DAFTAR LABELKU (klik saja jangan ragu-ragu)

Selasa, 28 Januari 2014

Betapa Dekatnya Kita Dengan Kematian

Dua  hari yang lalu, budeku meninggal. Tadi pagi paman istriku meninggal. Dia adalah Lik Danuri  panggilan akrabnya. Pagi tadi, walau hujan rintik-rintik, Lik Danuri tetap ke masjid Masjid A Nur Manggaran dan menjadi imam. Beliau nekat langsung pulang walau hujan semakin deras.

Tanpa istirahat, Lik Danuri langsung menuju ke pasar Harjodaksino (psr Gemblekan Solo). Ini memang sudah jadwal rutin, bersama Lik Yanti (istrinya) jualan bumbon  di kios ps. Gemblekan. " Sudah hampir jam enam Pak e kok belum sampai di pasar?". EEEh ternyata  ada berita ada seorang bapak usia sekitar 60 th terkapar tergilas oleh bus Malam yang akan menuju Wonogiri. Setelah dicek oleh salah satu tetangga kurban yang akan ke pasar juga, ternyata  tetangga sendiri. Lik Danuri terkena musibah atas taqdir Allah swt. Bus malam yang ngebut menjadi penyebab kematiannya.

Inna lillaahi wa innaa ilaihi raji'uun. Harta, nyawa, jabatan dll adalah titipan. Semua akan kembali kepadaNya. 

Bicara kematian. Aku teringat nasihatku sendiri di hari Minggu: dua hari yang lalu. Aku  diberi kesempatan mengisi acara reuni dari sekolahan istriku dulu.  Nasihatku fokus tentang betapa dekatnya kita dengan kematian. Berbagai penyakit, musibah bencana melanda di negeri kita tercinta. So, ini menunjukkan kitaa harus siap-siap bahwa kitapun akan menghadap kpadaNya.

Lalu kenapa sebagian dari kita kurang sadar?  Kita seharusnya  banyak mengumpulkan bekal untuk menyambut kematian kita? Kenapa kita malas beramal? Kenapa kita "jungkir balik" tanpa peduli dengan halal, haram . Apakah kita merasa bahwa kita akan hidup 1000 taun lagi? Ayo kita bersama-sama merenung.