DAFTAR LABELKU (klik saja jangan ragu-ragu)

Sabtu, 07 Juni 2014

"Hidup Pas-pasan" Mengingatkanku Kembali Untuk Bersyukur

Kata pas di sini bukan berarti pas dibutuhkan ada. Tapi yang aku maksud  hidup pas-pasan di sini istilah  kata  halus dari pada hidup  kemelaratan.

Kalau masalah hidup  dalam kondisi pas-pasan saja aku sudah kenyang. Dari masa dalam kandungan sampai puluhan tahun, kami hidup dalam kondisi pas-pasan. No Problem!.

Tak akan terlupakan sepanjang hayat. Aku terlahir dalam kondisi gizi buruk, ekonomi serba kekurangan, wajah pas-pasan, penampilan pisik  pas-pasan, kecerdasan juga pas-pasan. Maklum saja. Aku dilahirkan terakhir dari keluarga besar oleh seorang  ibu  yang sudah renta. Kayaknya tak ada modal hidup yang lebih untuk menghadapi kerasnya kehidupan.

Kondisi pas-pasan itu bukan ujian atau bukan musibah, inilah PR besar  bagi aku dan keluargaku untuk "well-survived".  Kami dididik untuk menjadi orang kuat dan nekat. Walau kenyataan aku tidak sekuat SUPERMAN. Ya pokoknya dikuat-kuatkan lah , walau aku tidak hebat ya dinekat-nekatkan dan dihebat-hebatkan.

Kekuatan keyakinan bahwa Allah SWT adalah Maha  Adil, Maha Kuat, Maha Kasih dan Sayang adalah sumber kekuatan untuk tetap optimis. Alhamdulillah, ternyata janji Allah tepat, kami akhirnya diberi kekuatan, kemampuan untuk menjalani hidup dan mampu menikmati kehidupan yang layak. Ya kalau  ada orang  bermodal surplus  lalu hidup layak, ya itu namanya wajar to ya!.

Terbiasa puluhan tahun hidup dalam kondisi pas-pasan, lalu  suatu saat dikaruniai nikmat sedikit lebih saja, waaah kok rasanya hidup bagai di syurga. Ibaratnya terbiasa  makan dengan nasi thiwul sayur jangan terong, eeeeeeeh suatu saat makan nasi uduk  lawuh bandeng, Subhanaallah nikmatnya luar  biasa.

 Akhirnya, setelah kami merasakan bukti kebenaran ayat-ayat Allah dan janjiNya  itu nyata,  dan jelas Dia adalah  Maha Kuasa, suatu konsekuensi kami  harus semakin bersyukur. Bersyukur kunci kesuksesan dan kebahagiaan.

Pengalaman Momong Anak Remaja

Lebih dari sepuluh tahun pengalaman  momomg dan mengajar anak-anak remaja SMA. Pengalaman  membahagiakan, mengasyikkan, menjengkelkan pasti ada. Dan ini pasti dialami setiap guru. Namun, Alhamdulillah yang mendominasi pengalamnku adalah pengalaman yang baik atau yang membahagiakan..

Sering juga dunia pendidikan tercoreng. Berdasar berita di media,  rasanya aku merasa ngeri juga:  guru dilaporkan ke polisi, guru selingkuh, guru cabul dll. Na'udzubillahi mindzalik, jangan sampai aku mengalami.

Pengalaman yang paling  menjengkelkan tentu  paling membekas. Ini sebetulnya  adalah kelakuan dari segelintir anak saja. Di antaranya anak yang tidak  memiiki tata krama. Sekali lagi ini pengalaman yang agak jarang terjadi padaku. Karena aku mengajar di desa. Sedangkan yang mendominasi sifat sifat orang desa adalah andap asor, menghormati dan memuliakan guru. Inilah yang paling mengasyikkan untukku. Sehingga aku tetap krasan mengajar di desa.

Aku akan sedikit cerita tentang pengalaman yang menjengkelkan dulu  saat berhadapan dengan murid yang "sok". Kelakuan murid "sok" yang terlihat adalah tidak peduli/  sopo aruh saat  bertemu guru, merendahkan guru,  bicara sendiri atau nylemong sendiri, merasa pintar tidak banyak mendengarkan dll. Pernah juga saat aku memotivasi para siswa  dia nyletuk bicara bahwa dia bisa sukses tanpa bantuan orang lain. Karena dia merasa  bisa mencari jalan sendiri. "Waaah sombong amat, ya. Waah mampu mencari jalan sukses sendiri, tanpa bantuan orang lain ?".   Itulah keheranan  kata batinku.

Alhamdulillah aku bukan termasuk tipe guru yang mudah marah. Aku berusaha memahami, mungkin ini perilaku remaja masa kini.  Kejengkalan kujadikan  media refleksi bahwa aku mungkin harus banyak belajar,  lebih bersabar dan berlaku lebih mulia. Dan semakin memotivasi diri untuk lebih sukses lagi.

Kalau pengalaman yang mengasyikkan rasanya biasa saja, cuma enak saja untuk diingat. Sering juga kutemui  para siswa sudah "grapyak semanak" bertemu denganku walau masih berjauahan: Assalamu 'alaikum paak, good morning sir!"  Pokoknya dari jauh sudah heboh bila bertemu denganku, juga  dalam menyambut kedatanganku.

Di saat-saat nilai ujian mapel yang kuampu nilainya bagus-bagus dan pada rangking bagus dibandingkan dengan SMA yang lain juga merupakan kebahagiaann sendiri.

Namun, ada juga  pengalaman dari siswi yang kebablasen: "Pak aku mau lho dijadikan istri bapak yang kedua!".  "EEEEh aku sudah tua aku sudah punya istri dan anak banyak". Aku menanggapi dengan santai. Aku yakin mereka juga cuma guyon saja  kok.

Ada-ada saja pengalaman bersama remaja.