DAFTAR LABELKU (klik saja jangan ragu-ragu)

Jumat, 22 Juni 2012

MENJADI GURU SEJATI oleh MasKatnoGiri


MENJADI GURU SEJATI
Ical menjadi manusia berhasil berkat jasa The Inspiring Teacher, beliau adalah Ibu guru  Muslimah, sehingga Ical tumbuh menjadi pribadi yang  tangguh, ulet,   pantang menyerah dalam belajar dan bekerja. Akhirnya dengan bermodalkan mimpi Ical tidak hanya berhasil dalam  meraih apa yang dicita-citakan namun berhasil dalam memberikan pencerahan hidup  (enlightenment)  bagi orang lain terutama  bagi pribadi lemah dan pesimis. Itulah   sekelumit inti cerita dari novel “Laskar Pelangi”  dan “Sang Pemimpi”  karya Andrea Hirata  yang   diilhami dari kisah nyata berseting di  Bangka Belitung.
 Bagaimana ibu Muslimah mampu mengubah si kecil Ical sedemikian tangguh dalam meraih mimpinya? Mungkin tidak terbayangkan oleh bu Mus, bahwa dari kesederhanaanya dalam mendidik peserta didiknya  bisa menghasilkan daya gugah dan prestasi luar biasa. Benar memang  dari kesederhanaan bu Mus   dalam pembelajaran, telah  tersimpan model pembelajaran efektif yaitu model pembelajaran  konstekstual. Terbukti bahwa model pembelajaran konstektual menjadi efektif   karena  peserta didik diajak belajar melalui pengalaman nyata  atau dengan kata lain siswa diajak mampu mengkait-kaitkan pengalaman belajarnya dengan kehidupan nyata, mereka tidak hanya dijejali sekadar teori.

PERAN PENTING GURU SEJATI
Guru berasal dari bahasa Sanskerta secara harfiahnya diartikan seorang pengajar suatu ilmu. Dalam definisi bahasa Indonesia, guru umumnya merujuk pada pendidik profesional,  tugas utamanya adalah 7 M  yaitu: mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.
Peran guru sangat berpengaruh terhadap masa depan peserta didik. Maka kehadiran guru idealnya akan selalu dinanti  oleh peserta didik yang sadar terhadap masa depannya. Guru yang  dirindukan  kehadirannya dipastikan memiliki daya linuwih, dia adalah guru sejatining guru atau  dikenal dengan “the real teacher” (guru sejati).  Disebut guru sejati, karena memiliki keunggulan  yang bisa dijadikan modal motivasi diri dan mendidik peserta didik,  tidak sekedar  nato (no action talk only).
Keunggulan guru sejati  yang diandalkan dalam  dunia pendidikan  mencakup keunggulan di bidang intelektual emosional dan spiritual.  Keunggulan intelektualitas guru sejati dibuktikan bagaimana dia terus menggali potensi dengan terus belajar, keunggulan emosional dibuktikan guru memiliki sifat sabar, tekun dan memiliki daya penngendalian diri yang baik  dalam bersosialisasi dengan peserta didik. Sedangkan keunggulan spiritualitas  guru  sejati ditunjukkan bahwa dia harus terlebih dulu menjadi insan yang sadar menjadi pribadi taqwa kepada  sang pencipta, dan mampu menunjukkan kualitas   hubungan baik terhadap sesama manusia dan alam sekitarnya.
Peran guru  sejati yang sangat dinanti  oleh penduduk  negeri ini adalah kesanggupannya  untuk dijadikan  sosok digugu lan ditiru atau dalam bahasa ilmiah pendidikan disebut modelling.  Modelling atau keteladanan diyakini oleh para pakar pendidikan merupakan   cara ampuh untuk melahirkan generasi unggul.
Penduduk negeri ini sebetulnya masih  miskin  keteladanan,  mereka  butuh bimbingan  guru kehidupan. Masyarakat sudah muak dengan perilaku politisi busuk, mereka hanya memikirkan kepentingan pragmatis demi  mengejar harta dan jabatan.  Disinilah  peran guru menjadi sangat vital, dia akan mempunyai tempat mulia di hati masyarakat, karena masyarakat merindukan sosok yang sanggup dijadikan patuladan, dialah guru  sejati.
Jaman sudah berubah, perilaku masyarakat juga berubah. Khususnya perilaku peserta didik (baca : anak sekolah), mereka  sudah terkena imbas arus  informasi dan pengetahuan dari sumber yang  bisa diakses secara cepat, bahkan lebih cepat dari yang telah diterima dari orang tua maupun gurunya. Jadi  keberadaan guru, lambat laun tidak dianggap penting, bisa lebih parah lagi guru akan  ditinggalkan oleh peserta didik. Mereka berpikir bahwa tanpa gurupun mereka bisa lebih baik. Namun beda halnya dengan kehadiran guru sejati, mereka akan selalu dinanti. Guru sejati adalah guru yang sanggup membekali peserta didik untuk menjadi generasi mandiri dan berarti dalam kehidupan.
Guru sejati adalah aset bangsa yang sangat berharga. Mereka menjadi tumpuan harapan untuk meraih cita-cita. Merekalah tokoh  agent of change (agen perubahan) di dunia pendidikan. Guru sejati adalah guru yang memiliki jiwa membelajarkan, arif, aktif, inovatif, kreatif  menyenangkan/menggembirakan dan berbobot yang disingkat dengan maikem menggembrot. Jiwa guru sejati adalah jiwa mulia , tujuannya jelas untuk menuju masa depan lebih baik.
Anak-anak unggul akan lahir berkat jasa guru-guru sejati, salah satu  nilai tambah (added value) adalah  berkreasi dan berinovasi tiada henti.  Berkenaan dengan dengan  kreatifitas, Tony Buzan (1989)  dalam buku The Power of Creative Intelligence, menyatakan bahwa kreatifitas adalah kemampuan untuk memunculkan ide-ide baru, menyelesaikan masalah dengan cara yang khas, dan untuk lebih meningkatkan imajinasi, perilaku, dan produktivitas. Kreatifitas melibatkan sejumlah faktor dimana faktor-faktor tersebut bisa dipelajari dan dikembangkan. Salah satu faktornya adalah fleksibilitas. Fleksibilitas yaitu kemampuan untuk memproduksi berbagai gagasan, kemudian beralih dari satu cara ke cara lain dengan menggunakan berbagai strategi. Cara mencapai fleksibilitas berpikir yakni dengan cara mengubah sudut pandang, maka guru sejati adalah guru yang memiliki sudut pandang jauh kedepan, dia adalah sosok pendidik yang kaya cara atau inovasi. Melalui  kreatifitas dalam pembelajaran para peserta didik tidak akan pernah bosan, karena  di sanalah sumber pengalaman yang tak pernah habisnya laksana ”sumur kang lumaku tinimba”,   yang berarti sumber mata air yang tak pernah habis.  Guru  sejati adalah sosok yang  tidak pernah berhenti belajar.
      Guru  yang dirindu adalah guru sejati yang selau dinanti, karena  dia tidak hanya mengajar namun memberikan inspirasi (inspiring)  sehingga peserta didik secara sadar mau berubah menjadi lebih baik .  Penjelasan sederhana di atas, mestinya  mendorong para  guru untuk semangat lebih maju dalam menjalankan tugas mulianya. Guru sejati merupakan tokoh penting di dunia pendidikan, mutu pendidikan yang baik dipastikan menentukan keunggulan suatu bangsa. Demikian juga  keterpurukan bangsa diawali  dari kebobrokan di bidang pendidikan. Penulis  yang berprofesi sebagai guru  setidak-tidaknya bisa  berinstropeksi  melalui tulisan ini, apakah sudah pada track yang benar atau belum dalam menyumbangkan tanggung jawab profesi, atau setidak-tidaknya penulis bisa  memberikan  sedikit gambaran bahwa kebutuhan terhadap  pentingnya  mencetak generasi unggul (excellent) merupakan kebutuhan yang urgent.
   *Guru SMANI Girimarto Wonogiri alumni Pasca Sarjana Pend Bahasa Inggris UNS Surakarta .