DAFTAR LABELKU (klik saja jangan ragu-ragu)

Jumat, 27 November 2015

Selamat Tinggal Kesusahan!

Jujur saja atas kisahku. Pernikahanku  tanpa berawal pacaran. Ternyata berhikmah luar biasa. Usia pernikahan lebih dari 15 tahun. Pasca pernikahan sampai aku memiliki beberapa anak, aku termasuk jarang sekali mengalami kesusahan. Bukan berati tidak pernah susah. Yang jelas kelurga kami sangat harmonis. Prosentasi kesusahanku terasa sedikit sekali. Ingin tahu kenapa? Kami diajari oleh ustadzku supaya bersama-sama keluarga belajar bersyukur. Bersyukur kunci bahagia. Berikutnya, rasanya  kesusahanku sudah terkuras habis saat aku masih muda. Sejujurnya, saat muda aku hidup dalam kemiskinan terutama miskin kesyukuran.

Kini aku tahu dan semakin  sadar betapa banyak rahmat yang telah diberikan Allah SWT kepada ku. Namun, sering kali aku termasuk orang yang lalai untuk bersyukur.

Pasti kita sudah tahu bahwa syukur kunci mujur dan makmur. Namun, kita sering tergoda syetan untuk jauh dari Allah SWT. Karena jauh dari Allah SWT bermakna kufur. Namanya manusia tempat salah dan dosa, aku juga  kadang melupakanNya. Saat melupakanNya, mudah sekali hati ini galau, susah dll.

Terkadang aku  menyalahkan Allah SWT. Atau lebih jauh lagi cenderung   ingkar kepada  nikmat Allah SWT. Sebetulnya bisa kurasakan bahwa  bila kita semakin jauh dari Allah SWT, kita akan terjerumus kepada cinta dunia dan semakin takut  dengan kematian. Terlalu cinta dunia, secara mudah kita akan  galau. Sebab permasalahan sedikit dianggap susuatu yang berharga. Itulah dunia.   Padahal, kematian pasti akan datang kepada kita, semuanya yang kita miliki  akan kita tinggal.

Berikut ini kutulis ulang obat susah, yang disebabkan kita terlalu kesengsem dengan kehidupan dunia. Pencerahan ini kuproleh dari kajian di dunia maya  dari  blog sakinah. Tulisan ku arngkum, kutambahi dan kumodivikasi. Yang jelas tujuannya untuk memotivasi dan menghibur diri.

Dinyatakan: Sesungguhnya suatu penyakit hati berupa kegalauan aau kesusahan dapat disembuhkan dekat kepada Allah SWT. Semua penyakit hati bersumber dari rasa cinta yang berlebihan terhadap dunia, hati kosong dari Allah dan dipenuhi kesenangan dunia, maka obat yang paling mujarab satu-satunya adalah lawan dari cinta dunia yaitu qana’ah dalam menghadapi hidup ini. 

Setiap insan yang memiliki hati yang qana’ah, maka rasa gelisah, sedih dan susah dapat berkurang karena keyakinannya pada Allah dan hari akhirat. Akhir setiap kegelisahan, kegembiraan. Kekayaan, kefakiran, kesulitan, kemudahan, sakit dan lapar adalah mati. Cara lain untuk mengatasi kegelisahan, manusia diperintahkan untuk meningkatkan iman, takwa, dan amal shaleh. Hanya dengan cara mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memasrahkan diri kepada Allah SWT, maka hati gelisah manusia akan hilang. Mendekatkan diri bukan hanya dengan cara melalui hubungan vertikal dengan Allah SWT, tetapi juga melalui hubungan horizontal dengan sesama manusia sebagaimana yang diperitahkan oleh Allah SWT.

Beberapa obat kesusahan, kegelisahan, kepedihan dan kesedihan adalah:
  1. Bertaubat
  2. Sholat dan berdoa
  3. Berbaik sangka kepada Allah SWT.
  4.  Bersungguh-sungguh dalam kebaikan
  5. Mau berbagi kebaikan walau sebesar dzaroh
  6. Beristiqomah dalam memohon ampun kepada Allah SWT.
  7. Dengan tauhid ar-rububiyah { keyakinan bahwa Allah adalah satu-satunya zat yang melindungi, memelihara dan menjaga makhluknya}.
  8. Dengan tauhid al-uluhiyyah { keyakinan bahwa Allah adalah satu-satunya zat yang harus di takuti dan disembah}.
  9. Mengesakan Allah, dengan keyakinan yang kuat dan pemahaman yang benar.
  10. Menyucikan Allah dari anggapan bahwa Allah berlaku aniaya terhadap hambaNya
  11. Pengakuan seorang hamba bahwa ia adalah orang yang zalim
  12. Bertawasul kepada Allah SWT dengan sesuatu yang paling dicintai-Nya yaitu dengan menggunakan nama-nama dan sifay-Nya. Dan diantara nama-nama dan sifat yang paling mencakupnya adalah Al-Hayya Al- Qayyum { Allah adalah Dzat yang Hidup Kekal dan terus menerus mengurus makhlukNya }.
  13. Hanya meminta pertolongan kepada-Nya
  14. Pengakuan hamba kepada-Nya bahwa ia mengharapkan anugerah-Nya
  15. Membuktikan tawakkal kepada-Nya, menyerahkan segala persoalan kepada-Nya dan mengakui bahwa nasibnya berada dalam kekuasaan-Nya.
  16. Hendaknya ia menyejukkan hatinya dalam taman-taman Al-Qur’an. Menjadikan Al-Qur’an bagi hatinya seperti musim semi yang menyegarkan semua hewan. Menjadikan Al-Qur’an sebagai cahaya yang menerangi kegelapan nafsu syahwat dan kezaliman. Menjadikannya sebagai penghibur dari setiap kesusahan, sebagai pelipur setiap bencana dan sebagai penyembuh dari berbagai penyakit yang menghinggapi jiwanya. Sehingga Al-Quran ini menjadi pembebas kesusahan dan penyembuh kegelisahan dan kegalauannya.