DAFTAR LABELKU (klik saja jangan ragu-ragu)

Sabtu, 31 Januari 2015

Di Luar Prediksi

Lebih dari dua puluh lima tahun telah berlalu. Teringat kepada wajah-wajah sobat di SDN 2 Menerejo Baturetno, dan di SMPN1 Baturetno di mana aku bersekolah. Kami hanya bisa bertemu  segelintir dari mereka, saat aku bersilaturahmi ke saudaraku di desa Talunombo Baturetno saat lebaran. Maklum, setelah lulus SMP aku   pindah  ke  kota Solo untuk bersekolah dan kerja.

Di antara sobatku yang mengesankan adalah Sutaryanto. Dia tidak hanya sobatku saat di SMP, tapi juga satu kelas saat di SD. Setahuku dia orang yang sangat baik sejak anak-anak. Saat di SD pun dalam benakku sudah terbayangkan bahwa  dia akan jadi "orang hebat, baik dan istiqomah".

Kayaknya prediksiku tidak jauh  dari kenyataan. Kabar terakhir, beberapa bulan lalu dia nelpon ke aku bahwa dia bekerja di dinas kesehatan Jakarta Pusat. Hebatkan? Anaknya petani bisa  menjadi orang penting di negeri ini. Dia juga dalam beberapa hari ini sibuk mengurusi anaknnya yang akan didaftarkan di pondok pesantren Gontor Ponorogo.

Namun, sering di antara kita salah dalam memprediksi orang. Beberapa di antara temanku, saat SD-SMP penampilan dan prestasinya  di bawah standar. Bahkan ada di antaranya direndahkan oleh guru. "Thong-thong sot" itu sebutan guruku kepada salah satu temanku yang kumuh dan tidak menarik.(thong-thong sot adalah tokoh pewayangan dengan wajah lucu dan buruk rupa).

Kayaknya mas "thong-thong shot" menyimpan obsesi besar. Dia ingin menjadi pengusaha. Oh ya saat bersekolah, dia "ngenger" di  rumah pengusaha tahu Baturetno. Puluhan tahun berlalu. Ternyata mas "thong-thong shot" sudah berubah.  Dia sudah menjadi pria yang lebih menarik dan menjadi pengusaha sukses. Aku melihat-lihat di album foto di FB.  Hebat kan?. Tentu bagi mereka, termasuk guruku SMP yang pernah merendahkannya akan terbelalak dan  dan seharusnya meminta maaf karena mas thong-thong shot adalah "unpredictable man" atau manusia di luar dugaan. 

Termasuk aku pun pernah direndahkan  dan dibully. Bahkan kata-kata sobatku yang jelek itu belum bisa terhapus di pikiranku. Oh ya saat di SD-SMP aku di antara anak miskin dan paling kecil fisiknya. Ada  empat anak-anak kecil (baca; kecenthet) di  kelasku. Salah satunya  aku.

Kini aku yang pernah dibully di masa sekolah, sudah berubah. Mungkin ini juga di luar dugaan. Ortuku buruh &  tani , bukan orang kaya , tidak berpendidikan,  namun  anaknya  bisa bersekolah sampai S2.

Oh ya teringat beberapa bulan yang lalu,   salah satu sobatku yang  pernah merendahkanku menghubungiku lewat sms. Dia memohon maaf,  bahwa dia sadar dulu sering menyakiti hatiku dan meremehkanku. Dan aku  menjawabnya bahwa lupakan saja, itu masa lalu. Aku juga mohon maaf bila dulu aku berbuat salah. Sobatku itu tidak hanya  pernah merendahanku tapi memprediksi bahwa aku akan memiliki masa depan suram. Pokoknya kata-katanya masih terekam jelas di otakku. Mungkin dia kaget, setelah melihat FBku dan tahu kini aku menjadi guru.

Mengenang masa lalu, menyambut masa depan yang penuh tantangan. Selamat datang kebahagiaan. Selamat tinggal masa lalu! Bersyukur menuju mujur. Kekufuran akan menghnacurkan. Aku pun juga  terkadang  salah dalam memprediksi. Salam sukses sejati!