DAFTAR LABELKU (klik saja jangan ragu-ragu)

Selasa, 30 Oktober 2012

SI PENULIS MODAL NEKAT DIPERCAYA SEBAGAI MOTIVATOR DI MGMP B. INGGRIS SMP


Voice of Wonogiri (VoW). Wonogiri. Selasa, 30 Oktober 2012 yang ke sekian kalinya MasKatno Giri diundang di MGMP  bahasa Inggris sektor 11 atau sektor Wonogiri bagian timur. Pertemuan antar guru bahasa Inggris tersebut bertempat di lab bahasa SMPN1 Purwantoro.  Kali ini temanya adalah tentang kepenulisan artikel. Namun, sebelumnya  maslah kepenulisan PTK yang  juga mengundang MasKatno Giri.

Salah satu alasan ketua MGMP bahasa Inggris mengundang MasKatnogiri sebagai motivator dan pembimbing adalah Wonogiri masih miskin penulis, apalagi  penulis yang memiliki modal nekat atau modal.
“Apa yang melatarbelakangi Pak Maskatno sering menulis dan sering ikut lomba?” Itulah pertanyaan salah satu ibu guru, MasKatno menjawab bahwa dia akan lebih  bahagia lagi kalau mampu memotivasi orang lain  untuk mampu menulis walau modalnya nekat dan modal pas-pasan.

Menurut Maskatno walau modal kepenulisanya Cuma modal nekat, dia sudah mapu menghasilkan ratusan tulisan. Namun, yang dikirim dan dipasarkan untuk menghasilkan uang baru sebatas puluhan jumlahnya. Dan menurutnya dia  juga bisa juara tingkat provinsi melalui kepenulisan.

Modal nekat ternyata bisa menghantarkan kesusksesan, pada kenyataanya orang cerdas tanpa  ketekatan akan dikalahkan orang pas-pasan yang memiliki kenekatan.

Berikut  foto-foto kegiatan MGMP Bahasa Inggris sektor timur bersama MasKatno Giri:

GURU DAN UTANG BERPERAN MENCERDASKAN BANGSA Oleh MasKatno Giri


Sudah dimaklumi. Keberadaan  istilah “GURU” yang merupakan akronim Ginaris Uripe Rinebeting Utang, juga  istilah “tanpa utang bagaikan langit tanpa bintang”. Kesimpulan sementara GURU dan UTANG ternyata memiliki peran luar biasa, tentu peran dalam menentukan perjalanan bangsa.

Bagaimana logikanya GURU dan UTANG memiliki peran dalam kehidupan berbangsa?

Guru  yang memiliki utang biasanya lebih kreatif, karena dia dipaksa berpikir bagaimana dia dan keluarga bisa makan dan menyekolahkan anak-anknya dsb. Yang jelas guru tersebut berupaya memiliki tambahan penghasilan. 

Apakah ada guru yang berbuat negatif untuk menutupi kebutuhannya?  

Saya yakin tidak ada, kalau ada namanya bukan guru tapi oknum guru. Karena perilaku guru selalu dipantau dari arah mana saja, sehingga guru selalu hati-hati dalam bertindak
Guru adalah patuladan, idealnya menjadi contoh yang baik untuk para  siswa. Masyarakatpun juga akan menuntut bahwa guru seharusnya menjadi panutan di masyarakat

Tata cara pengiriman hasil karya penulisan ke jurnal ilmiah atau media cetak Oleh MaSukatno Giri


Mampu menulis  artikel  dan dipublikasikan kenaapa tidak?

Kebutuhan kepenulisan untuk para guru semakin mendesak, maksudnya bagi para guru PNS  untuk menapak karir  berpangkatan yang lebih tinggi  harsu mampu menulis karya ilmiah, salah satunya adalah memulir artikel yang dimuat di jurnal ilmiah.

Sebetulnya,  banyak para guru yang tergolong pintar. Namun mereka belum memaksimalkan kemampuannya, atau barangkali mereka  belum termotivasi dan mendapat informasi bahwa menusli  di jurnal ilmiah itu gampang. Berikut tata cara kepenulisan artikel di jurnal ilmiah:
1. Ketik naskah Anda dengan rapi dan cermat;
2. Pergunakan font Times New Roman, 12, 1,5 spasi, 3-5 halaman kertas A4;
3. Lengkapi dengan Kata Pengantar tulisan yang ditujukan ke alamat Redaksi;
4. Lengkapi pula dengan identitas diri yang terkait dengan kompetensi;
5. Kirim naskah Anda melalui pos atau melalui email;
6. Untuk pengiriman via pos, sertai dengan amplop dan prangko pengembalian;
7. Tunggu kira-kira dua minggu sejak saat pengiriman untuk meyakini naskah itu ditolak atau diterima;
8. Pada umumnya tidak ada pemberitahuan dari Redaksi sebuah naskah akan dimuat atau ditolak;
9. Anda sebagai penulislah yang mesti rajin memonitor untuk mengetahui naskah Anda dimuat atau tidak (bisa dilihat di situs web redaksi tersebut atau dengan mendapatkan cetakannya);
10. Jika tidak dimuat, Anda boleh memilih untuk membuat naskah baru atau merevisi naskah tadi dan mengirimkannya ke media lain;

STEPS TO BE A WRITER Rewritten by MasKatno Giri



  1. Consider all of the options. Not everyone can create a blockbuster novel. Anyone with passion might be able to earn a living from writing. Copywriting is probably the highest paid skill on the Internet. Article writing is in great demand for providing content for websites. Creative writers are in demand to bid for projects every day. So the first step in how to become a writer is to research all of the options.
  2. Plan using logic and desire. Write the way you want, but decide whether or not you want to rely on the income from your writing. Not having a regular job will allow you to focus on your writing, but it's very unlikely that you'll be able to depend on it for at least a few years.
  3. Think about what you want to write, instead of what you want to get from writing. You won't get anywhere if all you're after is money.
  4. Be prepared to work odd hours  you'll need to write whenever ideas strike, even if it's the middle of the night. Completely immerse yourself in the world you create.
  5. Find what works for you and stick with it. Even if you get dozens of rejection slips, if you feel comfortable working the way you do, you'll eventually have success.
  6. Know that writer’s block is a real thing. Too much writing, and concentrating too deeply, can cause you to not be able to write a word. Your focus and concentration leave, and you can just sit and stare at the page or the computer or typewriter, and not have a thing come to mind to write.
  7. Take a break to refresh your mind. Take a drive, or a walk, go to a movie, or just read a book. You may need a day, or a week to be able to once again concentrate. Be patient, your writers block will leave in due time. If that doesn't work, try the toilet, or in French, ca'mode. Toilet or Ca'mode means to refresh the body, which helps the mind as a writer.
  8. Use dreams to assist with ideas. Dreams are a big help. Have a notebook near you and if you remember a dream write it down. Some people can only remember some of their dream but when you write it down the rest will come back to you.
  9. Read, read, read. If you read a lot, sometimes ideas that aren't even related to what you're reading will come to you. This also helps with learning and memorizing words you can use later in writing.
  10. Ask yourself, "What kind of story is it going to be?" It can be a short story or a novel.
  11. Jot down notes and ideas. After that, check over your work and think about your ideas.
  12. Decide what genre your story will have. Some examples are romance, comedy, horror, fairy tale, and adventure.
  13. Think about the plot of your story. Will it have a happy or sad ending? Also think about the problem in your story, like stolen jewels.
  14. Create characters. Think of names and their personalities. Think about how important they are. Think the most about your main character.
  15. Think of a title. Don't make it too short, but not too long. Also, don't make a title that doesn't match the story, like a story called Home Run, and the book is about princesses.
  16. Get writing. You might want to use a pencil, or take some white-out if you are using a pen. You could also use what you are using right now-your computer.

Penyebab Artikel Ilmiah ditolak oleh Penerbit Oleh MaSukatno Giri


 Bagi anda yang  berniat  menulis artikel dan  mengirimkanya  ke media cetak, pasti menghendaki segera dimuat. Eh ternyata banyak sekali orang yang mengirim artikel, sehingga persaingan pun sangat ketat. Belum tentu artikel yang bagus akan dimuat di media. Apalagi artikel yang kita kirim belum  bermutu atau tidak aktual. Kemungkinannya memang ditolak. Ya tidak masalah, nasihat dari Pak Katno. ' JANGAN MENYERAH!"

Walau Pak katno baru penulis lokal setidak-tidaknya layak memberikan informasi, sumbernya dari sobatku wartawan kompas,  beliau Pepih Nugraha. Menurutnya  ada beberapa penyebab artikel ditolak oleh media:

1. Topik atau tema yang diangkat kurang aktual
2. Tidak memberikan argumen yang baru
3. Konteks pembahasan kurang jelas
4. Cakupan pembahasan terlalu kecil alias lokal
5. Cara penyajian berkepanjangan.
6. Bahasa yang digunakan bertele-tele.
7. Pengetikan acak-acakan dan penggunaan tanda baca yang semrawut
8. Menggunakan istilah-istilah yang sulit difahami.
9. Gaya bahasa yang digunakan mirip naskah pidato/ceramah/makalah
10. Sumber kutipan kurang jelas
11. Terlalu banyak kutipan
12. Diskusi kurang berimbang
13. Alur uraian kurang runtut.
14. Uraian terlalu datar.
15. Alinea pengetikan terlalu panjang

Itulah beberapa penyebab artikel  yang dikirimkan ditolak oleh media. Ada sebagian orang yang berpendapat bahwa selain itu ada hal-hal lain yang menjadi pertimbangan. Seperti penulis kurang terkenal, kurang rutin mengirimkan artikel dan tidak mempunyai kedekatan khusus dengan media terkait. Entah itu benar atau tidak, yang jelas itu merupakan rahasia perusahaan media-media tersebut. Yang jelas, jika kita menghindari hal-hal yang telah disebutkan diatas, sangat besar  kesempatan  artikel kita akan diterima.INSYA ALLAH