DAFTAR LABELKU (klik saja jangan ragu-ragu)

Rabu, 10 Desember 2014

Motivasi Dari Mas Jamil

Beberapa hari ini  aku baru  malas menulis. Tapi Insya Allah aku tetep semangat dalam membaca. Salah satu bacaan saya adalah  kumpulan tulisan motivasi dari mas Jamil. dan berikut ini mas Jamil menekankan pentingnya spiritualitas diri:

Pada tahun 1957, sebuah perusahaan pemeringkat saham dan obligasi di Amerika (Standard & Poors) menyusun daftar 500 perusahaan terbaik. Dan 49 tahun kemudian, ternyata dari 500 perusahaan itu hanya tersisa 74 perusahaan yang masih layak dikatakan terbaik. Selebihnya, 426 perusahaan atau 84 persen-nya menghilang.

Apa penyebabnya? Ternyata setelah diteliti dan dikaji penyebabnya bukanlah lemahnya modal dan sistem manajemen. Tetapi penyebabnya adalah pelanggaran terhadap prinsip-prinsip moral dan etika. Wajar bila Gay Hendricks dan Kute Ludeman dalam bukunya The Corporate Mystics berkesimpulan bahwa pemimpin-pemimpin perusahaan yang sukses di abad 21 adalah mereka yang spiritualistik.

Siapakah orang yang spiritualistik itu? Apakah mereka yang rajin menjalankan ibadah ritual semata? Jawabnya ternyata TIDAK. Para pemimpin spiritualistik itu memiliki beberapa ciri. Pertama, orang ini memberi nilai dan makna di setiap pekerjaannya. Ia paham betul bahwa pekerjaannya bukan hanya aktivitas fisik semata. Ada nilai dan makna yang hakiki pada semua hal yang ia kerjakan.

Jadi orang yang kerjanya rajin hanya demi penghasilan yang tinggi tanpa tahu nilai dan makna pekerjaannya, dia bukanlah calon pemimpin terbaik di perusahaan atau bisnisnya. Ia pada hakikatnya hanya robot yang berwujud manusia.

Kedua, ia memahami bahwa bumi tempat menebar prestasi. Manusia spiritualis bukan hanya rajin beribadah ritual. Ia juga juga rajin mengukir banyak prestasi di pekerjaannya. Ia memahami kemuliaan manusia ditentukan seberapa banyak ia bisa memberi banyak manfaat. Bukan hanya sibuk menentramkan dirinya namun lupa menebar kebaikan dan manfaat kepada banyak orang.

Ketiga, ia memahami bahwa ada kehidupan sejati setelah kematian. Dunia adalah alam sebab sementara kehidupan setelah dunia adalah alam akibat. Ia tahu bahwa kedudukannya di kehidupan setelah dunia adalah akibat ulah dari perilakunya di dunia. Ia akan sibuk mencari berbagai peluang untuk mengumpulkan bekal di kehidupan yang kekal.

Berdasar tulisan mas Jamil di atas, mestinya kita tambah semangat dalam  berlatih menjadi manusia spiritualistik.  Tentu kita memiliki cita-cita mulia salah satunya menjadi pelopor kesuksesan, dan kemuliaan.

Salam sukses sejati!