DAFTAR LABELKU (klik saja jangan ragu-ragu)

Minggu, 29 Maret 2015

Menjaga Rasa Bahagia

Sebenarnya termasuk langka, ada orang direndahkan, dicurigai,  dan dimaki kok dia  tetap bahagia dan mau mengungkapkan rasa terima kasih dengan tulus (walau dalam hati). Karena  secara umum, orang yang dianggap negatif (dilecehkan) oleh seseorang dia tidak bisa menerima dengan ikhlas. Banyak di antara kita justru ingin membalas. Demikian  aku juga sering tergoda untuk berlaku yang sama.  Namun, motivasiku aku berproses dan  belajar menjadi lebih baik. Teringat sabda  nabi SAW:.... berlombalah dalam kebaikan!

Syukur dan ikhlas berdampak bahagia. Aku setidak-tidaknya punya niat, berusaha tetap ikhlas menerima apapun yang terjadi. Dan kita sebenarnya sudah diberi teladan oleh Nabi kita Muhammad SAW untuk menjaga keikhlasan.

Kalau kita mau berpikir lebih  jauh,  sebenarnya  jika ada orang yang merendahkan kita, justru kita diberi kesempatan dan diingatkan bahwa kita  HARUS LEBIH BAIK KUALITASNYA DENGAN YANG MERENDAHKAN KITA, setuju kan?.

Makanya, di sini aku mengingatkan, dan intropeksi diri  dengan berbagi cara untuk meraih kemulian hidup. Semoga kita menjadi mulia  karena kita termasuk   pribadi yang berkualitas dan tetap ikhlas. Berikut ini kutulis jurus 4M  untuk menjaga keikhlasan. Walau ini belum maksimal kupraktikkan, setidak-tidaknya aku telah berusaha:
  1. Menjaga Keistiqomahan Amal. Allah berpesan kepada setiap insan, apa bila selesai dari menjalankan amal kebaikan, hendaknya kita  meyiapkan untuk menjalankan amal yang lain (Al-Inshiroh :7)  dan bagi orang yang menjaga keistiqomahan, Allah SWT akan membantu dengan menurunkan malaikatnya dengan mengatakan: Janganlah takut dan kuatir...... (Al Fushilat 31).
  2. Meningkatkan Potensi Terpadu (holistik). Jika kita  ingin menjaga keikhlasan dalam amal,  tentunya kita harus berusaha mengoptimalkan segala potensi dari yang kita miliki (intelektual, lahir dan bathin)
  3. Menuntut Ilmu Tanpa Bosan.  Ilmu adalah pelita kehidupan. Keihlasan adalah kesadaran manusia dalam menjalankan tugas dan kewajibanya. kewajiban yang akan di lakukan  akan sangat membutuhkan ilmu agar amal tersebut dapat membuahkan hasil yakni diterima di sisi Allah SWT.
  4. Menjaga Kesabaran.  Kesabaran penting. Kita seharusnya menjadi pribadi teladan yang sanggup menjadi pribadi sabar  walau banyak godaan.  ........................Allahu a'lamu bishawab. Salam sukses sejati!.

Mengajak Diri Sendiri-Mawas Diri

Sering kita mendengar nasihat: lihat apa yang dikatakan jangan lihat siapa yang mengatakan. Akhirnya kita    bisa  sepakat bawa sumber kebenaran bisa berasal dari mana saja dan siapa saja,  bisa dari  para guru kita, saudara, sahabat bahkan dari anak kita yang masih terlihat lugu. 

Menurutku kebenaran bisa sulit masuk di benak kita, kalau kita sudah merasa  paling benar. Dan saat ini ( di zaman  teknologi maju) betapa kita bisa secara mudah untuk  mendapatkan  ilmu dan pencerahan hidup. Para pencerah di dunia maya  dengan suka rela telah berbagi banyak tentang berbagi ilmu sebagiai tuntunan hidup yang tidak melenceng dari Al Qur'an dan As Sunnah.

Baru saja aku mencermati kajian on line dari "Islam itu Indah". Di sini kita  diajak untuk mawas diri, bukan sekedar menyuruh orang lain untuk mawas diri. Ditekankan kepada kita betapa pentingnya mawas diri dalam kehidupan.

Perintah mawas diri tertera pada Qur’an Surat Al Hasir Ayat 18
Artinya :
Hai orang yang beriman takutlah kepada Allah dan hendaklah tiap – tiap orang memperhatikan apa yang di usahakannya untuk besok hari kiamat dan takutlah kepada Allah sungguh Allah Maha Mengetahui apa –apa yang kamu kerjakan.
Maksud Surat Al Hasir ayat 18 , insya Allah
1. Sebagian orang yang beriman kita harus bertakwa kepada Allah dimanapun tempat – tempat Nya baik itu saat senang atau susah.
2. Sebagai orang yang beriman harus melaksanakan perbuatan baik untuk masa depan.
3. Semua perbuatan manusia akan diketahui dan diberi balasan oleh Allah tergantung niatnya.
Tipe Manusia ada 4 hal
1. Sangidun fiddunya wal akhiroh orang yang mendapat kebahagiaan di dunia dan akherat. Syaratnya kita rajin beribadah dan kerja.
2. Sakiyun Fidunya Wa Sangidun Fil Akhiroh orang – orang yang kurang beruntung di dunia tetapi berbahagia di akhirat, yaitu orang selalu sabar dan selalu beribadah.
3. Sangidun Fiddunya Wa Sakiyun Fil Akhiroh Orang yang sukses di dunia tapi tidak bahagia di akhirat. Orang yang rajin bekerja tapi lupa ibadah.
4. Sakiyun Fidunya Wal Akhiroh Orang yang sengsara di dunia dan akhirat.
Adapun Cara – Cara Instropeksi Diri Ada 4
1. Kita senantiasa punya perasaan bahwa salah dan dosa kita lebih banyak daripada kebaikan, maka sering – seringlah minta maaf.
2. Memiliki perasaan bahwa ibadah dan amal sholeh belum semourna dan masih sedikit.
3. Memiliki perasaan senang bergaul pada orang alim atau pandai dan berusaha menirunya.
4. Memiliki dorongan untuk bertaubat dan selalu beristighfar.

Allahu a'lamu bishawab