DAFTAR LABELKU (klik saja jangan ragu-ragu)

Senin, 09 Juni 2014

Pokoknya Menulis Untuk Memotivasi

Sudah malam. Sesaat lagi sudah puku 22.00. Lagi-lagi, sebetulnya aku ingin segera tidur. Supaya aku bisa fresh bangun pagi sebelum shubuh dan bisa membangunkan anak sulungku supaya sholat malam dan belajar.

Baru saja menonton debat capres. Menurutku tak ada yang menarik. Biasa saja. Kalau soal  omongan, orang Indonesia  sudah jago ngomong. Namun kenyataanya Indonesia belum bisa maju kalau hanya modal omongan.

Daripada mikir capres Indonesia 2014,  aku memutuskan aku menulis untuk memotivasi dan  mengembangkan diri. Syukur bisa membantu orang lain. 

Kuniatkan menulis sebagai pelatihan kreativitas, kesabaran dan perenungan. Benar,  kita memang harus banyak belajar dan merenung.  Ilmu kita masih sedikit, padahal permasalahan hidup begitu komplek. Kalau hanya sebatas kita memikirkan kehidupan diri sendiri tentu lebih sederhana. Kita memang tidak seharusnya egois. Kita perlu membantu orang lain yang bermasalah.

Sependek aku ketahui, dari masalah saudaraku, tetanggaku, dan para siswaku, mereka banyak yang bermasalah dalam motivasi hidup. Masalah motivasi hidup di sini berkaitan juga dengan masalah ekonomi, pendidikan dan motivasi peningkatan kualitas spiritualita dll..

Mengenai   masalah motivasi pendidikan yang aku ketahui salah satunya ditunjukkan oleh para siswaku bahwa di antara mereka masih bingung  juga untuk apa belajar dan belum maksimal dalam menggunakan waktu dalam belajar. Mereka belum sadar tentang pentingnya ilmu.

Kalau di lingkungan saudara dan tetanggaku banyak diantaranya hidup susah karena ekonomi sulit. Memang cari uang susah. Kalau mendapat uang sering tidak bisa mencukupi, karena  harga barang-barang tidak murah lagi.

Demikian juga motivasi untuk kemaslhatan jangka panjang. maksudnya banyak di antara kita kurang merasa diawsai Tuhan. Karena merasa kurang diawasi Tuhan, banyak di antara kita mudah saja melakukan hal-hal yang dekat dengan kemaksiatan.. Juga   banyak di antara kita  yang belum sadar bahwa kita hidup  akan dimintai tanggung jawab sama yang di atas setelah kita meninggalkan dunia ini. 

Sekali lagi, ternyata  motivasi hidup untuk menuju  lebih baik itu  sangat penting. Maka melalui tulisan ini setidak-tidaknya memotivasi diri sendiri untuk menjalani hiudp dengan modal semangat  menjadi lebih baik.

Spontan Berkisah Masaluku

Saat ini di laptopku menunjukkan pukul 22:41. Sudah malam sebetulnya. Mau tidur belum bisa. Padahal tadi  pagi sampai malam full kegiatan: pagi jagong manten di gd Al Irsyad Ps Kliwon Solo, dilanjut mendatangi arisan keluarga di Cemani, dan malam diundang pertemuan rapat komitee di Sekolah MIN Telukan. Pokoknya jadwal padat.

Melamun pasti banyak sia-sianya. Aku harus memutuskan kegiatan apa yang lebih efektif  menjelang tidur. Thing ! Ternyata aku punya ide menulis saja. Pokoknya menulis saja Insya Allah waktuku  pasti lebih efektif.

Teringat saat SMA puluhan tahun yang lalu. Saat-saat  jam seperti ini aku masih belajar sambil mendengarkan musik lagu-lagu barat.   Aku " memaksakan"  diri belajar matematika,  fisika, kimia pokoknya yang ilmu pasti sampai tengah malam.  Karena aku malu kalau kemampuan  ilmu pastiku terlalu kurang.

Eeeeh ternyata, setiap ulangan aku memang sering mendapat nilai kurang memuaskan. Maksudnya aku bukan ternmasuk 5 besar dari semua siswa di kelasku jurusan A1/ IPA (yang didominasi para juara kelas waktu kelas 1 SMA).

Dianggapnya aku orang pintar oleh guruku, maka aku digabungkan di dalam kelas unggulan A1. Padahal aku sebenarnya biasa-biasa saja. 

Terlalu sering belajar ilmu pasti, tapi tak bisa berprestasi. Terus terang, aku  jarang belajar Ilmu sosial dan bahasa saat di SMA. Tapi aku cuma meraba-raba bahwa bakatku memang bukan di ilmu-ilmu pasti.

Pikiranku terlalu rumit dan ruwet. Terkadang aku sulit mengendalikan, karena pikiranku cenderung melompat-lompat ke sana-kemari. Tapi, aku sadar bahwa aku punya kelebihan "BERKREATIF" daripada berhitung secara runtut. Kayaknya aku tepat di jurusan sosial dan seni. Tapi, kini  sudah terlanjur aku ditempatkan  di jurusan IPA. Sambil berjalannya waktu aku bersedia   saja menjalaninya.

Setelah lulus SMA, aku menyimpulkan aku kurang berbakat di ilmu pasti. So, aku mendaftar UMPTN di jurusan Pend bhs Inggris UNS. Alhamdulillah aku diterima. Karena belum ada HP, ortuku baru tahu kalau aku kuliah setelah beberapa bulan kemudian

Di jurusan bahasa Inggris pun aku juga  ketinggalan materi pelajaran. Aku sadar juga, sejak di SMA aku jarang sekali belajar bhs Inggris. EEeh ternyata teman-temanku di jurusan bhs, Inggris sudah lancar dalam bicara dan tata tulis. So kau tertinggal prestasi lagi. Nasiib- nasiiib, kok serba ketinggalan to ya aku ini?". Setelah semester dua, aku memutuskan untuk kursus bahasa Inggris. Maka sejak ikut kursus, aku  agak bisa mengikuti.

Sebetulnya, aku ah sud ngrumangsani, ortuku sudah tua dan miskin.  Maka kuputuskan aku harus kerja keras dan berprestasi. Sayangnya untuk berprestasi sangaaat berat.

Setahunya  ortuku, aku merantau ke Solo cuma kerja dan kursus. Ortuku tak membekaliku materi atau uang sama sekali. Beliau hanya meling nasihat "jadi orang itu yang jujur pasti mujur'. Mereka  tidak mampu mebiayai sekolahku. Walau aku punya banyak kakak. Aku bertekat hidup mandiri.

Untuk bayaran sekolah  aku mencari  sendiri secara total. Ini benar-benar terjadi padaku sejak SMA sampai kuliah. Aku memang sudah memiliki bisnis koran. ..Oooh ya aku lupa aku juga sering juga kerja srabutan salah satunya aku menjadi tukang  NGguyang Sepur di dekat stasiun Balapan.  Sejak remaja sudah terbiasa bangun pagi. Sholat shubuh dan loper koran. Alhamdulillaah.Aku mendapat untung dan bisa menyelesaikan sampi lulus dari S1 bahasa Inggris UNS.

Jujur kusampaikan. Beban hidupku terasa berat. Mikir tugas-tugas kuliah saja berat, masih ditambah mikir makan, setoran koran. Waaah pokonya berat dan sempoyongan aku menjalaninya. Motivasiku aku segera lulus, walau nilai pas-pasan saja. Bukti atas beban berat hidupku tercermin dari tampilan tubuhku  yang  hitam dan krempeng.

Sering juga sih, aku menangis saat melihat kaka-kakak tingkat sudah memakai toga wisuda  di depan kampus . "Yaa Allah, berilah kemudahan aku bisa mnyelesaikan kuliahku. Aku malu kalau aku harus mundur"

Allah Maha Melihat, aku  mungkin sudah diTITENi olehNya. Dan berusha hidup jujur, walau kejujuranku tidak 100% sempurna, ya paling tidak 95% lebih laah.  Aku bukan tipe anak yang suka berbuat macam-macam. Kegiatannya cuma  kerja-kerja dan belajar. Dan bagiku kerja pisikku cukup melelahkan juga. Maksudnya pagi sudah "gobyos'  kelelahan, kadang sering tidak mandi pagi dan langsung pergi ke sekolah/ kuliah. Maungkin kelelahanlah mengurangi prestasiku.

Allah Maha Kasih dan Adil. Saat kuliah Allah menunjukkan jalan kemudahan. Walau nilai pas-pasan, aku tidak sulit mencari kerja. Saat kuliah diberi kesempatan belajar menjadi guru SD. So Aku mendapat uang tambahan  sebagai guru SD. Alhamdulillah lagi aku mendapat  dua beasiswa. Salah satunya beasiswa TID / ikatan dinas. Tawaran yang baik, pokoknya kuterima. 

 
Walau nilai pas-pasan, pokoknya tidak sulit cari kerja. Alhamdulliah kurang dari lima tahun aku lulus dari Pend Bahasa Inggris UNS. Setelah lulus aku bekerja di lembaga pendidikan sebagai pengajar. Beberapa bulan kemudian aku diangkat sebagi manajer. Menjadi menejer sekitar satu  tahun. Alhamdulillah lagi, aku mendapat rezeki panggilan menjadi PNS di SMAN 1 Girimarto di th 2000. Sejak th 2000 samapi sekarng SKku tetap di SMAN 1 Girimarto.