DAFTAR LABELKU (klik saja jangan ragu-ragu)

Senin, 25 April 2016

Penghambat Kesuksesan

Apakah aku termasuk orang sukses?

Kalau mau idealis, aku masih jauh dari kata sukses? Namun aku harus bersyukur. Allah SWT telah menganugerahiku banyak sekali rezeki. Rezeki tidak harus berupa materi , bukan? Maksudnya aku sudah mendapat sesuatu yang lebih dari yang kubayangkan dan  kuharapkan. Maksudnyka aku sudah lumayan  berubah, yang dulu sejak kecil hidup dalam kemiskinin, kini aku sudah lebih baik. Setidaknya aku bukan menjadi beban untuk orang lain.
Dulu aku sangat takut  kalau aku tak mampu  mandiri.  Makanya aku giat berdoa, supaya aku  bisa lebih sukses/ kaya dibanding saat masa kecilku. Aku pun  juga sering belajar  bagaimana meraih sukses.

Sampai sekarang pun aku belajar untuk menjadi sukses dan syukur aku bisa membantu    orang lain lebih sukses .

Berdasar  beberapa referensi ada banyak faktor yang mempengaruhi kesuksesan, namun ternyata faktor Internal (diri sendiri)  yang mendominasi penghalang kesuksesan . Kurang lebih penghalang kesuksesan adalah :
  1. Kondisi jiwa : moral, mental, dan sikap (malas dan tidak bersemangat, pesimis, acuh tak acuh/apatis, tidak berani menghadapi tantangan/persaingan, tidak mau belajar, tidak punya dedikasi, cepat puas diri, sulit beradaptasi dan tidak bisa mengikuti perkembangan, tidak disiplin, selalu bimbang dan ragu-ragu untuk bertindak)
  1. Latar belakang pendidikan, pengetahuan, keahlian dan pengalaman (pendidikan rendah, pengetahuan kurang, wawasan dan pengalama sempit, keterampilan tidak memadai)
  1. Kesehatan kesehatan  fisik (sakit-sakitan, mudah lelah, rentan terhadap perubahan cuaca dan sebagainya)
  1. Kemampuan berkomunikasi dengan pihak lain (ketidakmampuan menyampaikan ide atau gagasan juga merupkan penghalang kesuksesan
  2. Rendahnya kualitas lingkungan sosial, lingkungan yang rusak berpengaruh kepada kesuksesan seseorang.
Oleh : J. Haryadi Virus artinya penyakit menular yang sangat berbahaya. Dalam dunia cita-cita, kita juga mengenal virus yang menghambat impian menjadi kenyataan. Kita harus bisa mengantisipasinya agar virus tersebut tidak merasuk ke dalam pikiran kita. Apa saja yang masuk dalam kategori virus impian dimaksud ? Berikut ini adalah jawabannya : 1. Rasa Malas. Malas sangat identik dengan inkonsistensi ! Artinya, orang yang malas itu adalah orang yang tidak konsisten dengan komitmen yang sudah dibuat. Rasa malas adalah virus yang sangat berbahaya, karena orang yang malas akan menyebabkan program yang sudah dibuatnya menjadi tidak masuk target. Malas juga merupakan pemborosan waktu. Pekerjaan yang seharusnya bisa dikerjakan cepat akhirnya terlambat. Bisa anda bayangkan kalau dalam satu hari saja terjadi keterlambatan pekerjaan selama 2 jam akibat malas, maka kalau hal itu berlangsung selama 1 tahun saja berarti sudah terjadi pemborosan sebanyak 360 hari X 2 jam = 720 jam atau sama dengan 30 hari alias 1 bulan. 2. Rasa Takut yang Berlebihan Setiap manusia pasti memiliki rasa takut dan itu merupakan kodrat dari Allah SWT. Rasa takut bisa bernilai positif jika ditempatkan pada tempatnya, misalnya rasa takut berdosa jika melanggar perintah Allah SWT, rasa takut berbuat zalim dan aniaya terhadap orang lain dan sebagainya. Rasa takut yang bernilai positif dan masuk dalam kategori virus adalah rasa takut gagal atau takut ditolak sehingga orang tidak mau melakukan sesuatu dan sebagainya. Rasa takut menyebabkan kita kalah sebelum bertanding. Perasaan takut menyebabkan seseorang tertahan dari mengambil tindakan. Mental rasa takut sering menghambat seseorang untuk sukses. 3. Rasa Malu Rasa malu disebabkan rendahnya self esteem/harga diri. Manusia seringkalisalah menempatkan rasa malu. Dia merasa malu apapbila memiliki kekuranganfisik, tidak percaya diri sehingga tidak bisa mengoptimalkan potensi yangdimilikinya. Dia lupa atau pura-pura lupa bahwa banyak orang bisa sukses walaupun mereka tidak memiliki fisik yang sempurna seperti Helen Keller. Malu yang benar dianjurkan karena malu seperti itu sebagian iman. Denganrasa malu yang benar, tindakan kita terarah terukur dan terjaga. Kitatidak akan berbuat curang, tidak jahil, tidak khianat. Semua kebaikanberawal dari rasa malu yang tepat. jadi tempatkan rasa malu secara tepatuntuk meraih kesuksesaan 4. Cepat Merasa Puas. Cepat merasa puas atas prestasi yang sudah diperoleh juga merupakan hambatan dalam mencapai kesuksesan yang lebih besar. Orang yang cepat merasa puas dengan prestasi yang diraihnya, serta telah merasa nyaman dengan kondisi yang dijalaninya, seringkali terjebak oleh rasa bangga dan rasa puas tersebut, sehingga orang tersebut tidak terdorong untuk menjadi lebih maju lagi. Akibatnya dia lupa untuk menapaki tangga sukses berikutnya yang seharusnya mampu diraihnya. Dia sudah membatasi dirinya sendiri sehingga tidak bisa memaksimalkan potensi yang ada dalam dirinya. Oleh sebab itu, kita harus waspada jika mengalami kesuksesan yang pertama. Lanjutkan lagi dengan inovasi baru, berpikir lebih kreatif dan mencari tantangan baru agar bisa naik ke jenjang yang lebih tinggi. 5. Putus Asa Kegagalan dalam membangun sebuah impian adalah batu sandungan yang seharusnya tidak membuat kita jadi lemah, apalagi berputus asa. Islam melarang umatnya berputus asa. Kita harus intropeksi diri dan mempelajari apa saja yang menyebabkan diri kita gagal dalam meraih impian. Kegagalan bukan harga mati, masih banyak cara lain untuk sukses. Justru dengan adanya masalah,kita merasa terdorong untuk memacu kreativitas agar dapat menemukan cara lain yang lebih baik, lebih cepat, lebih efektif. Kita harus selalu mau mencari peluang atau celah untuk bangkit lagi dari keterpurukan. Kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda. 6. Sombong atau Takabur Keberhasilan dalam hidup seperti memiliki kekayaan, pangkat atau jabatan yang tinggi terkadang membuat kita lupa diri. Salah satu virus yang cukup berbahaya dan sering menyerangnya adalah penyakit sombong alias takabur. Kesombongan membuat orang terlena, karena merasa dirinya lebih hebat, lebih sukses atau lebih baik dari orang lain. Akibatnya, kita tidak mau lagi bekerja keras, apalagi belajar karena mengganggap sudah tidak ada lagi yang bisa mengalahkan kita. Jika terjadi perubahan sistem akibat pengaruh politik, kita tidak sempat mengantisipasinya. Usaha yang tadinya berjalan lancar bisa saja menjadi macet, merugi dan akhirnya bangkrut. 7. Pesimis (merasa diri tidak mampu) Kekurangan yang ada pada diri kita terkadang membuat nyali kita menjadi ciut sehingga akhirnya gentar menghadapi para pesaing. Rasa pesimis karena menganggap lawan lebih baik dari kita membuat kita patah semangat dan menganggap lawan kita tidak mungkin bisa kita kalahkan. Tentu saja pendapat ini keliru ! Fakta sejarah membuktikan, beberapa kali pasukan tempur yang jumlahnya sedikit bisa mengalahkan pasukan musuh yang jumlah tentaranya lebih banyak. Tentu saja diperlukan kecerdasan, kecerdikan dan kreativitas sehingga melahirkan ide-ide yang berilyan dan inovatif dalam menghadapi berbagai tantangan dan akhirnya keluar sebagai pemenang. 8. Belum memahami kemampuan diri. Kemampuan ini berkaitan dengan kemampuan potensial (kecerdasan dan bakat) dan kemampuan nyata (prestasi akademik dan keterampilan khusus). Karena belum memahami kemampuan diri sendiri sehingga kita tidak bisa mengembangkannya. Padahal kemampuan diri bisa dijadikan modal dasar dalam mencapai sukses ataupun meraih mimpi kita. 9. Mudah Menyerah. Kadang-kadang kita tidak mau berusaha dengan keras dalam menggapai sukses. Ketika pertama kali menemui kendala, langsung berhenti alias menyerah. Bagaimana mungkin kita bisa sukses kalau batu kerikil saja kita anggap sebagi batu yang besar ? Tanamkan dalam otak kita bahwa kita mampu melakukannya. Kita harus menganggap diri kita memiliki energi cadangan, sehingga kita akan mengulanginya atau mencoba lagi jika mengalami kegagalan. 10. Miskin impian. Sesuatu ada dan tercipta karena diawali dengan impian, begitu juga dengan kesuksesan. Kita tidak akan mewujudkan mimpi kalau tidak diawali dengan impian atau cita-cita. Jika tidak punya impian, maka kita akan berjalan tanpa arah, ibarat hanyut diatas air yang deras, kita akan terbawa derasnya air tanpa bisa mencapai tepi. *** J. Haryadi Penulis Buku "SMS : Spiritual Motivation for Success" di Penerbit Quanta

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/jumariharyadi/sepuluh-jenis-virus-penghambat-kesuksesan_5528b581f17e616b7b8b45c6
Oleh : J. Haryadi Virus artinya penyakit menular yang sangat berbahaya. Dalam dunia cita-cita, kita juga mengenal virus yang menghambat impian menjadi kenyataan. Kita harus bisa mengantisipasinya agar virus tersebut tidak merasuk ke dalam pikiran kita. Apa saja yang masuk dalam kategori virus impian dimaksud ? Berikut ini adalah jawabannya : 1. Rasa Malas. Malas sangat identik dengan inkonsistensi ! Artinya, orang yang malas itu adalah orang yang tidak konsisten dengan komitmen yang sudah dibuat. Rasa malas adalah virus yang sangat berbahaya, karena orang yang malas akan menyebabkan program yang sudah dibuatnya menjadi tidak masuk target. Malas juga merupakan pemborosan waktu. Pekerjaan yang seharusnya bisa dikerjakan cepat akhirnya terlambat. Bisa anda bayangkan kalau dalam satu hari saja terjadi keterlambatan pekerjaan selama 2 jam akibat malas, maka kalau hal itu berlangsung selama 1 tahun saja berarti sudah terjadi pemborosan sebanyak 360 hari X 2 jam = 720 jam atau sama dengan 30 hari alias 1 bulan. 2. Rasa Takut yang Berlebihan Setiap manusia pasti memiliki rasa takut dan itu merupakan kodrat dari Allah SWT. Rasa takut bisa bernilai positif jika ditempatkan pada tempatnya, misalnya rasa takut berdosa jika melanggar perintah Allah SWT, rasa takut berbuat zalim dan aniaya terhadap orang lain dan sebagainya. Rasa takut yang bernilai positif dan masuk dalam kategori virus adalah rasa takut gagal atau takut ditolak sehingga orang tidak mau melakukan sesuatu dan sebagainya. Rasa takut menyebabkan kita kalah sebelum bertanding. Perasaan takut menyebabkan seseorang tertahan dari mengambil tindakan. Mental rasa takut sering menghambat seseorang untuk sukses. 3. Rasa Malu Rasa malu disebabkan rendahnya self esteem/harga diri. Manusia seringkalisalah menempatkan rasa malu. Dia merasa malu apapbila memiliki kekuranganfisik, tidak percaya diri sehingga tidak bisa mengoptimalkan potensi yangdimilikinya. Dia lupa atau pura-pura lupa bahwa banyak orang bisa sukses walaupun mereka tidak memiliki fisik yang sempurna seperti Helen Keller. Malu yang benar dianjurkan karena malu seperti itu sebagian iman. Denganrasa malu yang benar, tindakan kita terarah terukur dan terjaga. Kitatidak akan berbuat curang, tidak jahil, tidak khianat. Semua kebaikanberawal dari rasa malu yang tepat. jadi tempatkan rasa malu secara tepatuntuk meraih kesuksesaan 4. Cepat Merasa Puas. Cepat merasa puas atas prestasi yang sudah diperoleh juga merupakan hambatan dalam mencapai kesuksesan yang lebih besar. Orang yang cepat merasa puas dengan prestasi yang diraihnya, serta telah merasa nyaman dengan kondisi yang dijalaninya, seringkali terjebak oleh rasa bangga dan rasa puas tersebut, sehingga orang tersebut tidak terdorong untuk menjadi lebih maju lagi. Akibatnya dia lupa untuk menapaki tangga sukses berikutnya yang seharusnya mampu diraihnya. Dia sudah membatasi dirinya sendiri sehingga tidak bisa memaksimalkan potensi yang ada dalam dirinya. Oleh sebab itu, kita harus waspada jika mengalami kesuksesan yang pertama. Lanjutkan lagi dengan inovasi baru, berpikir lebih kreatif dan mencari tantangan baru agar bisa naik ke jenjang yang lebih tinggi. 5. Putus Asa Kegagalan dalam membangun sebuah impian adalah batu sandungan yang seharusnya tidak membuat kita jadi lemah, apalagi berputus asa. Islam melarang umatnya berputus asa. Kita harus intropeksi diri dan mempelajari apa saja yang menyebabkan diri kita gagal dalam meraih impian. Kegagalan bukan harga mati, masih banyak cara lain untuk sukses. Justru dengan adanya masalah,kita merasa terdorong untuk memacu kreativitas agar dapat menemukan cara lain yang lebih baik, lebih cepat, lebih efektif. Kita harus selalu mau mencari peluang atau celah untuk bangkit lagi dari keterpurukan. Kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda. 6. Sombong atau Takabur Keberhasilan dalam hidup seperti memiliki kekayaan, pangkat atau jabatan yang tinggi terkadang membuat kita lupa diri. Salah satu virus yang cukup berbahaya dan sering menyerangnya adalah penyakit sombong alias takabur. Kesombongan membuat orang terlena, karena merasa dirinya lebih hebat, lebih sukses atau lebih baik dari orang lain. Akibatnya, kita tidak mau lagi bekerja keras, apalagi belajar karena mengganggap sudah tidak ada lagi yang bisa mengalahkan kita. Jika terjadi perubahan sistem akibat pengaruh politik, kita tidak sempat mengantisipasinya. Usaha yang tadinya berjalan lancar bisa saja menjadi macet, merugi dan akhirnya bangkrut. 7. Pesimis (merasa diri tidak mampu) Kekurangan yang ada pada diri kita terkadang membuat nyali kita menjadi ciut sehingga akhirnya gentar menghadapi para pesaing. Rasa pesimis karena menganggap lawan lebih baik dari kita membuat kita patah semangat dan menganggap lawan kita tidak mungkin bisa kita kalahkan. Tentu saja pendapat ini keliru ! Fakta sejarah membuktikan, beberapa kali pasukan tempur yang jumlahnya sedikit bisa mengalahkan pasukan musuh yang jumlah tentaranya lebih banyak. Tentu saja diperlukan kecerdasan, kecerdikan dan kreativitas sehingga melahirkan ide-ide yang berilyan dan inovatif dalam menghadapi berbagai tantangan dan akhirnya keluar sebagai pemenang. 8. Belum memahami kemampuan diri. Kemampuan ini berkaitan dengan kemampuan potensial (kecerdasan dan bakat) dan kemampuan nyata (prestasi akademik dan keterampilan khusus). Karena belum memahami kemampuan diri sendiri sehingga kita tidak bisa mengembangkannya. Padahal kemampuan diri bisa dijadikan modal dasar dalam mencapai sukses ataupun meraih mimpi kita. 9. Mudah Menyerah. Kadang-kadang kita tidak mau berusaha dengan keras dalam menggapai sukses. Ketika pertama kali menemui kendala, langsung berhenti alias menyerah. Bagaimana mungkin kita bisa sukses kalau batu kerikil saja kita anggap sebagi batu yang besar ? Tanamkan dalam otak kita bahwa kita mampu melakukannya. Kita harus menganggap diri kita memiliki energi cadangan, sehingga kita akan mengulanginya atau mencoba lagi jika mengalami kegagalan. 10. Miskin impian. Sesuatu ada dan tercipta karena diawali dengan impian, begitu juga dengan kesuksesan. Kita tidak akan mewujudkan mimpi kalau tidak diawali dengan impian atau cita-cita. Jika tidak punya impian, maka kita akan berjalan tanpa arah, ibarat hanyut diatas air yang deras, kita akan terbawa derasnya air tanpa bisa mencapai tepi. *** J. Haryadi Penulis Buku "SMS : Spiritual Motivation for Success" di Penerbit Quanta

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/jumariharyadi/sepuluh-jenis-virus-penghambat-kesuksesan_5528b581f17e616b7b8b45c6
Oleh : J. Haryadi Virus artinya penyakit menular yang sangat berbahaya. Dalam dunia cita-cita, kita juga mengenal virus yang menghambat impian menjadi kenyataan. Kita harus bisa mengantisipasinya agar virus tersebut tidak merasuk ke dalam pikiran kita. Apa saja yang masuk dalam kategori virus impian dimaksud ? Berikut ini adalah jawabannya : 1. Rasa Malas. Malas sangat identik dengan inkonsistensi ! Artinya, orang yang malas itu adalah orang yang tidak konsisten dengan komitmen yang sudah dibuat. Rasa malas adalah virus yang sangat berbahaya, karena orang yang malas akan menyebabkan program yang sudah dibuatnya menjadi tidak masuk target. Malas juga merupakan pemborosan waktu. Pekerjaan yang seharusnya bisa dikerjakan cepat akhirnya terlambat. Bisa anda bayangkan kalau dalam satu hari saja terjadi keterlambatan pekerjaan selama 2 jam akibat malas, maka kalau hal itu berlangsung selama 1 tahun saja berarti sudah terjadi pemborosan sebanyak 360 hari X 2 jam = 720 jam atau sama dengan 30 hari alias 1 bulan. 2. Rasa Takut yang Berlebihan Setiap manusia pasti memiliki rasa takut dan itu merupakan kodrat dari Allah SWT. Rasa takut bisa bernilai positif jika ditempatkan pada tempatnya, misalnya rasa takut berdosa jika melanggar perintah Allah SWT, rasa takut berbuat zalim dan aniaya terhadap orang lain dan sebagainya. Rasa takut yang bernilai positif dan masuk dalam kategori virus adalah rasa takut gagal atau takut ditolak sehingga orang tidak mau melakukan sesuatu dan sebagainya. Rasa takut menyebabkan kita kalah sebelum bertanding. Perasaan takut menyebabkan seseorang tertahan dari mengambil tindakan. Mental rasa takut sering menghambat seseorang untuk sukses. 3. Rasa Malu Rasa malu disebabkan rendahnya self esteem/harga diri. Manusia seringkalisalah menempatkan rasa malu. Dia merasa malu apapbila memiliki kekuranganfisik, tidak percaya diri sehingga tidak bisa mengoptimalkan potensi yangdimilikinya. Dia lupa atau pura-pura lupa bahwa banyak orang bisa sukses walaupun mereka tidak memiliki fisik yang sempurna seperti Helen Keller. Malu yang benar dianjurkan karena malu seperti itu sebagian iman. Denganrasa malu yang benar, tindakan kita terarah terukur dan terjaga. Kitatidak akan berbuat curang, tidak jahil, tidak khianat. Semua kebaikanberawal dari rasa malu yang tepat. jadi tempatkan rasa malu secara tepatuntuk meraih kesuksesaan 4. Cepat Merasa Puas. Cepat merasa puas atas prestasi yang sudah diperoleh juga merupakan hambatan dalam mencapai kesuksesan yang lebih besar. Orang yang cepat merasa puas dengan prestasi yang diraihnya, serta telah merasa nyaman dengan kondisi yang dijalaninya, seringkali terjebak oleh rasa bangga dan rasa puas tersebut, sehingga orang tersebut tidak terdorong untuk menjadi lebih maju lagi. Akibatnya dia lupa untuk menapaki tangga sukses berikutnya yang seharusnya mampu diraihnya. Dia sudah membatasi dirinya sendiri sehingga tidak bisa memaksimalkan potensi yang ada dalam dirinya. Oleh sebab itu, kita harus waspada jika mengalami kesuksesan yang pertama. Lanjutkan lagi dengan inovasi baru, berpikir lebih kreatif dan mencari tantangan baru agar bisa naik ke jenjang yang lebih tinggi. 5. Putus Asa Kegagalan dalam membangun sebuah impian adalah batu sandungan yang seharusnya tidak membuat kita jadi lemah, apalagi berputus asa. Islam melarang umatnya berputus asa. Kita harus intropeksi diri dan mempelajari apa saja yang menyebabkan diri kita gagal dalam meraih impian. Kegagalan bukan harga mati, masih banyak cara lain untuk sukses. Justru dengan adanya masalah,kita merasa terdorong untuk memacu kreativitas agar dapat menemukan cara lain yang lebih baik, lebih cepat, lebih efektif. Kita harus selalu mau mencari peluang atau celah untuk bangkit lagi dari keterpurukan. Kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda. 6. Sombong atau Takabur Keberhasilan dalam hidup seperti memiliki kekayaan, pangkat atau jabatan yang tinggi terkadang membuat kita lupa diri. Salah satu virus yang cukup berbahaya dan sering menyerangnya adalah penyakit sombong alias takabur. Kesombongan membuat orang terlena, karena merasa dirinya lebih hebat, lebih sukses atau lebih baik dari orang lain. Akibatnya, kita tidak mau lagi bekerja keras, apalagi belajar karena mengganggap sudah tidak ada lagi yang bisa mengalahkan kita. Jika terjadi perubahan sistem akibat pengaruh politik, kita tidak sempat mengantisipasinya. Usaha yang tadinya berjalan lancar bisa saja menjadi macet, merugi dan akhirnya bangkrut. 7. Pesimis (merasa diri tidak mampu) Kekurangan yang ada pada diri kita terkadang membuat nyali kita menjadi ciut sehingga akhirnya gentar menghadapi para pesaing. Rasa pesimis karena menganggap lawan lebih baik dari kita membuat kita patah semangat dan menganggap lawan kita tidak mungkin bisa kita kalahkan. Tentu saja pendapat ini keliru ! Fakta sejarah membuktikan, beberapa kali pasukan tempur yang jumlahnya sedikit bisa mengalahkan pasukan musuh yang jumlah tentaranya lebih banyak. Tentu saja diperlukan kecerdasan, kecerdikan dan kreativitas sehingga melahirkan ide-ide yang berilyan dan inovatif dalam menghadapi berbagai tantangan dan akhirnya keluar sebagai pemenang. 8. Belum memahami kemampuan diri. Kemampuan ini berkaitan dengan kemampuan potensial (kecerdasan dan bakat) dan kemampuan nyata (prestasi akademik dan keterampilan khusus). Karena belum memahami kemampuan diri sendiri sehingga kita tidak bisa mengembangkannya. Padahal kemampuan diri bisa dijadikan modal dasar dalam mencapai sukses ataupun meraih mimpi kita. 9. Mudah Menyerah. Kadang-kadang kita tidak mau berusaha dengan keras dalam menggapai sukses. Ketika pertama kali menemui kendala, langsung berhenti alias menyerah. Bagaimana mungkin kita bisa sukses kalau batu kerikil saja kita anggap sebagi batu yang besar ? Tanamkan dalam otak kita bahwa kita mampu melakukannya. Kita harus menganggap diri kita memiliki energi cadangan, sehingga kita akan mengulanginya atau mencoba lagi jika mengalami kegagalan. 10. Miskin impian. Sesuatu ada dan tercipta karena diawali dengan impian, begitu juga dengan kesuksesan. Kita tidak akan mewujudkan mimpi kalau tidak diawali dengan impian atau cita-cita. Jika tidak punya impian, maka kita akan berjalan tanpa arah, ibarat hanyut diatas air yang deras, kita akan terbawa derasnya air tanpa bisa mencapai tepi. *** J. Haryadi Penulis Buku "SMS : Spiritual Motivation for Success" di Penerbit Quanta

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/jumariharyadi/sepuluh-jenis-virus-penghambat-kesuksesan_5528b581f17e616b7b8b45c6