DAFTAR LABELKU (klik saja jangan ragu-ragu)

Selasa, 31 Januari 2012

BELAJAR KEARIFAN MEMAHAMI ANAK

      Islam  menasihatkan carilah ilmu dari mana asalnya, maksudnya kebenaran itu bisa diperoleh dari mana saja  munculnya, asal tidak bertentangan dengan kebenaran Al Qur'an dan As Sunnah.
      Al Qur'an memiliki ribuan ayat, kebenaran ayatnya tak diragukan lagi, namun Al Qur'an masih pada tataran umum, maka perlu penjelas. Hadis adalah penjelas lebih khusus dari  Rasulullah. Beliau adalah teladan utama, belilau  nabi Terakhir setelah nabi Isa.  Beliau penyempurna tuntunan sebelumnya. maka kalau yakin dengan Al Qur'an mestinya tidak akan ragu dengan  sunnah atau segala  kebenaran memalui segala perilaku Rasulullah.
      Berkenaan tuntunan Rasululaah s.a.w tentang anak tidak diragukan lagi beliau memiliki sifat sabar yang luar biasa. Keunggulan yang lain dibanding manusia secara umum memiliki karakter SHIFAT (Shidq/benar,Fathoanah/cerdas, Amanah/dapat diandalkan, Tabligh/ menyebarkan, mendidik) dsb.
        Rasulullah pembawa rislah Islam. Berkenaan dengan Anak . Anak   diibaratkan sebagai  permata bunda, belahan jiwa, si jantung hati dan buah hati mama. Mengapa disebut permata, jantung dan buah hati, karena bagi orang tua anak adalah segala-galanya, bisa mengalahkan yang lain termasuk dirinya sendiri. Wajarlah kalau Rasulullah bersabda:Artinya:  “anak itu adalah buah hati”  (HR. Abu Ya’la)
Hadist ini berarti sangat dalam, tergambar disana bahawa kehadiran anak bagi orang tua adalah sesuatu yang di tunggu-tunggu. Sebagai buah hati ia mampumenjadi daya pemikat yang kokoh dan perekat yang kuat dalam jalinan kasih sayang dan hubungan harmonis berumah tangga. Dengan kata lain, anak merupakan salah satu unsur yang sangat kuat untuk memperkokoh jalinan kemesraan dan kasih sayang antara suami istri.
       Kalau ada barang atau perhiasan dunia yang paling berharga, itulah anak namanya, dia mengalahkan seluruh harta lainnya, dia diatas segala sesuatu yang dimiliki. Anak merupakan perhiasan kehidupan dunia yang menjadi kebanggaan orang tua. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an (QS. Al-Kahfi; 46)

               Menurut pandangan sastrwan yakni  Kahlil Gibran, dia menggambarkan tentang Anak, yang berjudul Your children are not your children, sangat terkenal. Puisi ini mengajarkan dan menyadarkan kepada para orang tua bahwa anak seharusnya tidak disetir sesuai kemauan orang tua, apalagi dengan tangan besi. Paling tidak, harus ada ruang kebebasan bagi anak untuk menentukan nasibnya sendiri. Orang tua hanyalah sebagai fasilitator.

Your children are not your children

They are the sons and daughters of Life’s longing for itself.
They come through you but not from you,
And though they are with you yet they belong not to you.

You may give them your love but not your thoughts,
For they have their own thoughts.
You may house their bodies but not their souls,
For their souls dwell in the house of tomorrow,
which you cannot visit, not even in your dreams.

You may strive to be like them,
but seek not to make them like you.
For life goes not backward nor tarries with yesterday.

You are the bows from which your children
as living arrows are sent forth.
The archer sees the mark upon the path of the infinite,
and He bends you with His might
that His arrows may go swift and far.

Let our bending in the archer’s hand be for gladness;
For even as He loves the arrow that flies,
so He loves also the bow that is stable.

Terjemahan:


ANAKMU bukan anakmu!


“Anak adalah kehidupan, mereka sekedar lahir
melaluimu tetapi bukan berasal darimu.
Walaupun bersamamu tetapi bukan milikmu,
curahkan kasih sayang tetapi bukan memaksakan pikiranmu
karena mereka dikaruniai pikirannya sendiri.

Berikan rumah untuk raganya, tetapi tidak jiwanya, karena
jiwanya milik masa mendatang, yang tak bisa kau datangi
bahkan dalam mimpi sekalipun.

Bisa saja mereka mirip dirimu, tetapi jangan pernah
menuntut mereka jadi seperti sepertimu.
Sebab kehidupan itu menuju ke depan, dan
tidak tenggelam di masa lampau.

Kaulah busur, dan anak-anakmulah anak panah yang melucur.
Sang Pemanah mahatahu sasaran bidikan keabadian.
Dia menentangmu dengan kekuasaanNya,
Hingga anak panah itu melesat, jauh serta cepat.

Meliuklah dengan suka cita dalam rentangan tangan Sang Pemanah,
Sebab Dia mengasihi anak-anak panah yang melesat laksana kilat
Sebagaimana pula dikasihi-Nya busur yang mantap”.
Nabi melukiskan kepada kita bahwa dunia anak-anak seolah-olah kehidupan surga, penuh riang-gembira, keindahan fantasi. Sesuai sabda beliau:
الاطفال دعاميص الجنة
Artinya:  “anak-anak itu bagaikan kupu-kupu surga
Orang tua akan merasa senang dan bahagia jika anaknya mendapat pujian dan disenangi oleh masyarakat lingkungannya. Dalam hadits lain disebutkan pula:
الولد من ريحان الجنة
Artinya:  “anak itu rezeki dari surga” (HR. Al-Hakim)