DAFTAR LABELKU (klik saja jangan ragu-ragu)

Sabtu, 21 Juli 2012

PENDEKATAN PEMBELAJARAN PAIKEM


PENDEKATAN PEMBELAJARAN PAIKEM

INOVASI PEMBELAJARAN

1.   PENDEKATAN KONSTEKSTUAL

Kontekstual (Contextual Theaching and Learning) adalah model pembelajaran yang-
diharapkan mampu memberikan pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan,
karena siswa belajar sesuai konteksnya
Landasan Filosofis : Konstruktivisme; Belajar yang menekankan bahwa belajar tidak
hanya sekedar menghafal, siswa harus mengkonstruksi pengetahuan di benak sendiri
an di benak sendiri.
Prinsip Konstektual 
·         Ke saling tergantungan
·         Diferensiasi
·         Pengorgqni-sasian diri
Model Pembelajaran Kontekstual
-          Konstruktifisme
-          Contructifisme
-          Bertanya (questioning)
-          Menemukan (Inquiri)
-          Masy  belajar (Learning Community)
-          Pemodelan (Modeling)
-          Refleksi
-          Penilaian sebenarnya
Ciri-Ciri Konstekstual
-          Pengalaman Nyata
-          Kerjasasama,
-          Saling menunjang.
-          Gembira, bergairah.
-          Terintegrasi
-          Menggunakan berbagai sumber
-          Aktif dan kritis
-          Menyenangkan
-          Sharing
-          Guru kreatif
Langkah Konstekstual
-          Kembangkan pemikiran, bekerja sendiri, menemukan sendiri, mengkonstruksi sendiri
-          Inquiri semua topik
-          Kembangkan bertanya
-          Belajar kelompok
-          Modeling
-          Refleksi akhir
-          Beri penilaian
Contoh Konstekstual
Topik : Fungsi Pasar
KD : Siswa memahami fungsi dan jenis pasar
Indikator Hasil : Siswa menjelaskan membedakan, menyimpulkan dan membuat karangan tentang fungsi dan jenis pasar.
Pola pembelajaran
  1. Pendahuluan
  2. Kegiatan inti
  3. Penutup
Pembelajaran/pengajaran kontekstual   merupakan suatu proses pendidikan yang holistik  dan bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial dan kultural), sehingga siswa memiliki pengetahuan/keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan/konteks ke permasalahan/konteks lainnya.
·         CONSTRUKTIVISME
·         QUESTIONING
·         INQUIRY
·         LEARNING COMMUNITY
·         MODELLING
·         REFLEKSI
·         AUTHENTIC ASSESMENT
PERBEDAAN CTL & TRADISIONAL
NO.
CTL
TRADISONAL
1.
Menyandarkan pada memori spasial (pemahaman makna)
Menyandarkan pada hapalan
2.
Pemilihan informasi berdasarkan kebutuh-an siswa
Pemilihan informasi di-tentukan oleh guru
3.
Siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran
Siswa secara pasif menerima informasi
4.
Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata/-masalah yang disi-mulasikan
Pembelajaran sangat abstrak dan teoritis
5.
Selalu mengkaitkan informasi dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa
Memberikan tumpukan informasi kepada siswa sampai saatnya diperlukan
6.
Cenderung mengintegrasikan beberapa bidang
Cenderung terfokus pada satu bidang (disiplin) tertentu
7.
Siswa menggunakan waktu belajarnya untuk menemukan, menggali, berdiskusi, berpikir kritis, atau mengerjakan proyek dan pemecahan masalah (melalui kerja kelompok)
Waktu belajar siswa se-bagian besar dipergu-nakan untuk mengerja-kan buku tugas, men-dengar ceramah, dan mengisi latihan yang membosankan (melalui kerja individual)
8.
Perilaku dibangun atas kesadaran diri
Perilaku dibangun atas kebiasaan
9.
Keterampilan dikem-bangkan atas dasar pemahaman
Keterampilan dikem-bangkan atas dasar latihan
10.
Hadiah dari perilaku baik adalah kepuasan diri
Hadiah dari perilaku baik adalah pujian atau nilai (angka) rapor
11.
Siswa tidak melakukan hal yang buruk karena sadar hal tsb keliru dan merugikan
Siswa tidak melakukan sesuatu yang buruk karena takut akan hukuman
12.
Perilaku baik berdasar-kan motivasi intrinsik
Perilaku baik berdasar-kan motivasi ekstrinsik
13.
Pembelajaran terjadi di berbagai tempat, konteks dan setting
Pembelajaran hanya terjadi dalam kelas
14.
Hasil belajar diukur  melalui penerapan penilaian autentik.
Hasil belajar diukur melalui kegiatan akademik dalam bentuk tes/ujian/ulangan.
KOMPONEN CTL
·         Membuat hubungan yang bermakna (making meaningful connections) antara sekolah dan konteks kehidupan nyata, sehingga siswa merasakan bahwa belajar penting untuk masa depannya.
·         Melakukan pekerjaan yang siginifikan (doing significant work). Pekerjaan yang memiliki suatu tujuan, memiliki kepedulian terhadap orang lain, ikut serta dalam menentukan pilihan, dan menghasilkan produk.
·         Pembelajaran mandiri (self-regulated learning) yang membangun minat individual siswa untuk bekerja sendiri ataupun kelompok dalam rangka mencapai tujuan yang bermakna dengan mengaitkan antara materi ajar dan konteks kehidupan sehari-hari.
·         Bekerjasama (collaborating) untuk membantu siswa bekerja secara efektif dalam kelompok, membantu mereka untuk mengerti bagaimana berkomunikasi/berinteraksi dengan yang lain dan dampak apa yang ditimbulkannya.
·         Berpikir kritis dan kreatif (critical and creative thingking); siswa diwajibkan untuk memanfaatkan berpikir kritis dan kreatifnya dalam pengumpulan, analisis dan sintesa data, memahami suatu isu/fakta dan pemecahan masalah.
·         Pendewasaan individu (nurturing individual) dengan mengenalnya, memberikan perhatian, mempunyai harapan tinggi terhadap siswa dan memotivasinya.
·         Pencapaian standar yang tinggi (reaching high standards) melalui pengidentifikasian tujuan dan memotivasi siswa untuk mencapainya
·         Menggunakan penilaian autentik (using authentic assessment) yang menantang siswa agar dapat menggunakan informasi akademis baru dan keterampilannya kedalam situasi nyata untuk tujuan yang signifikan.
TEORI YANG MELANDASI CTL
·         Knowledge-Based Constructivism, menekankan kepada pentingnya siswa membangun sendiri pengetahuan mereka lewat keterlibatan aktif dalam proses belajar mengajar.
·         Effort-Based Learning/Incremental Theory of Intellegence; Bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar akan memotivasi seseorang untuk terlibat dalam kegiatan yang berkaitan dengan komitmen untuk belajar.
·         Socialization; yang menekankan bahwa belajar merupakan proses sosial yang menentukan tujuan belajar, oleh karenanya, faktor sosial dan budaya perlu diperhatikan selama perencanaan pengajaran.
·         Situated Learning; pengetahuan dan pembelajaran harus dikondisikan dalam fisik tertentu dan konteks sosial (masyarakat, rumah, dsb) dalam mencapai tujuan belajar.
·         Distributed Learning; manusia merupakan bagian terintegrasi dari proses pembelajaran, oleh karenanya harus berbagi pengetahuan dan tugas-tugas
PENDEKATAN CTL
·         Problem-Based Learning, yaitu suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar melalui berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah dalam rangka memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari materi pelajaran.
·         Authentic Instruction, yaitu pendekatan pengajaran yang menperkenankan siswa untuk mempelajari konteks bermakna melalui pengembangan keterampilan berpikir dan pemecahan masalah yang penting di dalam konteks kehidupan nyata.
·         Inquiry-Based Learning; pendekatan pembelajaran yang mengikuti metodologi sains dan memberi ke-sempatan untuk pembelajaran bermakna.
·         Project-Based Learning; pendekatan pembelajaran yang memperkenankan siswa untuk bekerja mandiri dalam mengkonstruk pembelajarannya (pengetahuan dan keterampilan baru), dan mengkulminasikannya dalam produk nyata.
·         Work-Based Learning; pendekatan pembelajaran yang memungkinkan siswa menggunakan konteks tempat kerja untuk mempelajari materi ajar dan menggunakannya kembali di tempat kerja.
·         Service Learning, yaitu pendekatan pembelajaran yang menyajikan suatu penerapan praktis dari pengetahuan baru dan berbagai keterampilan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat melalui proyek/tugas terstruktur dan kegiatan lainnya.
·         Cooperative Learning, yaitu pendekatan pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil siswa untuk bekerjasama dalam rangka memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.
IMPLEMENTASI CTL
Sesuai dengan faktor kebutuhan individual siswa, maka utk dapat mengimplementasikan pembelajaran dan pengajaran kontekstual guru seharusnya :
·         Merencanakan pembelajaran sesuai dengan perkembangan mental (developmentally appropriate) siswa.
·         Membentuk group belajar yang saling tergantung (interdependent learning groups).
·         Mempertimbangan keragaman siswa (disversity of students).
·         Menyediakan lingkungan yang mendukung pembelajaran mandiri (self-regulated learning) dengan 3 karakteristik umumnya (kesadaran berpikir, penggunaan strategi dan motivasi berkelanjutan).
·         Memperhatikan multi-intelegensi (multiple intelli-gences) siswa. 
·         Menggunakan teknik bertanya  (quesioning) yang meningkatkan pembelajaran siswa, perkembangan pemecahan masalah dan keterampilan berpikir tingkat tinggi
·         Mengembangkan pemikiran bahwa siswa akan belajar lebih bermakna jika ia diberi kesempatan untuk bekerja, menemukan, dan mengkontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru (contructivism).
·         Memfasilitasi kegiatan penemuan (inquiry) agar siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui penemuannya sendiri (bukan hasil mengingat sejumlah fakta)
·         Mengembangkan sifat ingin tahu siswa melalui pengajuan pertanyaan (questioning
·         Menciptakan masyarakat belajar (learning community) dengan membangun kerjasama antar siswa.
·         Memodelkan (modelling) sesuatu agar siswa dapat menirunya untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru.
·         Mengarahkan siswa untuk merefleksikan tentang apa yang sudah dipelajari.
·         Menerapkan penilaian autentik (authentic assessment).
Sedangkan berkaitan dengan faktor peran guru, agar proses pengajaran kontekstual dapat lebih efektif, maka guru seharusnya;
·         Mengkaji konsep atau teori (materi ajar) yang akan dipelajari oleh siswa.
·         Memahami latar belakang dan pengalaman hidup siswa melalui proses pengkajian secara seksama.
·         Mempelajari lingkungan sekolah dan tempat tinggal siswa, selanjutnya memilih dan mengkaitkannya dengan konsep atau teori yang akan dibahas.
·         Merancang pengajaran dengan mengkaitkan konsep atau teori yang dipelajari dengan mempertimbangkan pengalaman siswa dan lingkungan kehidupannya.
·         Melaksanakan pengajaran dengan selalu mendorong siswa untuk mengkaitkan apa yang sedang dipelajari dengan pengetahuan/pengalaman sebelumnya dan fenomena kehidupan sehari-hari, serta mendorong siswa untuk membangun kesimpulan yang merupakan pemahaman siswa terhadap konsep atau teori yang sedang dipelajarinya.
·         Melakukan penilaian autentik (authentic assessment) yang memungkinkan siswa untuk menunjukkan penguasaan tujuan dan pemahaman yang mendalam terhadap pembelajarannya, sekaligus pada saat yang bersamaan dapat meningkatkan dan menemukan cara untuk peningkatan pengetahuannya.

2.   PENDEKATAN KOOPERATIVE

Asumsi =

  1. GURU PUSAT BELAJAR Siswa sebagai agen pasif ; Siswa dianggap tidak memiliki usaha yang berasal dari dalam diri ; Guru memberi instruksi langsung
  2. SISWA PUSAT BELAJAR : Siswa memiliki dorongan dari dalam diri --Siswa memproses, menyaring, dan merespon lingkungannya dengan cara yang unik -- Siswa sebagai organisme aktif dan adaptif yang berinteraksi dengan lingkunganny
Pembelajaran Kooperatif =

·         Suatu situasi belajar dimana siswa bekerja secara berkelompok

·         Juga dipergunakan ketika siswa terlibat dalam aktivitas inkuiri

·         Siswa mengidentifikasi dan menganalisis solusi dari suatu problema

·         Setiap anggota didorong membantu anggota lainnya dalam menganalisis problema dan memahami informasi

·         Memberi sumbangan terhadap pengembangan aspek moral, nilai, dan sikap

Alasan Pembelajaran Kooperatif =
¨  Siswa dapat menghasilkan ide yang lebih banyak dan lebih baik
¨  Siswa memecahkan permasalahan dengan lebih cepat
¨  Siswa menghasilkan solusi yang lebih baik
¨  Siswa lebih produktif
¨  Siswa lebih bersahabat, suka membantu, dan saling memiliki perhatian
¨  Meningkatkan perilaku dalam pemecahan masalah
Ciri – cirri
1.  Belajar aktif dlm kelompok
2.  Saling berpendapat
3.  Keputusan pada diri sendiri
4.  Saling ketergantungan positif
5.  Tanggungjawab individu
6.  Heterogen
7.  Berbagi kepemimpinan
8.  Berbagi tanggungjawab
9.  Menekankan tugas & kebersamaan
10.Membentuk keterampilan sosial
Prinsip Dasar :  Belajar Aktif – Konstruktivistik – Kooperatif

·         Belajar Aktif –

o    Keterlibatan intelektual & emosional scr optimal termasuk keterlibatan fisik
o    Kebebasan berdiskusi, mengemuka-kan pendapat/ide, bereksplorasi, menafsirkan hasil
o    Berinteraksi aktif dgn berbagai sumber belajar
o    Dosen sbg fasilitator & dinamisator

·         Konstruktivistik –

¨  Mahasiswa membangun pengetahuan scr bersama-sama dlm kelompok
¨  Saling memperkaya dlm membangun makna
¨  Pengetahuan ditafsirkan bersama bukan transfer dr dosen
¨  Mahasiswa memunculkan berbagai sudut pandang
¨  Penafsiran dilakukan dengan berbagai cara

·         Kooperatif

·         Mengembangkan keterampilan berkomunikasi: menyatakan dan menangkap ide dgn benar
·         Tanggung jawab bersama
·         menyelesaikan tugas
·         Membangun dan menjaga kepercayaan
·         Mengelola konflik atau perbedaan
·         Mengembangkan kepemimpinan

Pembelajaran Kooperatif (Cooperativ Learning) adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja menghubungkan interaksi yang silih asuh untuk menghindari ketersinggungan dan kesalah pahaman yang dapat menimbulkan permusuhan sebagai latihan di masyarakat.

Landasan Historis : pembelajaran yang menekankan penciptaan interaksi Yang asah asih asuh sehingga tercipta masyarakat belajar (Learning Community)

Ciri-ciri Kooperatif
-          Ketergantungan positif
-          Interaksi tatap muka
-          Akuntabilitas Individual
-          Ketrampilan menjalin hubungan antar pribadi
Keuntungan
-          Kepakaan Sosial
-          Perilaku Sosial
-          Adaptasi Sosial
-          Terbentuk nilai sosial
-           menghindari egois
-          Persahabatan
-          Saling membutuhkan
-          Rasa saling percaya
-          Menghormati pendapat
-          Menggunakan ide orang  lain
-          Kegemaran berteman
Model pembelajaran kooperatif
-          Metode STAD
STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TIM SISWA KELOMPOK PRESTASI (SLAVIN, 1995)
Langkah-langkah :
  1. Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll)
  2. Guru menyajikan pelajaran
  3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggotanya yang sudah mengerti dapat  menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
  4. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu
  5. Memberi evaluasi
  6. Kesimpulan
-          JIGSAW
JIGSAW KELOMPOK AHLI (ARONSON, BLANEY, STEPHEN, SIKES, AND SNAPP, 1978)
Langkah-langkah :
  1. Siswa dikelompokkan ke dalam = 4 anggota tim
  2. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
  3. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
  4. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka
  5. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh
  6. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
  7. Guru memberi evaluasi
  8. Penutup
-          Metode GI (Group Investigasi)
Group Investigation (SHARAN, 1992)
Langkah-langkah :
  1. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen
  2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok
  3. Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas satu materi/tugas yang berbeda dari kelompok lain
  4. Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif  yang bersifat penemuan
  5. Setelah selesai diskusi, juru bicara kelompok menyampaikan hasil pembahasan kelompok
  6. Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan
  7. Evaluasi
  8. Penutup
3. Metode Struktural :
a) Mencari pasangan
Langkah-langkah :
-          Setiap siswa mendapat satu pasangan (guru bisa menunjuk pasangannya atau siswa memilih sendiri pasangannya).
-          Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya.
-          Setelah selesai setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan yang lain.
-          Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan, kemudian pasangan yang baru ini saling menanyakan dan mencari kepastian jawaban mereka.
-          Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada pasangan semula.
b) Bertukar pasangan
Berkirim Salam dan Soal
Langkah-langkah:
-          Guru membagi siswa dalam kelompok berempat dan setiap kelompok ditugaskan untuk menuliskan beberapa pertanyaan  yang akan dikirim ke kelompok lain.
-          Kemudian, masing-masing kelompok mengirimkan satu orang utusan yang akan menyampaikan salam dan soal dari kelompoknya
-          Setiap kelompok mengerjakan soal kiriman dari kelompok lain
-          Setelah selesai, jawaban masing-masing kelompok dicocokkan dengan jawaban kelompok yang membuat soal
Siswa membuat pertanyaan sendiri sehingga akan merasa lebih terdorong untuk belajar dan menjawab pertanyaan yang dibuat oleh teman-teman sekelasnya.
Kegiatan berkirim salam dan soal cocok untuk persiapan menjelang tes dan ujian.
-          Cerita berpasangan
4. Bercerita Berpasangan (Paired-Story telling)
Langkah-langkah:
-          Pengajar memberikan pengenalan mengenai topik yang akan dibahas dalam bahan pelajaran untuk hari itu. Kemudian  siswa dipasangkan
-          Pengajar membagi bahan pelajaran yang akan diberikan menjadi dua bagian
-          Bagian pertama bahan diberikan kepada siswa yang pertama sedangkan siswa yang kedua menerima bagian yang kedua
-          Kemudian siswa disuruh membaca atau mendengarkan bagian mereka masing-masing
-          Sambil membaca/mendengarkan siswa disuruh mencatat dan mendaftar beberapa kata/frase kunci yang ada dalam bagian masing-masing.
-          Setelah selesai membaca siswa saling menukar daftar kata/frasa kunci dengan pasangan masing-masing.
-          Masing-masing siswa berusaha untuk mengarang bagian lain yang belum dibaca/didengarkan (atau yang sudah dibaca/didengarkan pasangannya) berdasarkan kata-kata / frasa-frasa kunci dari pasangannya.
-          Siswa yang telah membaca/mendengarkan bagian pertama berusaha untuk menuliskan apa yang terjadi selanjutnya. Sementara itu siswa yang membaca/mendengarkan bacaan kedua menuliskan apa yang terjadi sebelumnya
-          Setelah selesai menulis, beberapa siswa bisa diberi kesempatan untuk membacakan hasil karangan mereka
-          kemudian pengajar membagikan bagian cerita yang belum terbaca kepada masing-masing siswa. Siswa membaca bagian tersebut
Teknik mengajar bercerita berpasangan dikembangkan sebagai pendekatan interaktif antara siswa,pengajar,dan bahkan pelajaran
Teknik ini menggabungkan kegiatan membaca,  menulis, mendengarkan dan berbicara.
Dalam kegiatan ini siswa dirangsang untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan berimajinatif. Buah pemikiran mereka akan dihargai sehingga siswa merasa makin terdorong untuk belajar.
-          Dua tinggal dua tamu
Struktur dua tinggal dua tamu memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lain.
Langkah-Langkah:
  1. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok berempat
  2. Siswa bekerja sama dalam kelompok berempat seperti biasa
  3. Setelah selesai, dua orang dari masing-masing kelompok akan meninggalkan kelompoknya dan masing-masing bertamu ke dua kelompok lain.
  4. Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka. 
  5. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain
  6. Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka
-          Keliling berkelompok
Keliling kelompok
Dalam kegiatan keliling kelompok, masing-masing anggota kelompok mendapatkan kesempatan untuk memberikan kontribuasi pada mereka dan mendengarkan pandangan dan pemikiran anggota yang lain
Langkah-langkah:
  1. Salah satu siswa dalam masing-masing kelompok memulai dengan memberikan pandangan dan pemikirannya mengenai tugas yang sedang mereka kerjakan
  2. Siswa berikutnya juga ikut memberikan kontribusinya
  3. Demikian seterusnya. Giliran bicara bisa dilaksanakan menurut arah perputaran jarum jam atau dari kiri ke kanan.
-          Kancing gemerincing
Tujuan dari teknik ini adalah untuk mengatasi hambatan pemerataan kesempatan yang sering mewarnai kelompok kerja kelompok.
Teknik belajar mengajar Kancing Gemerincing memastikan bahwa setiap siswa mendapatkan kesempatan untuk berperan serta.
Langkah-langkah:
1.   Guru menyiapkan satu kotak kecil yang berisi kancing-kancing (bisa juga benda-benda kecil lainnya)
2.   Sebelum kelompok memulai tugasnya, setiap siswa dalam masing-masing kelompok mendapatkan dua atau tiga buah kancing (jumlah kancing bergantung pada sukar tidaknya tugas yang diberikan)
3.   Setiap kali seorang siswa berbicara atau mengeluarkan pendapat, dia harus menyerahkan salah satu kancingnya dan meletakkan di tengah-tengah
4.   Jika kancing yang dimiliki seseorang habis, dia tidak boleh berbicara lagi sampai semua rekannya juga menghabiskan kancing mereka

Contoh pembelajaran kooperatif
-          Pokok bahasan elemen-elemen suatu cerita
-          Pengetahuan dasar  :
a. Cerita mempunyai tokoh
b. Cerita mempunyai setting
c. Cerita mempunyai alur terdiri dari : konflic, krisis, klimaks dan resolusi


3.   PENDEKATAN QUANTUM

Cerebral  Cortex otak terbagi menjadi dua belahan
Tugas, fungsi dan ciri setiap belahan otak, berbeda  dalam merespon pengalaman belajar.
*       Keterlibatan otak sebelah kanan lebih tertuju  kepada variabel keseluruhan, holistik, imaginatif,
*       Belahan otak sebelah kiri lebih berfungsi untuk mengembangkan berfikir rasional,  linear dan teratur.
*       Emosi terletak  dalam  ke  dua belahan  otak  dan memberi warna  tertentu terhadap kejadian belajar yang dialami oleh seseorang. Bila keseimbagan berfungsinya kondisi otak terjaga, dengan melibatkan emosi, maka terjadilah belajar kreatif.
Pusat Kecerdasan
*       Cortex Cerebri (Kecerdasan Rasional)
*       Sistem Limbik (Kecerdasan Emosional)
*       Lobus Temporalis (Kecerdasan Spiritual
Teori Belahan Otak
Otak Kiri :
          Logika
          Kata/bahasa
          Matematika
          Urutan
          Rasional
Otak Kanan :
          Musik
          Gambar
          Warna
          Imajinasi
          Kreativitas
Latar Belakang :
}  Tokoh utama adalah Bobbi DePorter tahun 1982.
}  Tahun 1982 DePorter mengembangkan  pembelajaran kuantum di SuperCamp, di Kirkwood Meadows, Negara Bagian California, AS.
}  Metode ini dibangun berdasarkan pengalaman dan penelitian terhadap 25000 siswa dan sinergi pendapat ratusan guru di SuperCamp”,
}  Pada Awalnya, pembelajaran kuantum terutama dimaksudkan untuk membantu meningkatkan keberhasilan hidup dan karier para remaja di rumah;
}  Permintaan Orang tua para remaja mengadakan program pembelajaran kuantum bagi mereka. “Mereka telah melihat hal yang telah dilakukan Quantum Learning pada anak-anak mereka, dan mereka ingin belajar untuk menerapkan teknik dan prinsip yang sama dalam hidup dan karier mereka sendiri, perusahaan komputer, kantor pengacara, dan tentu agen-agen realestat mereka.
Dasar Teori Pembelajaran Kuantum
¨  Istilah Kuantum berbeda dengan fisika kuantum
¨  Kuantum bermakna “Interaksi-2 yang mengubah energi menjadi cahaya, karena semua kehidupan adalah energi
¨  Prinsip-2 pembelajaran kuantum merupakan analogi dengan teori relativitas Einstein (E = mc2), yaitu : Tubuh kita adalah materi, tujuan pelajar adalah meraih sebanyak mungkin cahaya : interaksi, hubungan, inspirasi agar menghasilkan energi cahaya.
¨  Akar pandangan yang menjadi landasan : pandangan teori sugestologi, teori kecerdasan ganda, teori pemrograman neurolinguistik gender, dan pembel eksperensial (pengalaman) termasuk didalamnya Teori otak kanan/kiri, teori otak 3 in 1 (visual,auditorial, kinestetik), pendidikan holistik, belajar dengan simbol dan simulasi atau permainan
Karakteristik Umum
¨  Berpangkal pada psikologi kognitif, bukan fisika kuantum meskipun serba sedikit istilah dan konsep kuantum dipakai.
¨  Pembelajaran kuantum lebih bersifat humanistis, bukan positivistis-empiris, “hewan-istis”, dan atau nativistis.
¨  Pembelajaran kuantum lebih bersifat konstruktivis(tis), bukan positivistis-empiris, behavioristis.
¨  Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna, bukan sekadar transaksi makna
¨  Pembel kuantum sangat menekankan pd pemercepatan pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi. Berbagai kiat, cara, dan teknik dapat dipergunakan, misalnya pencahayaan, iringan musik, suasana yang menyegarkan, lingkungan yang nyaman, penataan tempat duduk yang rileks, dan sebagainya.
¨  Pembelajaran kuantum sangat menekankan kealamiahan dan kewajaran proses pembelajaran, bukan keartifisialan atau keadaan yang dibuat-buat.
¨  Pembelajaran kuantum sangat menekankan kebermaknaan dan kebermutuan proses pembelajaran.
¨  Pembelajaran kuantum memiliki model yang memadukan konteks dan isi pembelajaran. Konteks pembelajaran meliputi suasana yang memberdayakan, landasan yang kukuh, lingkungan yang menggairahkan atau mendukung, dan rancangan belajar yang dinamis. Isi pembelajaran meliputi penyajian yang prima, pemfasilitasan yang lentur, keterampilan belajar-untuk-belajar, dan keterampilan hidup.
¨  Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada pembentukan keterampilan akademis, keterampilan [dalam] hidup, dan prestasi fisikal atau material.
¨  Pembelajaran kuantum menempatkan nilai dan keyakinan sebagai bagian penting proses pembelajaran.
¨  Pembelajaran kuantum mengutamakan keberagaman dan kebebasan, bukan keseragaman dan ketertiban.
¨  Pembelajaran kuantum mengintegrasi-kan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses pembelajaran.
Prinsip Utama Pembelajaran Quantum
¨  Prinsip utama pembelajaran kuantum berbunyi: Bawalah Dunia Mereka (Pembelajar) ke dalam Dunia Kita (Pengajar), dan Antarkan Dunia Kita (Pengajar) ke dalam Dunia Mereka (Pembelajar).
¨  Dalam pembelajaran kuantum juga berlaku prinsip bahwa proses pembelajaran merupakan permainan orkestra simfoni. Selain memiliki lagu atau partitur, pemainan simfoni ini memiliki struktur dasar chord. Struktur dasar chord ini dapat disebut prinsip-prinsip dasar pembelajaran kuantum.
Prinsip-prinsip dasar ini ada lima macam berikut ini.
        1. Ketahuilah bahwa Segalanya Berbicara
        2. Ketahuilah bahwa Segalanya Betujuan
        3. Sadarilah bahwa Pengalaman Mendahului Penamaan
        4. Akuilah Setiap Usaha yang Dilakukan dalam Pembelajaran
        5. Sadarilah bahwa Sesuatu yang Layak Dipelajari Layak Pula Dirayakan
¨  Dalam pembelajaran kuantum berlaku prinsip bahwa pembelajaran harus berdampak bagi terbentuknya keunggulan.
        Kunci-2 keunggulan itu sebagai berikut :
        1. Terapkanlah Hidup dalam Integritas
        2. Akuilah Kegagalan Dpt Membawa Kesuksesan
        3. Berbicaralah dengan Niat Baik
        4. Tegaskanlah Komitmen
        5. Jadilah Pemilik
        6. Tetaplah Lentur
        7. Pertahankanlah Keseimbangan
Beberapa Contoh Teknik Model Pembelajaran Kuantum
1. Peta Konsep 
        Peta konsep dikembangkan oleh Tony Buzon tahun 1970-an yang didasarkan pada bekerjanya otak.
        Otak kita mengingat informasi dalam bentuk gambar, simbol, bentuk-bentuk, suara musik dan perasaan.
        Otak menyimpan informasi dengan pola dan asosiasi seperti pohon dengan cabang dan rantingnya, sehingga untuk  dapat mengingat kembali dengan cepat apa yang telah kita pelajari sebaiknya belajar kita meniru bekerjanya otak yaitu seperti pohon dengan cabang dan rantinnya  disertai gambar, warna simbul pola dan asosiasi, yaitu dalam bentuk peta konsep/pikiran yang menyerupai pohon. 
Langkah-2 teknis penggunaan peta konsep
¨  Mulai dengan Topik di tengah halaman
¨  Buatlah Cabang-cabangnya
¨  Gunakan Kata-Kata Kunci
¨  Tambahkanlah simbol-2 dan ilustrasi-2 untuk mendapatkan ingatan yang lebih baik.
¨  Gunakanlah huruf-huruf KAPITAL
¨  Tulislah gagasan-2 penting dengan huruf-2 yg lebih besar
¨  Hidupkanlah peta pikiran anda dengan hal-2 yang menarik bagi anda
¨  Garis bawahi kata-2 itu dan gunankan huruf tebal /miring
¨  Bersikap kreatif dan berani
¨  Gunakan bentuk-2 acak untuk menunjukkan gasasan-2
¨  Buatlah peta konsep secara horisontal, agar dapat memperbesar ruang bagi gagasan anda
Cara Membelajarkan Peta Konsep Secara Klasikal.
    Cara pembelajaran dengan peta konsep ini perlu disajikan dengan metode tugas kerja kelompok. Adapun contoh langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
¤  Guru melakukan apersepsi dengan pertanyaan
¤  Sajikan gambar
¤  Gunakan pertanyaan tentang segiempat
¤  Sambil bertanya guru mencoba menstrafer jawaban siswa dalam bentuk peta konsep
¤  Perbaiki peta konsep yang belum terstruktur menjadi terstruktur
¤  Setelah gambar peta konsep jadi di papan tulis, guru meminta siswa untuk membuat peta konsep  secara berkelompok berdasarkan sub-sub materi yang ada, atau menurut apa yang dipikirkan
-  Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok,kemudian siswa kerja kelompok untuk membuat peta konsep. Batasan waktu misal, 15-20 menit. 
¤  Selama siswa menyusun peta konsep guru keliling untuk memberikan penjelasan jika ada kelompok yang bertanya.
¤  Guru meminta siswa untuk membuat matrik konsep, pengelompokkan dan atributnya
¤  Setelah selesai wakil-wakil kelompok disuruh maju untuk mempresentasikan hasil pekerjaanya.
¤  Jika diperlukan guru perlu memberikan penjelasan terhadap materi yang belum dapat dipahami siswa.
¤  Berikan masukan terhadap hasil pekerjaan siswa,
¤  Lakukan postest tentang konsep yang dikuasai
¤  Berikan siswa untuk memberikan masukan terhadap cara pembelajaran yang dilakukan guru sebagai evaluasi untuk pembelajaran pada pertemuan selanjutnya
2. Teknik Memori
        Teknik memori adalah teknik memasukkan informasi ke dalam otak yang sesuai dengan cara kerja otak (brain-based technique). Karena metode yang digunakan se jalan dengan cara otak beroperasi dan berfungsi, maka hal itu akan meningkatkan efektivitas dan efisiens otak dalam menyerap dan menyimpan informasi.
  1. Melatih Imajinasi
        Sekarang coba anda melakukan satu hal. Sambil menutup mata, coba bayangkan dalam pikiran anda hal-hal berikut ini:
        1. Bayangkan sebuah baju kaos tanpa kerah, herwarna merah, mempunyai satu saku di bagian tengah.
¨  Sekarang bayangkan baju kaos ini membesar sampai 5 kali dari ukuran semula.
¨  Bayangkan baju kaos ini mempunyai kepala, kaki dan tangan.
¨  Bayangkan baju kaos ini mengajak anda berbicara, berkenalan dengan anda.
¨  Bayangkan anda mendengar baju kaos itu berkata, "Hi... Bu guru apa kabar hari ini? Senang berkenalan dengan anda. Siapa nama anda?" apa anda hari ini senang mengikuti PLPG? Seriuskah anda? Mengapa anda ngantuk seperti muridmu? Apa anda ndak malu dengan pengajarnya kalau ngantuk? Kalau ngantuk makan dulu saja.
b. Teknik Rantaian Kata
                Teknik ini  adalah melatih merangkai membuat kalimat/cerita dari kata-kata yang sudah ada.
        Contoh :
        1. Semesta
        2. variabel
        3. Konstanta
        4. fungsi
        5. persamaan
c. Teknik Plesetan Kata
        Teknik plesetan kata digunakan untuk mengingat istilah-2 yang sulit.
        Kata yang dibuat adalah yang mudah dan menarik untuk diucapkan.
        Contoh :
        1. Turki /Ankara à Turis Kita, Angker
        2. Islandia / Reykjavik à Ikan dia, rejeki apik
d. Sistem Pasak Lokasi
        Misalnya anda diminta untuk menghapal cerita  nama hewan yang dilindungi di Indonesia seperti di bawah ini        
        1. Bangau Hitam
        2. Biawak Pohon
        3. Burung Udang
        4. Harimau Sumatra
        5. Monyet Hitam
        6. Kakak Tua Raja
        7. Orang Hutan Kalimatan
        8. Jalak putih ?
¨  Karena ada sepuluh data, maka kita membutuhkan sepuluh lokasi Kita ambil rumah anda sebagai contoh. Sekarang kita tentukan lokasinya.
        1. Jalan di depan rumah anda
        2. Pintu pagar rumah anda
        3. Halaman depan rumah
        4. Pintu masuk utama
        5. Ruang tamu
        6. Tembok di ruang tamu
        7. Ruang keluarga
        8. Lemari es (yang ada di ruang makan)
Sekarang setelah kita menentukan lokasi, kita akan menempatkan atau mencantolkan data dengan lokasi. Seberapa kuat informasi ini akan tertanam dalam memori anda bergantung pada dua hal, yaitu
¤  Seberapa baik anda menentukan alur lokasi (harus berurutan).
¤  Seberapa baik anda melakukan visualisasi.
¤  Untuk itu anda harus melakukan atau membayangkan hal berikut ini sewaktu anda pulang ke rumah. Dalam proses anda masuk ke rumah, anda melihat hal berikut ini :
1. Bayangkan ada seekor bangau hitam yang berdiri di jalan di depan rumah anda.
2. Pada pintu pagar rumah anda ada seekor biawak yang menggigit sebatang pohon (biawak pohon).
3. Dihalaman didepan rumah anda hinggap seekor burung yang membawa udang diparuhnya (burung udang)
4. Saat mau mau masuk ke rumah, pintu dijaga  oleh seekor harimau Sumatra yang sedang mengaum
¨  Teknik  Akrostik (Jembatan keledai)
        Teknik akrostik adalah teknik menghafal dengan cara mengambil huruf depan dari materi yang ingin diingat dan kemudian digabungkan sehinga menjadi singkatan atau kata atau kaimat yang lucu.
¨  Contoh:
n  Mejikuhibiniu (Merah, Jingga, Kuning, Hijau, Biru, Nila, Ungu),
n  Hari libur naik kuda, rabu kamis free (singkatan dari unsur kimia golongan IA: H, Li, Natrium, K, Cs, Fr)
n  Cewek sinting genit senang plembungan(singkatan dari unsur kimia golongan IV A: C, Si, Gn, Sn, Pb)
Contoh Penerapan Model Quantum
Pada pembelajaran Menggambar grafik Trigonometri  dengan sofware Mathematics
Kegiatan Pendahuluan
1. Memberikan Apersepsi dengan menyajikan Contoh grafik fungsi trigonometri
2. Memberikan motivasi dengan menjelaskan kegunaan Sofware Mathematics
3. Menjelaskan tentang pembelajaran yang diterapkan
Kegiatan Inti
  1. Menugaskan siswa untuk membaca cara menggunakan sofware
  2. Guru mendemostrasikan cara menggambar grafik dengan sofware ini.
¨  Beberapa siswa mencoba latihan penggunaan Sofware Mathematica
¨  Pemberian tugas kepada siswa secara kelompok untuk melakukan analisis secara konvensional.
¨  Pemberian tugas  untuk analisis dengan menggunakan Software Mathematics Pembelajaran.
¨  Presentasi hasil tugas siswa secara bergantian dalam diskusi kelas.
¨  Penyampaian tanggapan  oleh kelompok lain
Penutup
¨  Penyampaian tanggapan, evaluasi dari guru terhadap hasil kerja siswa serta ringkasan hasil pembelajaran.
¨  Post test berupa tugas analisis data.
¨  Pemberian tugas individu analisis keruangan dengan software Mathematics

Pembelajaran Quantum adalah model pembelajaran yang merupakan ramuan atau rakitan dari berbagai teori atau pandangan psikologi kognitif dan pemrograman neorologi/neorolinguistik yang jauh sebelumnya ada.
Pembelajaran Quantum berupaya memadukan, menyinergikan dan mengkolaborasikan faktor potensi diri manusia selaku pembelajar dengan lingkungan (fisik- Mental) sebagai konteks pembelajaran
Prinsip pembelajaran Quantum
-          Bawalah dunia mereka ke dunia mrk dan dunia kita ke dunia mrk
-          Pembelajaran sebagai permainan orkestra sinfoni :
-          Segalanya berbicara
-          Segalanya bertujuan
-          Pengalaman mendahului penamaan
-          Akuilah setiap usaha pembelajar
-          Sesuatu yang layak dipelajari layak dirayakan
-          Harus berdampak bagi terbentuknya keunggulan
-          Tetapkan hidup dalam integritas
-          Akuilah kegagalan bawa kesuksesan
-          Berbicaralah dengan etikat baik
-          Tegaskan komitmen
-          Jadilah pemilik
-          Tetaplah lentur
-          Pertahankan keseimbangan
Karakteristik Quantum
-          Berpangkal pada psikologi kognitif
-          Bersifat humanistis
-          Konstruktifistis
-          Interaksi bermutu dan bermakna
-          Pemercepatan belajar (taraf tinggi)
-          Menekankan kealamiahan dan kewajaran
-          Memadukan konsteks dan isi
-          Pembentukan ketrampilan akademis
-          Nilai dan keyakinan
-          Kebersamaan dan kebebasan
-          Mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses pembelajaran
Teknik Pembelajaran Quantum
-          Peta Konsep
-          Tehnik belajar efektif
-          Tehnik memori :
-          Melatih imajinasi
-          Tehnik rantai kata
-          Teknik plesetan kata
-          Sistem pasak lokasi
-          Tehnik-tehnik akrostik (jembatan keledai)

4.   PENDEKATAN TERPADU ( tenatik )

Pembelajaran Terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang memungkinkan siswa baik individual maupun kelompok aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik dengan memadukan beberapa pokok bahasan

Prinsip Pembelajaran Terpadu

-          Penggalian tema :

-          Tidak terlalu luas

-          Bernakna

-          Sesuai perkembangan psikologi anak

-          Mewadai minat

-          Peristiwa otentik

-          Dengan kurikulum yang berlaku

-          Pengelolaan pembelajaran

-          Evaluasi

-          Reaksi

Karakteristik Terpadu

-          Holistik

-          Bermakna

-          Otentik

-          Aktif :

-          Dunia nyata

-          Pemahaman terorganisir

-          Pengembangkan kemampuan diri

-          Memperkuat kemampuan

-          Efisiensi waktu

Keunggulan Terpadu

-          Pengalaman dan kegiatan relevan dengan tingkat perkembangan

-          Kegiatan sesuai kebutuhan anak

-          Kemampuan berfikir berkembang

-          KMB sesuai lingkungan anak

-          Ketrampilan social berkembang.

Model Pembelajaran Terpadu

-          fragmented

-          Connected

-          Nestead

-          Sequenced

-          Share

-          Webbed

-          Threathed

-          Integratif

-          Immersed

-          Networked 

Teknik Pembelajaran Terpadu

-          Integrasi berdasar topik

-          Integrasi berdasarkan potensi utama

-          Integrasi berdasarkan permasalahan

Langkah Terpadu

-          Menentukan tujuan

-          Menentukan materi

-          Menyusun skenario

-          Menentukan evaluasi

a.   Perencanaan  :

-          Menentukan KD

-          Indikator dan hasil belajar

b. Pelaksanaan :

- kelas dibagi kelompok

- kegiatan proses

- Pencatatan data

- Diskusi

c. Evaluasi

-evaluasi proses

-Evaluasi ashil

evaluasi psikomotorik

MODEL PEMBELAJARAN TERPADU (TEMATIK)
A. Pengertian:
n  memadukan beberapa mata pelajaran dalam satu tema
n  bertujuan untuk memberikan pengalaman bermakna
n  memiliki satu tema aktual
n  dekat dengan dunia siswa
n  ada kaitannya dengan kehidupan sehari-hari
n  tema merupakan alat pemersatu materi yang beragam

B. Prinsip Dasar
n  mendukung tujuan pembelajaran dalam kurikulum
n  materi mempertimbangkan karakteristik siswa: minat, kemampuan, kebutuhan, dan pengetahuan awal.
C. Prinsip Penggalian Tema
n  tema tidak terlalu luas
n  dengan mudah dapat memadukan berbagai mata pelajaran
n  tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis anak
n  tema harus dapat menampung sebagian besar minat anak
n  tema dipilih dengan mempertimbangkan kurikulum yang berlaku
n  tema dipilih mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar

D. Prinsip Pengelolaan Pembelajaran
n  Guru sebagai fasilitator dan mediator
n  Guru jangan mendominasi pembicaraan
n  Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas
n  Guru perlu mengakomodasi terhadap ide-ide di luar dugaan
E. Prinsip Evaluasi
n  Siswa melakukan evaluasi diri
n  Guru melibatkan siswa dalam menilai kinerjanya berdasarkan kriteria yang ditentukan

F. Pentingnya Pembelajaran Terpadu (Tematik)
n  Dunia anak adalah dunia nyata
n  Proses pemahaman tentang suatu konsep lebih bermakna
n  Dapat mengembangkan kemampuan diri siswa

G. Karakteristik Pembelajaran Terpadu
n  Holistik (menyeluruh)
n  Bermakna
n  Otentik (kegiatan secara langsung)
n  Aktif (fisik, mental, dan intelektual)

PROBLEM BASED LEARNING (PBL)
PBL mengambil psikologi kognitif sebagai dukungan teoritisnya. Fokusnya bukan pada apa yang sedang dikerjakan siswa (perilaku mereka), tetapi pada apa yang difikirkan (kognisi mereka). Meskipun kadang peran guru masih perlu menjelaskan berbagai hal kepada siswa, tetapi guru lebih harus memposisikan sebagai fasilitator sehingga siswa dapat belajar untuk berfikir dan menyelesaikan masalah sendiri.
Dewey dan Kelas Berorientasi Masalah
       John Dewey (Democracy and Education, 1916): Pembelajaran di sekolah hendaknya pusposeful (memiliki maksud yang jelas) dan tidak abstrak.
       Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil untuk menangani masalah yang mereka minati dan mereka pilih sendiri
Piaget, Vygotsky, dan Konstruktivisme
       Perspektif Kognitif Konstruktivistik (Piaget,1963) pelajar dengan umur berapapun terlibat secara aktif dalam proses mendapatkan informasi dan mengkonstrusikan pengetahuannya sendiri. Pengetahuan tidak statis, tetapi berubah secara konstan selama pelajar mengkonstruksikan pengalaman-pengalaman baru yang memaksa mereka untuk memodifikasi pengalaman sebelumnya.
       Vygostsky (1978,1994) interaksi sosial dengan orang lain memacu pengkonstruksian ide-ide baru dan meningkatkan perkembangan intelektual pelajar.
       Bruner dan Discovery Learning, model pembelajaran yang menekankan pentingnya membantu siswa untuk memahami struktur atau ide-ide kunci suatu disiplin ilmu, kebutuhan akan keterlibatan aktif siswa dalam proses belajar. Pembelajaran sejati terjadi melalui Personal Discovery.
Tahapan PBL
       Merencanakan Pelajaran PBL
      Memutuskan Sasaran dan Tujuan
      Merancang situasi bermasalah yang tepat
      Mengorganisasikan Sumber daya dan merencanakan logistik
      Melaksanakan Pelajaran PBL
       Memberikan orientasi tentang permasalahan pada siswa
       Mengorganisasikan siwa untuk meneliti
       Perencanaan Kooperatif
       Investigasi, Pengumpulan data dan Eksperimentasi
       Mengembangkan hipotesis, menjelaskan dan memberi solusi
EVALUASI PBL
       Assessment performance
       Assessment portfolio
       Assessment authentic
       Tes pemahaman, checklist dan rating skill
1.      Menimbulkan dan mempertahankan perhatian SISWA
2.      Menyampaikan kompetensi/tujuan pembelajaran
3.      Mengingat kembali prinsip yang telah dipelajari
4.      Menyampaikan materi pembelajaran
5.      Memberikan bimbingan belajar
6.      Memperoleh unjuk kerja SISWA
7.      Memberikan umpan balik
8.      Mengukur hasil belajar
9.      Memperkuat retensi dan transfer belajar



MODEL PEMBELAJARAN
Apa yang dimaksud dengan Model?
          Contoh yang dapat ditiru (mis. Perilaku)
          Tiruan dari benda yang sebenarnya (mis. Globe: tiruan dari bumi)
          Kerangka konseptual dalam bertindak.
Model Pembelajaran?
          Kerangka konseptual dalam melaksanakan pembelajaran.
          Kerangka konseptual yang menjadi pedoman dalam melaksanakan pembelajaran.
Mencakup:
   1. Landasan teori
   2. Kompetensi yang dapat dicapai
   3. Bidang /topik yang sesuai
   4. Langkah-langkah (beragam metode, teknik, dll)
   5. Penilaian kemampuan.
Inovasi Pembelajaran
Paradigma baru:
          Beralih dari Teachers’ centered  ke Students’ centered
          Pemeran Utama: siswa  Guru:   Fasilitator Belajar: memicu dan memacu ketertantangan siswa untuk belajar
FAKTOR PENENTU KUALITAS PEMBELAJARAN
      Visi, misi, tujuan & rencana operasional yg fleksibel sebagai rujukan dalam pengembangan program
      Pemanfaatan sumber daya profesional secara optimal
      Penerapan sistem ganjaran berdasarkan kinerja (merit system)
1. KINERJA GURU
·         Mengembangkan Keprofesionalan Secara menerus
·         Menguasai pembelajaran yg mendidik berorientasi  pd siswa
·         Menguasai substansi dan metodologi bidang ilmu
·         Memahami ke-unikan setiap siswa
·         Membangun persepsi & sikap positif siswa dlm belajar
2. KOMPETENSI SISWA
·         Mampu membangun kebiasaan  berpikir, bersikap dan bekerja produktif
·         Mampu menerapkan pengetahuan, ketrampilan, dan  sikap secara bermakna
·         Mampu memperluas & memperdalam pengetahuan,ketrampilan dan sikap.
·         Mampu memperoleh & mengintegrasikan pengetahuan,ketrampilan & sikap.
·         Memiliki persepsi dan sikap positif thd belajar
3. IKLIM PEMBELAJARAN