DAFTAR LABELKU (klik saja jangan ragu-ragu)

Minggu, 21 Juli 2013

Tidak Enak Hidup Miskin oleh Maskatno Giri

Kalau bicara enak dan tidak enak sebagai orang miskin, aku memiliki cukup pengalaman di kehidupan jenis ini. Hidup dalam kemiskinan memang tidak enak. Aku merasakan  hidup dalam kemiskinan selama puluhan tahun. Pengalaman ini tidak akan bisa terhapus, karena sudah melekat, terekam erat di semua bagian tubuhku.

Dilahirkan di daerah tandus, yang dihuni kebanyakan keluarga miskin. Kebanyakan di desaku memang sebagi petani tadah hujan. Namun, kebanyakan dari kita bukan miskin hati. Kita cuma miskin harta saja. Karena miskinnya, dan tidak ada yang memotivasi. Akhirnya kebanyakan dari kita  tumbuh menjadi pribadi rendah diri. Dan ternyata aku bisa merasakan tidak enak menjadi orang rendah diri.

Kacaunya  lagi, sebagian dari kami yang tinggal di desa tersebut di samping  miskin harta ditambah miskin ilmu dan pengalaman. Kita tidak punya modal untuk membeli buku-buku. Kadang aku berpikir apakah memang mmenjadi orang miskin itu harus miskin di banyak hal, terutama miskin ilmu dan pengalaman.

Minder karena miskin ilmu dan miskin harta, ternyata bisa dijadikan power. Aku sejak muda senantiasa berdoa supaya menjadi orang yang berguna.Juga aku tidak ingin hidup menjadi  miskin, terlebih menjadi beban orang lain. Belajar baik lewat jalur pendidikan maupun membaca adalh cara efektif untuk merubah nasib. 

Walau aku lahir dari keluarga miskin dari pasangan petani dan buruh, aku bisa berubah. Dan terbukti  sekolah , kuliah, bergaul denagn orang pintar adalh jalan mulia untuk berubah nasibnya. Terbukti  aku bukan menjadi beban orang lain. Menjadi  penjual jasa mengajar dan sesekali menjadi motivator, pembicara di tingkat lokal dll, kini nasibku benar-benar sudah berubah. SELAMAT TINGGAL KEMISKINAN.MINIMAL AKU  DAN KELUARGAKU BUKAN MENJADI BEBAN.

Syukur Menuju Mujur

Menjadi lebih bernilai, berharga, berkualitas, istimewa, unggul dll  memang lebih sulit jika dibandingkan menjadi pribadi biasa saja.  Dibutuhkan pengorbanan, perjuangan, dan daya tahan tinggi untuk meraih pretasi seperti di atas.

Kalau mau meraih keunggulan hidup sebenarnya Allah telah menyediakan perangkat/modal untuk kita, karena kita memang dilahirkan  dengan modal istimewa. Kita hidup dengan wajah, bentuk tubuh , kemampuan berpikir, suara yang istimewa. maksudnya modal kita tidak ada yang sama dengan  modal orang lain. Bahkan, orang yang lahir kembar pun  tak ada yang benar-benar sama. Pasti berbeda. minimal sidik jarinya berbeda. belum lagi suara, jumlah rambut dan tingkat kecerdasannya. Mungkin kita pernah melihat ada orang lahir cacat, sekilas mereka tidak memiliki keistimewaan. Padahal,  mereka pasti diberi keismiwaan bila digali. Allah tidakmenciptakan makluknya dengan modal sia-sia.

Sebagai hamba yang mau bersyukur pasti mujur. Hidupnya lebih maksimal. Karena orang bersyukur memandang setiap kejadian dengan kaca mata kebaikan. Kebaikan mengundang rezeki keluarbiasaan. Selamat dan sukses  bagi  manusia yang  senantiasa bersyukur.