DAFTAR LABELKU (klik saja jangan ragu-ragu)

Rabu, 25 Juni 2014

Mengambil Hikmah dari Resepsi

Sekitar 30 menit lagi sudah  jam dua belas. Sudah malam sebenanya.  Tapi aku belum mengantuk. Padahal tadi siang tidak tidur.  Baru banyak kegiatan. Dari pada melamun pokoknya menulis saja..

Ini aku mau bercerita  tentang hikmah dari menghadiri resepsi sekitar dua jam yang lalu. Resepsi pernikahan anak dari sobatku.

Banyak hikmah  luar biasa yang kuperoleh setelah aku hadir dalam acara walimahan ini. Di antaranya  dari masalah pendidikan anak juga hikmah saat si mubaligh meberikan tausiah kepada sang pengantin.

Karena pasangan pengantin tersebut muslim,  nasihat dari mubaligh banyak bersumber dari firman Allah dan sabda nabi.

"Halo sang pengantin! Jika anda ingin selamat,  laksanakan sholat!. Kenapa ? Allah berfirman jadikanlah shabar dan sholat sebagi penolongmu!"

"Pingin terbebas dari maksiat? Laksanakan sholat yang bener. Secara logika orang yang sholat adalah saat-saat kita merasa diawasi oleh Yang Maha Melihat. So secara nalar, kita bisa selamat karena kita termasuk orang yang berhati-hati  dalam menjaga diri. Selanjutnya sholat mendidik kita untuk  belajar  menjadi orang yang sabar".

"Selanjutnya, bila Anda ingin menjadi orang yang mulia, berbaktilah kepada orang tua! Selama orang tua itu benar ikutilah. Durhaka kepada orang tua pasti menjauhkan rezeki, Tak perlu Anda cari  kemuliaan, penglarisan dengan ke gunung kawi  atau ketempat-tempat angker yglain. Pokoknya cukup memuliakan orang tua, anda  akan dimuliakan oleh Allah swt".

"Rezeki anda ingin sempurna,  kaya harta dan kaya sahabat ..  Jadilah orang yang senang bersedekah.!.

Itulah hikmah  tausiah yang kupetik saat menghadiri  resepsi pernikahan.

Kemudian, aku mendapat hikmah  mengenai pendidikan keluarga. Ini lumayan seru berkenaan dengan tract record bagi  si pengantin pria.

Setelah mengamati "keseruan polah tingkah baik anak yang bermasalah" , akhirnya  aku menyimpulkan bahwa banyak persayaratan untuk menuju sukses dalam mendidik anak: modal ilmu, modal sabar, modal teladan dll. Yang jelas mendidik anak bukan hal yang mudah.

Tahukah kawan bahwa aku kenal si pengantin pria dari kecil sampai sekarang usianya sekitar 19 tahun. Masih muda sebenarnya,  tapi berani  menikah. Di sinilah  kehebatan dari mental si pengantin pria. Masih muda, belum kerja, masih manja tapi  berani "nekat" menghadapi bahtera keluarga.

Oh ya aku sering mendapat cerita tentang masa lalu si penganti pria sebut saja mas X, karena ayahnya teman dekatku.

Memang banyak di antara teman satu desa seusia mas X  memiliki kedekatan sifat: susah diatur, kemlinthi, dan  susah untuk diajak ke dalam kegiatan pendidikan dan agama terutama  di kegiatan masjid. Tidak  tahu aku, apa penyebab utamanya. Mungkin ini imbas dari  jaman modern. Atau ini  juga disebabkan orang tua perlu ilmu untuk mendaklukkan remaja.

Waktu usia SD, mas X memang kategori anak yang baik-baik saja. Dia sering datang ke TPA dan maun juga membantu jika di masjid ada kegiatan pengajian.

Setelah remaja, mas X berubah total. Dia sering main  dengan teman-teman yang suka nongkrong. Dan  mereka  memang tidak suka belajar.  Pernah ayah mas X marah besar karena kelakuan yang kuran baik. Eeeh ternyata akhirnya Mas X minggat dari rumah. Ayah dan ibu mas X bingung, mereka saling menyalahkan. Ditambah  lagi  si ortu  belum mendapat info kemana mereka minggat.

Beberapa hari kemudian, ada pemberitahuan dari sekolah  bahwa mas X juga tidak memohon izin tak masuk  sekolah alias membolos. Beberapa  hari emdian akhirnya ketahuan dia bergabung dengan pengamen dan ank jalanan.

Kenakalan mas X tidak berhenti walau dia sudah  SMA kelas dua. Dia nekat tidak mau sekolah dan ingin sekolah di SMK saja. Ayahnya kelimpungan  juga. Namun, ortunya berniat tetap mau menyekolahkannya.  Pokonya yang penting  anak harus mau sekolah. Ke SMK tak apa.

Untuk pindah ke SMK tentu perlu biaya besar. Ayah mas X bertekat menjual tanah pekarangan dan menawarkannya kepadaku.

"Ini beneran ya?. Tanah mau dijual?, Dulu katanya saat aku punya uang tanah tidak mau djual?. Oke kalau ditawarkan kepadaku aku kubayar sebagian  dulu".

"Ya pak pokoknya aku butuh uang" Jawab ayah mas X

Alahmdulillah tanah yang kuincar sejak lama akhirnya jatuh ke tanganku. Sebab tanahnya bersebelahan dengan rumahku.  Dan harganya pun sangat miring, dan bisa diangsur. Yaa Allah,  walau aku harus ngutang. Kini tanah idamanku telah menjadi miliku.

Singkat cerita, mas X kini sudah lulus SMK. Setelah lulus dia bisa bekerja.  Belum lama, dia  bekerja sebagai buruh.  Walau sudah dewasa sebenarnya kayaknya tabiat buruknya belum  berubah secara signifikan. Menurut cerita ortu dan saudaranya dia masih bermalas-malasan membatu ortu,  sholat bolong-bolong, seenaknya sendiri, sombong dll.

Karena perusahaan bermasalah. Mas X dikeluarkan. Kini mas X menganggur. Eeeh  saat- saat mengannggur. Mas X minta dinikahkan oleh ortunya.

Dua hari yang lalu Mas X telah menikah. Insya Allah ada baiknya, daripada pacara. Mungkin ini akan menyelamatkannya. Semoga keluarga Mr. idberi hidayah keimanan dan  keiistiqomahan.

Saat ditanya oleh mubaligh. Apkah sang pengantin sudah melakukan kwajiban sebagi muslim  untuk sholat. Mereka menjawab dengan jujur. kadang-kadang mereka sholat.