DAFTAR LABELKU (klik saja jangan ragu-ragu)

Minggu, 28 Desember 2014

Sabar Bersama Anak Nakal

Baru saja aku  mendapat pembelajaran dari buku "Chicken Soup for the Teenage  Soul", dalam kisah nyata: "She  Didn't Give Up on Me". Diceritakan seorang ibu yang memiliki kesabaran luar biasa  dalam menghadapi anak perempuannya (6 tahun) yang sangat kurang ajar. 

Anaknya sering marah-marah dan suatu waktu membentak ibunya: I hate you  I don't want to  live  here with you!...... Ibunya tidak marah dan tidak terlalu serius menanggapinya, lalu sambil memeluknya dan  berkata:   "We're family, and family don't  give up on each other".(Kita keluarga dan keluarga tak menyerah satu sama lain). Anaknya terdiam.

Singkatnya ibu memiliki keunggulan: tidak hanya  memiliki kesabaran luar biasa, juga pantang menyerah  dalam menghadapi kekurangajaran putrinya.  Pada akhirnya anaknya yang nakal lambat laun bersamaan dengan perubahan usianya, dia berubah menjadi anak yang baik dan terinspirasi  ingin menjadi ibu yang  sabar seperti ibunya.

Sebetulnya ceritanya panjang. Aku sempat membaca secara berulang kisah ibu yang sabar dan aku meneteskan air mata: aku harus belajar menjadi sabar dan lebih baik kepada ortuku dan kepada anakku.  Lalu aku mengumpulkan beberapa nasihat bagaiman  menjadi sabar. Berikut ini nasihat supaya kita  tidak mudah marah  dalam menghadapi anak kita yang nakal:

1.  Bersyukur . Seberat apapun rintangan dalam mendidik anak, tetap saja kita jauh lebih beruntung dan bahagia daripada para orang tua yang belum pernah memiliki anak.
 2. Berwudlu. Islam mengajarkan supaya kita  menjaga wudlu. Apalagi saat marah. 
 3. Bertanya pada diri sendiri apakah bermanfaat atas kemarahan kita. Sebelum meluapkan kemarahan dengan kata-kata yang penuh emosi pada anak kita, pikirkan sejenak apakah kata-kata kita akan bermanfaat dan akan semakin mendidik anak, atau malah mengajarkan kekerasan pada anak
 4. Membayangkan jika kemarahan kita diketahui orang lain. Apa yang  kita rasakan bila kemarahan kita pada anak ternyata diketahui orang lain? Pastinya  kita  akan merasa malu sebagai orang tua. Kita sudah tahu tentu: Malu sebagian dari iman 
5. Mengingat seseorang yang penyabar. Hampir di setiap keluarga, selalu ada seseorang yang benar-benar memiliki kesabaran yang kuat. Biasanya orang itu adalah orang tua kita, ayah dan ibu. Coba kita bayangkan bagaimana sikap  ibu kita yang penyabar bila menghadapi kesulitan mendidik anak seperti yang  kita alami. Dengan kata lain, tirulah kesabaran orang lain!
Semoga bermanfaat dan  SALAM SUKSES SEJATI!