DAFTAR LABELKU (klik saja jangan ragu-ragu)

Sabtu, 08 Maret 2014

Memastikan Mampu Sebagai Motivator Diri Sendiri

Apakah aku, Maskatno Giri  sering susah?

Sewaktu remaja, kesusahan sering melanda. Bahkan, jarang sekali aku merasa bahagia. Namun, aku berusaha menjadi manusia sakti yang tabah dan kreatif. Saat kesedihan  datang, sambil menepuk dadaku sendiri dan mengatakan: "Buat apa kamu susah, susah itu tak ada gunanya, hidup ini cuma sebentar. Apalagi saat remaja. Masa remaja akan  cepat berlalu saja". Pokoknya aku menyadarkan diri bahwa  tak masalah masa muda susah, aku akan bahagia nanti karena aku harus berinvestasti, nanti aku harus bahagia sejati.

Susah  karena ekonomi, prestasi, dan harga diri semuanya aku sudah kenyang. Aku memang sering merasa minder  salah satunya aku merasa banyak kekalahan jika dibanding dengan teman-teman yang lain. Ditambah lagi, aku merasa sering direndahkan orang.

Aku  lumayan berhasil dalam menasihati dan memotivasi diri. Bukan merasa sok jago, namun aku memiliki sedikit pengalaman menjadi guru untuk diri sendiri. Ini bukan omomg kosong ada kisah yang bisa untuk pembelajaran hidup. Lebih singkatnya mulai saat SMP.

Saat aku tercatat  sebagai  siswa SMPN 1 Baturetno Wonogiri, aku termasuk siswa paling kecil dan kurus. Seingatku hampir tak ada kata sanjungan atau kata motivasi  dari guruku untukku, apalagi dari teman sekelas. Pokonya secara  fisik tak ada yang bisa dibanggakan. Serba kurang jika dibanding teman yang lain. 

Tak hanya miskin harta, aku merasa miskin sanjungan dan motivasi. Namun, ada  satu kalimat yang tak pernah lupa sampai puluhan tahun. Kalimat itu berasal dari bu Marti guruku bahasa Indonesia. Seingatku hanya beliau yang perhatian dan peduli ke aku. Kurang lebih beliau berkata: " Saat ini Maskatno adalah paling kecil di antaramu, tapi siapa tahu dia calon orang besar". Ternyata kata-kata beliau sangat memotivasiku. Mulai saat itu aku pun menasihati dan memotivasi diri "Boleh aku saat ini paling kecil, atau mungkin paling miskin, tapi dunia itu berputar aku bisa dan layak menjadi manusia hebat bahkan lebih berguna  dibandingkan teman yang sering merendahkanku". Seingatku temanku sering mengejek aku dibanding menyemangatiku.

Benar, aku pun termotivasi . Aku mendapat lompatan prestasi hidup. Aku mulai kreatif menjadi motivator diri sendiri, buktinya  aku ada di  rangking  2. Padahal sebelumnya aku di rangking 20. Dan sampai lulus SMP aku termasuk berprestasi, yang paling menonjol adalah nilai bahasa Inggris. Rasa percaya diriku semakin lumayan baik.

Setelah usia SMP, aku sudah pisah dengan ortu. Aku tak henti memotivasi diri. Aku merantau untuk belajar kehidupan di sekolah kehidupan kota. Tepatnya di Solo. Aku  bekerja sebagi tukang koran serta bersekolah di SMA dan aku dimasukkan di kelas unggulan. Seperti saat di SMP, banyak kekalahn jika dibanding temanku. Aku memotivasi diri supaya tetap kuat, Aku termasuk siswa  yang paling sibuk. Sebagai tukang koran juga sebagi tukang masak di Asrama. Aku  berada di  ranking tengah-tengah di kelas. Maklum juga sebenarnya,  karena banyak di antara temanku merupakan bibit unggul dari berbagai SMP di berbagai daerah.

Benar memang, hampir semua temanku ternyata unggul karena hampir semua  mereka diterima di PTN favorite termasuk aku, Walau, aku hanya di FKIP b Inggris UNS. Lima diantara  teman sekelasku menjadi calon dokter.

Akan berlanjut...............