DAFTAR LABELKU (klik saja jangan ragu-ragu)

Sabtu, 20 Juli 2013

Kisah Aku dan Tetanggaku yang Pemabuk

Ingin memiliki kemampuan menulis yang bagus kok malas berlatih. Memang, berhari-hari ini otak baru blank alias tidak mood untuk menulis. Tidak apa-apa. Kini sudah mulai sadar kembali aku harus berlatih tiada henti untuk berkarya. Ide tak akan pernah habis.

Mumpung ada kisah nyata yang belum  basi untuk bahan cerita. Dua hari yang lalu. Tepatnya malam hari dari tengah malam sampai menjelang shubuh tetangga dekatku mengganggu nyenyak tidurku. Memang dia seorang pemabuk dan sudah biasa bergaul  mengundang dengan para pemabuk. Termasuk  dua malam  yang lalu.

Sudah lama memang mereka tidak mabuk-mabukan di dekat rumahku. Kini mereka kumat lagi. Mabuk sambil nyanyi keras-keras. padahal sudah menjelang  makan sahur mereka tetap mengganggu. Aku akan menegur langsung tidak berani. Mereka pun belum tentu siap ditegur langsung. Jumlah pemabuk pun  juga lumayan banyak. Akhirnya ku telephon teman jama'ah masjid. Dia pun lalu menghubungi polsek. Beberapa menit kemudian rombongan polsek pun datang. EEh salah sasaran rombongan polsek menggasak rombongan pemabuk di lain tempat tapi masih satu kampung di mana aku tinggal.

Akhirnya   suara saur-saur berkumandang terus,  mereka  sudah berhenti mabuk dan nyanyi-nyanyi. Habis shubuh teman-teman   pengurus masjid masih ramai membicarakan orang-orang yang mengganggu keluargaku. Mereka sudah berencana NGGRUDUK  tetanggaku yang mabuk jika diulangi lagi.

Kupikir panjang, akhirnya sore harinya kuputuskan aku dan istri memberanikan diri untuk menegur langsung mereka. Aku sudah siap menerima resiko berhadapan orang pemabuk. Dengan doa dan nekat bismillah aku berkunjung ke rumah tetanggaku yang baru mabuk. Aku bawakan beras dan gula teh. Kulihat salah satu sudah sadar walauterlihat baru muntah.  " Mas panjenenganan semalam mengganngu ki mas, aku Nuwun sewwu. tolong kalau ramai -ramai ampun ten mriki mas! Mengganggu!

"Wah kulo sing nyuwun pangapunten , kulo janji mboten kulo baleni" Bener mas kulo sing salah, kulo sing mboten wani negur konco-konco podo mendem" Itulah tanggapannya tanpa ada kemaran apalagi tersinggung. Kutepu badanya yang terkesan  dia si pemilik remah merunduk dengan merasa bersalah dan mohon maaf.

Ternyata tak terduga tetanggaku  bersikap akrab dan baik kepada aku dan istri, mereka berjanji tak mau mengulangi.

Kini aku tinggal menunggu, mereka  mau mengulangi apa tidak. Sahabat-sahabatku sudah siap-siap membantuku mengusir para pemabuk baik cara halus apa kekerasan. Ya Allah  berilah kekuatan, kebijaksanaan juga ketepatan kami dalam menghadapi para pendzalim.