DAFTAR LABELKU (klik saja jangan ragu-ragu)

Kamis, 20 Desember 2012

Mengingat Kepahitan, Mengikat Kemanisan Oleh Maskatno Giri



 "Ya Allah duh Gusti, Alhamdulillah telah engkau ciptakan masa laluku yang  penuh kepahitan, kini ada hikmah keluarbiasaan” Itulah kata magis yang sering kuucapkan saat ini, sehingga aku laksana  diCHARGE   untuk  bangkit, tegar , lebih bahagia dan  tanpa banyak mengeluh.

Benar memang, supaya kita bisa merasakan benar-benar manis perlu pembanding yakni rasa pahit. Tapi, bagi  yang belum pernah merasakan rasa pahit agak lumayan sulit merasakan nikmat rasa manis sebenarnya.

Merasakan rasa pahit atau makna denotatifnya kesulitan hidup di masa lalu ternyata menghasilkan dampak hikmah luar biasa. Coba  perhatikan bagaimana hikmah dari kehidupan pahit di masa lalu Chaerul Tanjung, Dahlan Iskhan, Andrea Hirata dan tambahan lagi  Insya Allah Maskatno Giri. Saat ini mereka benar-benar menginspirasi. Novel  biografinya tergolong tidak hanya laris manis tapi MEGA BEST SELLER. Hebat Kan! Kecuali novel Maskatno Giri ini baru proses.

Pokoknya, bagi  kita yang memiliki masa lalu yang penuh kepahitan dan  berusaha bersyukur, mestinya terinspirasi  dan bangkit untuk berkarya.  Kita bisa banyak belajar dari kisah –kisah C. Tanjung, Dahlan Iskhan dll. Kepahitan hidup masa lalu menciptakan  energi bisa luar biasa, karena kita  ditambahi EXTRA ENERGY dari  Allah s.w.t  sebagai hamba yang bersyukur.

Bagi yang memiliki masa lalu penuh kepahitan, namun lupa diri arti kesyukuran sulit mendapat energi tambahan dari yang Maha Kuasa. Mereka sulit membawa hikmah dan pencerahan kehidupan.



TAK ADA YANG ABADI Oleh Maskatno Giri

"Tak ada yang abadi..... dan    Tak selamanya langit ini kelabu..." Begitulah penggalan salah satu syair lagu, aku  lupa siapa  yang menyanyikannya. Yang jelas,  segala seseuatu yang ada di dunia ini tak ada yang abadi.  Ada siang ada malam, ada sedih ada suka ada kaya ada miskin, ada kuat ada lemah,ada sukses ada gagal, dan lebih jauh lagi ada hidup ada mati.

Kalau kita itu disuruh memilih, kita inginnya  terus menerus,  sehat, kuat, sukses dan hidup  bahagia. Pasti tidak mungkin lah yau. Kita memang dituntut berpikir arif dan legowo dalm menerima kenyataan.  Bagaimana kita sebaiknya menyikapi segala sesuatu yang terjadi di dunia ini?

Kita diberi kebebasan bersikap, mau menjadi orang yang seperti apa, hidup adalah pilihan. Yang jelas segala sesuatu tidak bisa berjalan seideal mungkin atau sesempurna mungkin seperti kehendak kita.  Sekali lagi kita memang sebaiknya menjalani hidup dengan  kearifan, ketekunan, kerendahan hati, keikhlasan dalam menerima segala sesuatu yang terkadang menyakitkan alias tidak sesuai harapan kita.

Ternyata kita perlu menyadari, kita adalah  apa yang kita pikirkan, kita adalah .apa yang kita tanam, kita adalah apa  yang diusahakan sebelumya. Di luar itu semua ada kekuatan yang Maha Dahsyat yaitu Allah sw.t

Sebagai refleksi kita bahwa terkadang kita tidak bahagia, tidak sehat, tidak sukses,  lebih jauh lagi tidak digolongkan orang yang akan masuk syurganya Allah. Karena kita bukan orang yang berhak mendapatkan kanugrahan apa yang kita tanam. Barang kali kita masih banyak melakukan kebodohan,  dosa kemaksiatan akhirnya hak kita untuk memiliki kehidupan yang baik tercabut.

Melalui tulisan ini, akhirnya aku juga semakin menyadari tak ada yang abadi di dunia ini. Kita perlu  menyadari secara terus menerus  bahwa KITA TIDAK SEHARUSNYA SEENAKNYA SENDIRI ATAU SAK KAREPE DEWE.