DAFTAR LABELKU (klik saja jangan ragu-ragu)

Selasa, 30 Desember 2014

Refleksi Diri di Akhir Tahun atas Rumah Tangga Kami

Bingung juga, mau ngapain di liburan panjang.  Sebetulnya kami ingin  piknik dan berbelanja. Namun ternyata dananya belum ada.  Daripada bengong pokoknya nulis saja.

Tulisanku ini bukan teori dan angan-angan belaka. Bukan  juga bermaksud untuk kepentingan  membanggakan diri. Aku menulis sebisanya, semoga Allah SWT meridloinya. 

Sehari lagi sudah pergantian tahun. Kesempatan emas untuk refleksi diri.  Tak terasa usia rumah tangga kami tidak muda lagi. Ternyata sudah lima belasan tahunan. Dan Alhamdulillah rumah tangga kami sangat membahagiakan. Selama belasan tahun, kami tidak pernah bertengkar. Ini beneran lho!, keempat anak kami belum pernah sama sekali mengetahui kalau kami bertengkar. Belum pernah ada piring/gelas  terbang sebagai wujud kemarahan. Tidak percaya silahkan tanya saja pada anak-ank atau para tetangga kami!. Wah, wah. Bukan untuk wah-wahan lho!

Di pengujung tahun kami perlu mawas diri dan menjaga keistiqomahan atas keharmonisan kami, semoga kebahagian kami abadi.  Tentu, doa kami, kebahagiaan kami terbawa sampai di akherat  nanti.

Sekali lagi ini bukan bermaksud berteori dan menyombongkan diri. Sejak belum menikah, kami sudah giat berdoa, supaya jika kami menikah, semoga Allah SWT memberikan keluarga sakinah, mawadah dan warrohmah. Kami tidak berpacaran, kami dijodohkan.Terbukti, tanpa pacaran  kami  hidup bahagia. Jelas, Allahlah pembimbing kami.

Lalu, aku akan bertutur tentang tip kami untuk menciptakan surga dalam rumah tangga;

1.    Menjadikan agama Islam sebagai pondasi keluarga.
Kenapa agama  Islam sebagai pondasinya? Islam adalah keyakinan kami. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa keluarga adalah batu pertama untuk membangun istana masyarakat muslim dan merupakan madrasah iman yang diharapkan dapat mencetak generasi-generasi yang shalih dan shalihah yang mampu menegakkan kalimat Allah di muka bumi.

Rasulullah saw pernah bersabda, “Janganlah kamu menikahi wanita karena kecantikannya, sebab kecantikan itu akan lenyap dan janganlah kamu menikahi mereka karena hartanya, sebab harta itu akan membuat dia sombong. Akan tetapi, nikahilah mereka karena agamanya, sebab seorang budak wanita yang hitam dan beragama itu lebih utama.” (H.R. Ibnu Majah).

2.   Menjadikan cinta kasih sebagai atapnya.
Cinta Kasih adalah sesuatu yang mesti ada dalam sebuah pernikahan, karena cinta merupakan bumbu perkawinan. Jika pernikahan dibarengi dengan cinta, maka pernikahan akan terasa indah, penuh dinamika.

Dalam salah satu hadits dikisahkan, bahwa Mughirah bin Syu’bah telah meminang seorang gadis, kemudian Rasulullah saw memberikan nasehatnya: ”Lihatlah gadis tersebut terlebih dahulu, karena dengan melihatnya bisa menjamin kelangsungan dan keharmonisan engkau berdua” (H.R. At-Tirmidzi, An-Nasa’i, Ibnu Majah dan Ahmad).

3.    Menghiasi keluarga dengan jiwa sabar dan syukur.
Rasulullah saw bersabda, ”Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya baik baginya dan kebaikan itu tidak dimiliki kecuali oleh seorang mukmin. Apabila dia mendapat kesenangan dia bersyukur dan itulah yang terbaik untuknya. Dan apabila mendapat musibah dia bersabar dan itulah yang terbaik untuknya.” (H.R. Muslim).

Kami pun masih pada tataran belajar  kesyukuran. Eeeh baru belajar saja sudah bahagia. Keluarga  bahagia/ sakinah terbentuk bukan karena kosongnya kesulitan, ujian, dan problematika hidup. Tapi, ia terbentuk karena sikap dan cara menyikapinya dengan benar, yaitu dengan menanamkan sikap sabar dan syukur.
4.    Menjadikan  MODELLING (keteladanan)  sebagai cara utama dalam mendidik anak-anak.
Ali bin Abi Thalib pernah berpesan, ”Didiklah anak-anakmu dengan bijak, karena mereka akan mengalami zaman yang tidak akan engkau alami”. Banyak cara dalam mendidik anak namun mendidik dengan memberikan teladan adalah yang paling utama. Anak belajar dengan mudah karena orang tua menjadi model bagi sang anak. 

Semoga Bermanfaat. Salam Sukses Sejati!

Memegang Kejujuran: Masa Depan Penuh Keberkahan

Kompas Senin, 29/12/2014 mengangkat kisah nyata: Satu Kejujuran yang Mengantarkan pada Kesuksesan. 

Dikisahkan ada seorang pemuda  kuli bangunan yang berawal menemukan HP senilai sekitar 15 Juta. Namun, pemuda tersebut tidak berniat menjualnya,  lalu dikembalikan ke pemiliknya, melalui kontak telephone.

Tidak disangka, ternyata pemilik HP adalah orang yang sangat kaya. Singkat cerita, pemuda disekolahkan  oleh pemilik HP ke PT, dibelikan spd motor dan diberi pekerjaan.  Singkatnua, kini pemuda tersebut menjadi direktur sebuah hotel berbintang. Pemuda tersebut adalah Dwi Saputra dari Solo.

Kini aku menasihati dir sendiri; pegang kejujuran secara konsisten/ istiqomah, memiliki hidup penuh berkah, kenapa tidak? . Jujur kepada diri sendiri, jujur kepada orang lain, dan yang pasti  menyadari  bahwa  Allah  Maha Mengetahui dan Berkuasa.

Akhirnya,  kutulis kembali  beberapa nasihat para ustadz yang hebat:  manfaat  memegang nilai-nilai kejujuran:

Pertama, jujur  akan mengantarkan ke surga. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya kejujuran akan mengantarkan kepada kebaikan dan kebaikan akan mengantarkan ke surga … dan sungguh kebohongan akan mengatarkan kepada dosa, dan dosa akan mengantarkan kepada neraka .…” (HR Bukhari-Muslim).

Kedua, jujur akan melahirkan ketenangan.
Rasulullah SAW bersabda, “… maka sesungguhnya kejujuran adalah ketenangan dan kebohongan adalah keraguan .…” (HR Turmidzi). Orang yang selalu jujur akan selalu tenang, sebab ia selalu membawa kebenaran. Sebaliknya, para pembohong selalu membawa kebusukan dan kebusukan itu membawa kegelisahan akibat kebusukannya.
Ketiga, jujur disukai semua manusia. Abu Sofyan pernah ditanya oleh Heraklius mengenai dakwah Rasulullah SAW.  Abu Sofyan menjelaskan bahwa di antara dakwahnya adalah mengajak berbuat jujur. (HR Bukhari-Muslim).

Rasulullah SAW terkenal  dengan gelar Al Amin (bisa dipercaya).  Bahkan, sebelum kedatangan Islam, beliau sudah masyhur sebagai orang yang jujur. Orang-orang kafir Makkah pun mengakui kejujuran Rasulullah SAW, sekalipun mereka tidak beriman.  Selain itu, mereka juga selalu menitipkan barang berharga kepada Rasul SAW.

Keempat, jujur akan mengantarkan pelakunya pada derajat tertinggi.
Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang memohon dengan jujur untuk mati syahid, (maka ketika ia wafat) ia akan tergolong syuhada sekalipun mati di atas kasurnya.” (HR Muslim).

Dan kelima, jujur akan mengundang rezeki dan  keberkahan. Rezeki di sini dalam artian yang luas. Rezeki lahir dan bathin atau rezeki langsung dan tidak langsung. dll Nabi Muhammad SAW pernah mengatakan bahwa seorang pembeli dan pedagang yang jujur dalam melakukan transaksi perdagangannya maka ia akan diberkahi oleh Allah. Sebaliknya, jika menipu maka Allah akan mencabut keberkahan dagangannya. (HR Bukhari Muslim). Wallahu a’lamu bisahwab. Dan SALAM SUKSES SEJATI

Menutupi Kelemahan Lewat Tulisan

Bisa dipastikan bahwa setiap manusia memiliki  kelemahan, titik kelemahan di sini bisa kepemilikan  aib, tract record yang kurang baik, kesalahan, kebodohan,  mungkin juga  ketidakjujuran dll, yang jelas intinya sesuatu yang membikin kita tidak nyaman mengenangnya; karena pernah melakukanya walau hanya sekali. Salah satunya ini  aku sendiri.

Aku  berusaha pantang menyerah dalam menutupi  kelemahan diri. Aku pun juga harus ikhlas bahwa aku  juga memiliki kelemahan. Jelas, aku masih jauh dari kesempurnaan. Tak akan pernah kulupakan nasihat dari ustadzku berdasar suatu hadis: bertaqwalah kepada Allah SWT di manapun kamu berada. Iringilah sesuatu yang buruk (baca: kelemahan, aib, dosa dll) dengan perbuatan baik niscaya  kelemahanmu akan tertutupi, juga tutupilah aib orang lain. Allah akan menutupi aib kalian.

Makanya, aku semakin termotivasi untuk menutupi kelemahan salah satunya   lewat  menulis,  dan inilah  cara mudah  aku menutupi kelemahan diri. Sekaligus menulis adalah sarana menasihati dan memotivasi diri sendiri.

Lebih jauh lagi dengan menulis, aku mendapat  segi positif  yang lain: 

1. Menularkan/ berbagi ide/pemikiran.
Ide/pemikiran yang dimiliki oleh seseorang jika tidak ditulis dan di share ke orang lain, maka ide/pemikiran tersebut akan sirna dengan sia-sia, padahal mungkin saja ide/pemikiran tersebut bisa membantu menyelesaikan masalah orang lain, sehingga bermanfaat.
2. Mengobati stress.
Seseorang yang mau  menulis bisa melampiaskan perasaannya ke dalam tulisan. Perasaan senang atau stress bisa dituangkannya ke dalam tulisan. Menuangkan tulisan sama saja dengan bicara pada diri sendiri. Kita seakan-akan sedang berkomunikasi dengan diri kita sendiri.
3. Mengisi waktu   lebih efektif
Sebagian orang begitu sibuk  bekerja sampai merasa kekurangan waktu, tapi di sisi lain banyak juga orang yang menyia-nyiakan waktunya. Bagi orang yang senang bekerja dan tidak mau membuang waktunya dengan percuma, maka aktivitas menulis bisa dijadikan cara untuk mengisinya.
4. Mencari uang.
Melalui karya tulisan jika dijalankan dengan serius bisa menghasilkan uang yang tidak sedikit. Memang, kebanyakan orang menempatkan aktivitas menulis hanya sekedar hobi atau sebagai penghasilan tambahan, tetapi jika benar-benar ditekuni bisa menghasilkan uang yang banyak dan tidak kalah menarik dengan profesi lainnya.
5. Menasihati  
Menasiahti diri sendiri atau orang lain adalah bentuk  komunikasi. Berkomunikasi di sini  bisa dilakukan dengan cara tertulis. Tentu saja ada perbedaan anatar berkomunikasi secara verbal (bicara) dan lisan (melalui tulisan). Meskipun keduanya merupakan aktivitas berkomunikasi yang bertujuan menyampaikan sesuatu.

Dengan menulis, kita berharap semakin lebih baik. Selamat tinggal: kelemahan, kebodohan, dan aib diri, dan SALAM SUKSES SEJATI!