DAFTAR LABELKU (klik saja jangan ragu-ragu)

Minggu, 18 Januari 2015

Tanda-tanda Manusia Calon Bahagia di Dunia dan Akherat

Kata BAHAGIA adalah salah satu " the most trending word" , yang  sering disebut di dunia maya. Kata inilah yang merupakan obsesi tertinggi dari setiap manusia. Baik tua  atau muda.

Kita pasti sudah  tahu jawabanya: untuk apa kaya raya cantik jelita-tampan  menggoda,  tapi tidak bahagia. Tentu lebih baik kita bisa   kaya dan bahagia. Dari pada miskin  dan tidak bahagia.

Lewat postingan  ini, Maskatno Giri mau berbagi: yen ora bolo ora tak kandani. Blog  pribadi  ini  untuk memotivasi diri, berkisah semoga hidup ini indah dan lebih barokah. 

Dari kisah  sahabat nabi SAW, kita bisa memetik  hikmah: 

Salah satu Sahabat setia Rasulullah SAW adalah  Ibnu Abbas ra.    Di usia yang sangat muda  ( 9 tahun)  sudah hafal Al-Qur’an.  Beliau memberikan penjelasan bahwa  ada 7 tanda-tanda seseorang mendapat kebahagian Dunia dan Insya Allah di akhirat adalah sbb:
1. Hati yang selalu bersyukur ( Qolbun Syakirun ).
Selalu bersyukur berarti selalu menerima apa adanya (qanaah), sehingga tidak ada ambisi yang berlebihan, tidak ada “stress”, inilah nikmat bagi hati yang selalu bersyukur. Syukur menuju mujur.Seorang yang pandai bersyukur ikhlas atas apa2 yang dikehendaki Allah SWT, sehingga apapun yang diberikan Allah ia malah terpesona dengan pemberian dan keputusan Allah. Bila sedang kesulitan maka ia segera ingat akan hadist Rasulullah SAW yaitu :
“Kalau kita sedang sulit perhatikanlah orang yang lebih sulit dari kita”.
Bila sedang diberi kemudahan, ia bersyukur dengan memperbanyak amal ibadahnya. Lebih lengkap baca di (QS 13:28, 2:152, 16:18, 34:14, 55:13, 14:7)
2.  Pasangan hidup yang shalih-shalihah   ( Al-Azwaju  Shalihah ).
Pasangan hidup yang shalih akan menciptakan suasana rumah dan keluarga yang sholeh pula. Di akhirat kelak seorang suami (sebagai imam keluarga) akan diminta pertanggungjawaban dalam mengajak istri dan anaknya kepada keshalihan.

Coba kita bayangkan: untuk apa pasangan hidup kita cakep, kaya namun mereka kufur, ingkar dan menuruti hawa nafsunya. Apakah pasangan jenis ini bisa mengundang bahagia?. Maka berbahagialah menjadi seorang istri bila memiliki suami yang shalih, yang pasti sang suami akan bekerja keras untuk mengajak istri dan anaknya menjadi muslim yang sholeh. Demikian pula seorang istri yang shalihah, akan memiliki kesabaran dan keikhlasan yang luar biasa dalam melayani suaminya. Lebih lengkap baca (QS 51:49, 17:32, 24:32, 24:26)
3. Anak-anak  yang shalih-shalihah ( Al-Auladul Abrar)  
Sungguh Allah SWT  ridho kepada orang tua yang shalih yang memiliki anak2 yang shalih pula. Amal ibadah kita ternyata tidak cukup untuk membalas cinta dan kebaikan orang tua kita, namun minimal kita bisa memulainya dengan menjadi anak yang shalih, dimana do’a anak yang shalih kepada orang tuanya dijamin dikabulkan Allah SWT.

Coba kita bayangkan: untuk apa keberadaan anak bila dia tak mau bertaqwa kepada Allah, ditambah lagi durhaka kepada orang tua? Maka berbahagialah orang tua yang memiliki anak2 yang shalih-shalihah. Lebih lengkap baca di (QS 17:23, 31:14, 46:15, 29:8, 25:74)
4. Lingkungan yang kondusif ( Al-Biatu  Sholihah) 
Yang dimaksud dengan lingkungan yang kondusif, kita boleh mengenal siapapun disekitar kita, tetapi untuk menjadikannya sebagai sahabat, haruslah orang-orang yang mempunyai nilai tambah terhadap keimanan kita.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah menganjurkan kita untuk selalu bergaul dengan orang-orang yang shalih. Orang-orang yang shalih akan selalu mengajak kepada kebaikan dan mengingatkan kita bila kita berbuat salah. Orang-orang shalih adalah orang-orang yang bahagia karena mendapatkan nikmat Iman dan nikmat Islam yang selalu terpancar pada cahaya wajahnya. Insya Allah cahaya tersebut akan ikut menyinari orang-orang yang ada disekitarnya. Berbahagialah orang-orang yang selalu dikelilingi oleh orang-orang yang shalih. Lebih lengkap baca di (QS 4:69, 51:55, 26:214, 5:2)
5. Umur yang barokah.
Umur yang barokah itu artinya umur yang semakin tua semakin shalih, yang setiap detiknya diisi dengan amal ibadah.
-     Seseorang yang mengisi hidupnya untuk kebahagiaan “dunia “, Orang tersebut hanya mendapatkan dunia & di akherat nanti termasuk orang2 yang merugi. Disamping itu pikirannya terfokus pada bagaimana caranya menikmati sisa hidupnya, maka iapun sibuk berangan-angan terhadap kenikmatan dunia yang belum ia sempat rasakan, hatinya kecewa bila ia tidak mampu menikmati kenikmatan yang diangankannya.
-     Sedangkan orang yang mengisi umurnya dengan banyak mempersiapkan diri untuk “akhirat” , maka semakin tua semakin rindu ia untuk bertemu dengan Allah SWT, Hari tuanya diisi dengan bermesraan dengan Sang Maha Pengasih dengan memperbanyak Ibadah & amalan shalih. Tidak ada rasa takutnya untuk meninggalkan dunia ini, bahkan ia penuh harap untuk segera merasakan keindahan alam kehidupan berikutnya seperti yang dijanjikan Allah. Inilah semangat “hidup” orang-orang yang barokah umurnya, maka berbahagialah orang-orang yang umurnya barokah. Lebih lengkap baca  (QS 2:96, 35:37, 36:68, 225).
6. Semangat untuk memahami Islam ( Tafakuh  Fid-dien)
Semangat memahami agama Islam diwujudkan dalam semangat memahami Al Qur’an & Al Hadist. Semakin seseorang belajar, maka semakin orang tsb terangsang untuk belajar lebih jauh lagi ilmu mengenai sifat-sifat Allah dan ciptaan-Nya. semakin ia belajar semakin cinta ia kepada agamanya, semakin tinggi cintanya kepada Allah dan rasul-Nya. Cinta inilah yang akan memberi cahaya bagi hatinya. Semangat memahami agama akan meng ”hidup” kan hatinya, “hati yang hidup” adalah hati yang selalu dipenuhi cahaya nikmat Islam dan nikmat Iman. Maka berbahagialah orang2 yang penuh semangat untuk selalu memahami Al Qur’an & Al Hadistdan berusaha untuk mengamalkan dalm kehidupan sehari-hari. Baca lebih lengkap .(QS 45:20, 3:138, 5:16, 4:174, 2:269)
7. Harta yang halal (Al-Malul  Halal) 
Harta yang thoyibah. Bukan  saja harta yang baik,syukur-syukur banyak tetapi harta yang  halal  dan barokah.  Ini bukan berarti Islam tidak menyuruh umatnya untuk kaya. Dalam Hadist disebutkan bahwa Rasulullah SAW pernah bertemu dengan seorang sahabat yang berdoa mengangkat tangan.
“Kamu berdoa sudah bagus”, kata Nabi SAW, “Namun sayang makanan, minuman dan pakaian dan tempat tinggalnya didapat secara haram, bagaimana doanya dikabulkan”.
Berbahagialah menjadi orang yang “hartanya halal” karena doanya sangat mudah dikabulkan Allah. Harta yang halal juga akan menjauhkan setan dari hatinya, maka “hatinya semakin bersih, suci dan kokoh”, sehingga memberi ketenangan dalam hidupnya.

Untuk apa harta banyak hasil dari ngemplang, pokil dan korupsi? Maka berbahagialah orang-orang yang selalu dengan teliti menjaga kehalalan setiap harta & risky yang mereka peroleh.

Demikianlah beberapa indikator seseorang itu dalam menjalankan hidup yang penuh dengan barokah & rahmat Allah SWT, Agar kita memperbanyak do’a sapu jagat dengan khusuk & ikhlas, semoga Allah SWT memberikan kebahagian kepada kita baik didunia dan di Akhirat dan dibebaskan dari sentuhan api neraka, amien. Lebih lengkap baca (QS 2:267, 43:36-37, 2:269, 2:155)

SALAM SUKSES SEJATI.
  Sumber  inspirasi bacaan :namakuddn.wordpress.com. 

Belajar dari Egoisme Orang Tua (Belajar Kisah Sarat Hikmah)

Mati  rasa, egoisme, materialistik: penyakit jiwa yang luar biasa. Penyakit tersebut jelas karena nilai-nilai luhur dari ajaran agama telah diabaikannya. Sering karena pertimbangan kesenangan sesaat merupakan sumber bencana.

Belajar dari kisah, kita bisa mengambil hikmah. Terkadang  egoisme pribadi telah mengalahkan segalanya. Ayat-ayat kauniyah telah tesebar, manusia sebenarnya tinggal belajar. Kemalasan merenung tertutupi oleh  hiburan-hiburan  kurangbermutu dan sering menipu.

Di bawah ini  Maskatno Giri   menulis kisah  penting  buah mencopas dari spiritual parenting.
 
Aga atau Rangga, kls 2 SMP Global Islamic School, bunuh diri menggantung di lemari baju kamarnya. Korban broken home, ayah ibunya berpisah, dan masing-masing sudah menikah lagi.

Ayahnya di Jakarta tapi sudah berkeluarga lagi. Berkali-kali berjanji ketemuan dengan Aga, tapi ditungguin oleh si anak ternyata jarang datang.

Ibunya sejak menikah tinggal di Surabaya dengan keluarga barunya, meninggalkan Aga kecil dengan nenek dan tante-nya. 

Anak ini depresi, merasa ayah ibunya nggak mencintainya lagi. Dia  ternyata sudah merencanakan kematiannya, karena merasa ibu dan ayahnya sudah tidak mencintainya.

Jadi, dia ingin kembali kepada pencipta Nya yang pasti lebih mencintainya.   Dia bahkan sudah memberikan mainan2 kesukaaannya kepada teman-temannya. Pada hari minggu dia trial kekuatan lemari dan memperkuat lemari supaya kuat mengantung tubuhnya.

Sejak minggu dia puasa, supaya ketika ia menggantung diri tidak keluar kotoran. Detail perencanaan ia tulis dalam smartphone-nya. Dan dia melaksanakannya pada hari selasa pagi tgl 13 Januari.

Sebenarnya tanda tanda si anak depresi sudah terlihat, tetapi orang tua, nenek dan tantenya tak menghiraukannya. 5 tahun sebelumnya, ketika orang tuanya bercerai sudah diperingatkan bahwa si anak sangat depresi dan cenderung  akn bunuh diri.

Bayangkan, untuk menggantung dalam lemari, maka dia harus menekuk kakinya. Bayangkan, di butuhkan waktu 1 menit sambil nafasnya tercekik dia harus terus menekuk kakinya.

Dibutuhkan konsentrasi dan niat yang kuat luar biasa untuk itu.... karena depresi.
Masya Allah..
****
Aga, adalah contoh anak yang berjiwa kosong, haus kasih sayang orang tuanya. Secara materi berkecukupan, sekolah di sekolah elite, pandai secara intelektual, berkomunikasi dengan ibunya memakai bahasa inggris...
Ternyata.... Nun jauh di lubuk hatinya, ia rindu belaian kasih sayang ayah ibunya. Rindu bercengkerama bersama seluruh keluarganya. Rindu bermain dan bermanja-manja bersama sosok yang telah melahirkannya...
Keluarga, adalah benteng yang tangguh bagi perkembangan jiwa anak-anak kita. Tempat yang paling nyaman untuk pulang.

Seruwet dan sepelik apapun permasalahan yang kita miliki, keluarga tetaplah tempat berteduh yang paling indah bagi jiwa dan hati kita.
Jangan sampai anak-anak kita bernasib seperti Aga.
Jangan lewatkan waktu yang hanya sebentar bersama mereka, karena usia mereka terus bertumbuh...
Jadikan masa kecil-nya bersama kita, menjadi kenangan terindah yang akan terus mereka kenang sepanjang usianya.
Kisah pilu diatas menjadi contoh yang sangat berharga bagi siapapun orangtua, baik keluarga utuh maupun tidak.
Saya yakin kedua orangtua Aga pun sangat tidak menghendaki ini terjadi. Kita yang hanya membaca kisahnya saja berderai-derai air mata, apalagi mereka. Semoga Allah سبحانه وتعالى memberikan hikmah yg terbaik dari peristiwa ini, baik untuk orangtua Aga maupun kita semua yg menyaksikannya.
Semoga kau tenang disana ya Aga sayang, bermain bersama Penciptamu yg senantiasa mencintaimu. Allahu Akbar!