DAFTAR LABELKU (klik saja jangan ragu-ragu)

Jumat, 24 Juli 2015

Mencari Sisi Nikmatnya Bekerja

Tercerahkan! Inilah  kesanku terhadap  berbagai tulisan dan motivasi on line dari mas Jamil Azzaini. Baru saja aku membaca tulisan  yang berjudul "Apa Nikmatnya Bekerja?" 

Tulisan mas Jamil ini kupikir terinspirasi dari memperhatikan jadwal pekerjaan   yang sudah aktif lagi, karena liburan puasa dan lebaran.

Bener juga   kata mas Jamil, banyak juga  di antara kita yang masih ingin berlama-lama dalam  liburan. Mungkin kalau disuruh  memilih mereka pinginnya libur terus, tapi gaji tetep mengalir. 

Mungkin juga ada di antaranya justru  merasa tidak nyaman, karena terlalu lama berlibur. Mereka merasa kehilangan makna, bila hidup  tanpa kerja. Baginya bekerja adalah ibadah dan berharap  hidupnya  lebih  barokah. Bekerja adalah tidak saja mecari nafkah, tapi mendapat hiburan dan aktualisasi diri.

Bagi kita semua yang berkuwajiban sebagai pencari nafkah, mas Jamil memotivasi  supaya kita menemukan alasan, apa yang membuat kita  nikmat bekerja? Jangan biarkan kita seolah hanya robot berwujud manusia. Setiap hari  bekerja, hanya menjalankan rutinitas. 

Dalam berbagai  kajian Islam kita dimotivasi:  Bekerja adalah ibadah. Bekerja  bisa menghapus dosa yang tidak bisa dihapus dengan ibadah lain –menurut hadits riwayat Abu Nuaim.

Tempat kerja ( baca: kantor)  adalah tempat menambah sahabat dan relasi. Semakin banyak orang yang kita temui maka proses pendewasaan diri semakin cepat. Sahabat di tempat kerja  bisa menjadi partner, guru dan penyempurna hidup.

Mari kita mencari sisi positif lain dan alasan yang kuat mengapa kita  bekerja. Salam sukses sejati!

Tidak Responsive Terkadang Perlu

Tidak cepat-cepat merespon terkadang memang perlu. Ini juga bisa  bermakna kita tidak terlalu cepat  dalam memberi kesimpulan  atas sesuatu kejadian

Berikut ini ada kisah berhikmah yang bersumber dari sharing blog anonim: 
Alkisah ada seorang petani miskin memiliki seekor kuda putih yang sangat cantik dan gagah. Suatu hari, seorang saudagar kaya ingin membeli kuda itu dan menawarkan harga yang sangat tinggi. Sayang si petani miskin itu tidak menjualnya.

Teman-temannya menyayangkan dan mengejek dia karena tidak menjual kudanya itu. Keesokan hari nya, kuda itu hilang dari kandangnya, maka teman-temannya berkata: “Sungguh jelek nasibmu, padahal kalau kemarin dijual kamu kaya, sekarang kudamu sudah hilang”.

Si petani miskin tidak meresponya.
Beberapa hari kemudian, kuda si petani kembali bersama 5 ekor kuda lainnya. Lalu teman-temannya berkata : “Wah beruntung sekali nasibmu, ternyata kudamu membawa keberuntungan”. Si petani hanya diam saja ….

Beberapa hari kemudian, anak si petani yang sedang melatih kuda-kuda baru mereka, terjatuh dan kakinya patah!!

Teman-temannya berkata: “Rupanya kuda-kuda itu membawa sial, lihat sekarang anakmu kakinya patah”. Si petani tetap  tidak meresponya..

Seminggu kemudian terjadi peperangan di wilayah itu. Semua anak muda di desa dipaksa untuk berperang, kecuali si anak petani karena tidak bisa berjalan. Teman-temannya mendatangi si petani sambil menangis: “Beruntung sekali nasibmu karena anakmu tidak ikut berperang, kami harus kehilangan anak-anak kami!!”

Si petani kemudian berkomentar: “Janganlah terlalu cepat membuat kesimpulan dengan mengatakan nasib baik atau jelek, semuanya adalah suatu rangkaian proses. Syukuri dan terimalah keadaan yang terjadi saat ini.”

Apa yang kelihatan baik hari ini belum tentu baik untuk hari esok. Apa yang buruk hari ini belum tentu buruk untuk hari esok. Yang pasti, ALLAH SWT Maha Mengetahui.  Dia paling tahu yang terbaik buat hambaNYa. Selamat berdekat-dekat dengan Dzat Yang Maha Mengetahui. Dan Salam Sukses  Sejati!