat, pemberi nasehat
hendaknya menguraikan nasehat yang dapat menggugah perasaan afeksi dan
emosi, seperti peringatan melalui kematian peringatan melalui sakit
peringatan melalui hari perhitungan amal. Kemudian dampak yang
diharapkan dari metode mauizah adalah untuk membangkitkan
perasaan ketuhanan dalam jiwa anak didik, membangkitkan keteguhan untuk
senantiasa berpegang kepada pemikiran ketuhanan, perpegang kepada jamaah
beriman, terpenting adalah terciptanya pribadi bersih dan suci.[13]
Dalam
al-Quran menganjurkan kepada manusia untuk mendidik dengan hikmah dan
pelajaran yang baik.“ Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan
hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang
baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa
yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk.”[14]
Dari
ayat tersebut dapat diambil pokok pemikiran bahwa dalam memberi nasehat
hendaknya dengan baik, kalau pun mereka membantahya maka bantahlah
dengan baik. Sehingga nasehat akan diterima dengan rela tanpa ada unsur
terpaksa. Metode mendidik akhlak anak melalui nasehat sangat membantu
terutama dalam penyampaian materi akhlak mulia kepada anak, sebab tidak
semua anak mengetahui dan mendapatkan konsep akhlak yang benar.
Nasehat menempati kedudukan tinggi dalam agama karena agama adalah nasehat, hal ini diungkapkan
oleh Nabi Muhammad sampai tiga kali ketika memberi pelajaran kepada
para sahabatnya. Di samping itu pendidik hendaknya memperhatikan
cara-cara menyampaikan dan memberikan nasehat, memberikan nasehat
hendaknya disesuaikan dengan situasi dan kondisi, pendidikan hendaknya
selalu sabar dalam menyampaikan nasehat dan tidak merasa bosan/ putus
asa.[15] Dengan memperhatikan waktu dan tempat tepat akan memberi peluang bagi anak untuk rela menerima nasehat dari pendidik.
Muhammad bin Ibrahim al-Hamd mengatakan cara mempergunakan rayuan/ sindiran dalam nasehat, yaitu:
- Rayuan dalam nasehat, seprti memuji kebaikan murid, dengan tujuan agar siswa lebih meningkatkan kualitas akhlaknya, dengan mengabaikan membicarakan keburukannya.
- Menyebutkan tokoh-tokoh agung umat Islam masa lalu, sehingga membangkitkan semangat mereka untuk mengikuti jejak mereka.
- Membangkitkansemangat dan kehormatan anak didik.
- Sengaja menyampaikan nasehat di tengah anak didik.
- Menyampaikan nasehat secara tidak langsung/ melalui sindiran
- Memuji di hadapan orang yang berbuat kesalahan, orang yang melakukan sesuatu berbeda dengan perbuatannya. Kalau hal ini dilakukan akan akan mendorongnya untuk berbuat kebajikan dan meninggalkan keburukan.[16]
Dengan
cara tersebut akan memaksimalkan dampak nasehat terhadap perubahan
tingkah laku dan akhlak anak, perubahan dimaksud adalah perubahan yang
tulus ikhlas tanpa ada kepura-puraan, kepura-puraan akan muncul ketika
nasehat tidak tepat waktu dan tempatnya, anak akan merasa tersinggung
dan sakit hati kalau hal ini sampai terjadi maka nasehat tidak akan
membawa dampak apapun, yang terjadi adalah perlawanan terhadap nasehat
yang diberikan.
-
- Metode Pembiasaan dengan Akhlak Terpuji
Manusia dilahirkan dalam keadaan suci dan bersih, dalam keadaan seperti ini manusia akan mudah menerima kebaikan atau keburukan.
Karena pada dasarnya manusia mempunyai potensi untuk menerima kebaikan
atau keburukan hal ini dijelaskan Allah, sebagai berikut:” Dan jiwa
serta penyempurnaannya (ciptaannya), Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa
itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang
yang mensucikan jiwa itu, Dan Sesungguhnya merugilah orang yang
mengotorinya.”[17]
Ayat
tersebut mengindikasikan bahwa manusia mempunyai kesempatan sama untuk
membentuk akhlaknya, apakah dengan pembiasaan yang baik atau dengan
pembiasaan yang buruk. Hal ini menunjukkan bahwa metode
pembiasaan dalam membentuk akhlak mujlai sangat terbuka luas, dan
merupakan metode yang tepat. Pembiasaan yang dilakukan sejak dini /sejak
kecil akan memebawa kegemaran dan kebiasaan tersebut menjadisemacam
adapt kebiasaan sehingga menjadi bagian tidak terpisahkan dari kepribadiannya. Al-Ghazali mengatakan:
”
Anak adalah amanah orang tuanya . hatinya yang bersih adalah permata
berharga nan murni, yang kosong dari setiap tulisan dan gambar. Hati itu
siap menerima setiap tulisan dan cenderung pada setiap yang ia
inginkan. Oleh karena itu, jika dibiasakan mengerjakan yang baik, lalu
tumbuh di atas kebaikan itu maka bahagialah ia didunia dan akhirat,
orang tuanya pun mendapat pahala bersama.”[18]
Kutipan
di atas makin memperjelas kedudukan metode pembiasaan bagi perbaiakn
dan pembentuakan akhlak melalui pembiasaan, dengan demikian pembiasaan
yang dilakukan sejak diniakan berdampak besar terhadap
kepribadian /akhlak anak ketiak mereka telah dewasa. Sebab pembiasan
yang telah dilakukan sejak kecil akan melekat kuat di ingatan dan
menjadi kebiasaan yang tidak dapat dirubah dengan mudah. Dengan demikian
metode pembiasaan sangat baik dalam rangka mendidik akhlak anak.
-
- Metode Keteladanan
Muhammad
bin Muhammad al-Hamd mengatakan pendidik itu besr dimata anak didiknya,
apa yang dilihat dari gurunya akan ditirunya, karena murid akan meniru
dan meneladani apa yang dilihat dari gurunya.[19]
Dengan memperhatikan kutipan di atas dapat dipahami bahwa keteladanan
mempunyai arti pentng dalam mendidik akhlak anak, keteladanan menjad
titik sentral dalam mendidik dan membina akhlak anak didik, kalau
pendidik berakhlak baik ada kemungkinan anak didiknya juga berakhlak
baik, karena murid meniru gurunya, senbaliknya kalauguru berakhlak buruk
ada kemungkinan anak didiknya juga berakhlak buruk.
Dengan
demikian keteladanan menjadi penting dalam pendidikan akhlak,
keteladanan akan menjadi metode ampuh dalam membina akhlak anak.
Mengenai hebatnya keteladanan Allah mengutus Rasul untuk menjadi teladan
yang paling baik, Muhammad adalah teladan tertinggi sebagai panutan
dalam rangka pembinaan akhlak mulai,” Sesungguhnya Telah ada pada (diri)
Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah.”[20]
Keteladanan sempurna,
adalah keteladanan Muhammad Saw menjadi acuan bagi pendidik sebagai
teladan utama, dilain pihak pendidik hendaknya berusaha meneladani
Muhammad Saw sebagai teladannya, sehingga diharapkan anak didik
mempunyai figure yang dapat dijadikan panutan.
-
- Metode Targhib dan Tarhib
Targhib adalah janji yang disertai bujukan dan rayuan untuk menunda kemaslahatan, kelezatan, dan kenikmatan. Sedangkan tarhib adalah ancaman, intimidasi melalui hukuman.[21]
Dari kutipan di atas dapat dipahami bahwa metode pendidikan akhlak
dapat berupa janji/pahala/hadiah dan dapat juga berupa hukuman. Muhammad
Rabbi Muhammad Jauhari menyatakan metode pemberian hadiah dan hukuman
sangat efektif dalam mendidik akhlak terpuji.[22]
Anak
berakhlak baik, atau melakukan kesalehan akan mendapatkan
pahala/ganjaran atau semacam hadian dari gurunya, sedangkan siswa
melanggar peraturan berakhlak jelek akan mendapatkan hukuman setimpal
dengan pelanggaran yang dilakukannya. Dalam al-Quran
dinyatakan orang berbuat baik akan mendapatkan pahala, mendapatkan
kehidupan yang baik.” Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik
laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan
kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan kami
beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang
Telah mereka kerjakan.”[23]
Berdasarkan ayat di atas dapat diambil
konsep metode pendidikan yaitu metode pemberian hadiah bagi siswa
berprestasi atau berakhlak mulai, dengan adanya hadian akan memberi
motivasi siswa untuk terus meningkatkan atau paling tidak mempertahankan
kebaikan akhlak yang telah dimiliki. Di lain pihak, temannya yang
melihat pemberian hadiah akan termotivasi untuk memperbaiki akhlaknya
dengan harapan suatu saat akan mendapatkan kesempatan memperoleh hadiah.
Hadiah diberikan berupa materi, doa, pujian atau yang lainnya.
Muhammad
Jamil Zainu mengatakan,”Seorang guru yang baik, harus memuji muridnya.
Jika ia melihat ada kebaikan dari metode yang ditempuhnya itu,dengan
mengatakan kepadanya kata-kata “bagus”, “semoga Allah memberkatimu”,
atau dengan ungkapan “engkau murid yang baik’.[24]
Sanksi
dalam pendidikan mempunyai arti penting, pendidikan terlalu lunak akan
membentuk anak kurang disiplin dan tidak mempunyai keteguhan hati.
Sanksi tersebut dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut, dengan
teguran, kemudian diasingkan, dan terakhir dipukul dalam arti tidak
untuk menyakiti tetapi untuk mendidik. Kemudian dalam menerapkan sanksi
fisik hendaknya dihindari kalau tidak memungkinkan, hindari memukul
wajah, memukul sekedarnya saja dengan tujuan mendidik, bukan balas
dendam. Alternatif lain yang mungkin dapat dilakukan adalah;
- memberi nasehat dan petunjuk.
- Ekspresi cemberut.
- Pembentakan.
- Tidak menghiraukan murid.
- Pencelaan disesuaikan dengan tempat dan waktu yang sesuai.
- Jongkok.
- Memberi pekerjaan rumah/ tugas.
- Menggantungkan cambuk sebagai simbol pertakut.
- Dan alternatif terakhir adalah pukulan ringan.[25]
Dalam memberi
sanksi hendaknya dengan cara bertahap, dalam arti diusahakan, dengan
tahapan paling ringan, diantara tahapan ancaman dalam al-Quran adalah
diancam dengan tidak diridhoi oleh Allah, diancam dengan murka Allah
secara nyata, diancam dengan diperangi oleh Allah dan Rasul-Nya, diancam
dengan sanksi akhirat, diancam dengan sanksi dunia.[26]
Kutipan tersebut menunjukkan bahwa dalam melaksanakan hukuman dituntut
berdasarkan tahapan-tahapan, sehingga ada rasa keadilan dan proses
sesuai prosedur hukuman.
- Penutup
Menurut
Abdurrahman an-Nahlawi metode pendidikan Islam adalah metode dialog,
metode kisah Qurani dan Nabawi, metode perumpaan Qurani dan Nabawi,
metode keteladanan, metode aplikasi dan pengamalan, metode ibrah dan
nasihat serta metode targhib dan tarhib. Dalam
pemberian sanksi diusahakan tidak mendahulukan sanksi bersifat fisik,
kalau pun terpaksa hendaknya menghindari bagian muka dan bagian lain
yang membahayakan anak didik, kemudian pukulan dilaksanakan hanya
sekedarnya saja, tidak bermaksud balas dendam atau motif lain.
[1] Redaksi Sinar Grafika,Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, UU RI NO.20 TH.2003, (Jakarta: Sinar Grafika, 2003), h. 5-6
[2] Jamaluddin Idris, Kompilasi Pemikiran Pendidikan, (Yogyakarta, Banda Aceh: Suluh Press dan Taufiqiyah Sa’adah:2005)., h. 11-15
[3] Muhammad Rabbi Muhammad Jauhari,Akhaquna,terjemahan. Dadang Sobar Ali, (Bandung: Pustaka Setia,2006)., h. 88
[4] Ibid.,
[5] Ibid.
[6] Abdurrahman An-Nahlawi, Ushulut Tarbiyah Islamiyah Wa Asalibiha fii Baiti wal Madrasati wal Mujtama’ Penerjemah. Shihabuddin, (Jakart: Gema Insani Press:1996)., h.204,
[7] Ibid., h.205
[8] Ibid.
[9] Ibid.,lebih lanjut baca Abdurrahman An-Nadawi hal 206-238
[10]Departemen Agama RI, Al-Quran dan terjemah dan Penjelasan Ayat Ahkam,(Jakarta: Pena Pundi Aksara,2006., h. 272
[11] Abdurrahman San-Nahlawi, Op.Cit., h. 239-250
[12] Abdul Aziz Abdul Majid,AlQissah fi al-tarbiyah,
penerjemah. Neneng Yanti Kh. Dan Iip Dzulkifli Yahya, (Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya,2001), h.4. bandingkan dengan Jaudah Muhammad Awwad,Mnhajul Islam Tarbiyatil Athfal, penerjemah Shihabbuddin, (Jakarta: Gema Insani Press,2001)., h.46-47
[13] Abdurrahman an-Nahlawi, Op.Cit., h.289-296
[14] Departemen Agama RI, Op.Cit., h. 282
[15] Muhammad bin Ibrahim al- Hamd, Maal Muallimin, Penerjemah, Ahmad Syaikhu, ( Jakarta: Darul Haq,2002)., h.140, bandingkan dengan Fuad bin Abdul Azizi al-Syalhub,Al-Muallim alAwwal shalallaahu alaihi Wa Sallam Qudwah Likulli Muallim wa Muallimah, ,penerjemah. Abu Haekal,(Jakarta: Zikrul Hakim,2005), h.43-45
[16] Ibid., h.142
[17] Departemen Agama RI, Op. Cit. h. 596
[18] Muhammad Rabbi Muhammad Jauhari, Op.Cit., h.109
[19] Muhammad bin Ibrahim al-Hamd, Op.Cit., h.27
[20] Departemen Agama RI, Op.Cit, h.421
[21] Abdurrahman an-Nahlawi, Op.Cit., h. 296
[22] Muhammad Rabbi Jauhari, Op.Cit., h.115
[23] Departemen Agama RI, Op.Cit., h.279
[24] Fuad bin Abdul Aziz al-Syalhub, Op.Cit., h. 63
[25] Ibid., h59-60
[26] Muhammad Rabbi Muhammad Jauhar, Op. Cit., h.122-124
Langganan:
Postingan (Atom)