DAFTAR LABELKU (klik saja jangan ragu-ragu)

Selasa, 27 Mei 2014

Hidup kok Mengalir Saja. Sangat Berbahaya!

"Hidup itu biarkan cukup mengalir saja, tidak usah ribet. Semua rezeki sudah ada yang membagi. Pokoknya biarlah segalanya berjalan seperti apa adanya. Hidup hanya sekali, setiap yang bernyawa pasti mati. Semua harta benda akan kita tinggalkan". Di suatu kesempatan kata-kata tersebut pernah aku dengar dan akupun tidak merasa keberatan denga pendapat di atas.

Setelah membaca, merenung, mendalami proses pembelajaran hidup, aku bisa merasakan bahwa kata-kata tersebut di atas bisa berbahaya bila diyakini kebenarannya. Benar,  kata-kata tersebut bisa menjerumuskan  bagi kita yang kurang faham arti kehidupan dan akhirnya berbuah penyesalan.

Pertama, hidup itu cukup mengalir. Itu bisa mengarahkan kita pada kesengsaraan hidup. Hidup kita bukan seperti air. Hidup kita adalah perpaduan komplek:  ibarat ada udara, ada fisik, ada jiwa  dll. Kalau  hidup cukup disederhanakan  seperti air mengalir saja, kita bisa seperti air di selokan atau ''peceren" bahkan seperti limbah beracun.

Hidup tidak harus mengalir turun karena pengaruh gravitasi bumi. Hidup perlu menguatkan seperti pohon, hidup seperti  hembusan angin biar orang-orang kepanasan merasa  segar semilir karenanya. Lebih jauh lagi hidup mestinya tumbuh berkembang, memberikan keberkahan bagi sekeliling kita..

Yang kedua, rezeki sudah ada yang membagi, kita cukup menanti. Wah ini bisa bahya juga. Padahal kita tidak hanya cukup dalam penantian dari pembagian. Hidup seharusnya  tidak hanya menunggu bagian. Kita menjmput dan  perlu berbagi. Kalau kita hanya  menunggu  sebatas "pas-pasan" !, Apa yang bisa dibagi. 

Yang ketiga , hidup hanya sekali. Kita pasti mati. Semua harta benda akan kita tinggalkan. Wah ini juga cukup berbahaya.  Padahal  hidup ini adalah perjalan panjang. Bahkan setelah kita tua dan mati, itu kita hanya mati secara fisik. Benar juga semua harta kita akan kita tinggalkan. Namun kita perlu faham, hidup ini tidak hanya sekali. Hidup kita adalah abadi. . Jiwa kita, apapun wujudnya tetap hidup dan akan dimintai tanggung jawabnya di akherat. Dan di akherat, kita bisa merasakan dengan pentingnya amal yang kita tinggalkan. Harta memang kita tinggalkan, namun harta yang untuk  amal jariyah akan menyelamatkan di hari perhitungan atau yaumul hisab.