DAFTAR LABELKU (klik saja jangan ragu-ragu)

Selasa, 28 Juli 2015

Belajar Dari Ketidakkuatiran Orang Tua

Aku dan istriku sebenarnya harus belajar banyak kepada ortu  dan mertuaku. Ortuku  tidak lulus SD. Sedangkan mertuaku cuma sekolah sampai SLTP. 

Ortuku memiliki delapan anak, sedangkan mertuaku memiliki lima anak. Sejauh aku tahu, mereka tidak merasa terbebani untuk memiliki banyak anak. Dalam mendidiknya pun cukup sederhana. "Intinya kita  harus menjadi orang baik, jangan sampai jadi orang neko-neko yang merugikan  orang lain, apalagi mencuri". Untuk urusan keagamaan kita sudah terbiasa dididik di masjid. Jadi saudara kandungku dan saudara iparku  semuanya Insya  Allah  menjalankan sholat dan bisa membaca Al qur'an.

Yang menjadi pelajaran berharga  dari pembelajarn hidup ortu dan mertuaku adalah kita diberi kebebasan dalam menentukan masa depan. Intinya mau berekolah ke mana saja terserah, jurusannya juga terserah,  tapi kalau mau sampai ke perguruan tinggi silahkan mencari biaya sendiri.

Yang menjadi keunggulan kedua dari ortu dan mertuaku adalah mereka tidak begitu kuatir (ora nggagas)  tentang nasib anak di masa depan. Mungkin keyakinanya: kalau kami menjadi manusia baik, pasti rezekinya juga baik. Terbukti  mereka tidak pernah menunjukkan kekuatiran dengan bertanya  kepada kami nilai rapornya   baik apa tidak, IPK nya baik apa tidak dsb.

Puluhan tahun berlalu. Kini usia ortuku sudah sekitar 90 tahunan. Sedangkan mertuaku sudah  sekitar tujuh puluh tahun.  Para putera dari ortuku dan mertuaku sudah semuanya menikah. Alhamdulillah kami semua mampu mandiri.  Bahkan    diantaranya sudah ke tanah suci. Yang  menggembirakan lagi banyak di antaranya mampu berbagi, karena tingkat ekonominya tergolong lumayan baik.

Akhirnya, kami bisa belajar: pentingnya kepasrahan kepada Allah SWT.  Tidak perlunya kita merasa kuatir akan masa depan dari anak-anak kita. Karena orang  yang baik dan pasrah kepada Allah SWT akan dituntun ke jalan kebaikan dan akan diberi rezeki yang baik pula. Salam sukses sejati.




Terbukti: Dahsyat Karena Niat

Di siang hari saat rapat, kami dan teman-teman di  kantor. " Wah  aku kelaparan sudah  jam dua belasan kok belum makan". Itulah kata salah satu temanku.

Aku cuma tersenym, karena  saat itu aku diam-diam baru  berpuasa sunnah syawal di hari ketiga. Alhamdulillah aku tidak merasakan lapar sedikitpun. Ini beneran.  Aku menympulkan bahwa  NIAT  ternyata  memberi keKUATAN dan kedahsyatan. 

Timbul niatan ku untuk browsing : mencari jawaban  ada apa di balik kekuatan niat.  Alhamdulillah kutemukan penjelasan tentang NIAT oleh   Prof Nasaruddin Umar

Sesungguhnya niat membedakan antara perbuatan manusia (human creations) dan perbuatan binatang (animal creations).

Ibnu Arabi mengatakan perbuatan yang dilakukan dengan niat suci dan penuh penghayatan maka sesungguhnya itu adalah dine creations, wujud perbuatan keilahian. Hadis mutawatir dari Nabi Muhammad menegaskan hal tersebut.

''Innam al-a'mal bi al-niyat (sesungguhnya nilai amal itu ditentukan oleh niat).'' Demikian bunyi hadis mutawatir tersebut. Ini mengingatkan kepada kita,  perbuatan yang positif  yang dilakukan hendaknya diawali niat positif pula.

Ulama fikih menganggap sia-sia amal perbuatan tanpa niat. Karena itu, Imam Syafii, pendiri Mazhab Syafii yang dianut di Asia Tenggara, mengharuskan adanya niat untuk perbuatan jika dikehendaki sebagai ibadah.

Niat sesungguhnya ialah konsep matang dari dalam diri tentang perbuatan yang dilakukan. Dalam bahasa manajemen, niat disepadankan dengan programming atau perencanaan yang baik.

Tanpa perencanaan, sulit mengharapkan hasil baik. Dalam ilmu manajemen modern, selalu dititikberatkan arti penting sebuah programming. Sebab, pekerjaan tanpa perencanaan yang baik pasti tidak menjanjikan hasil yang baik.

Dalam bahasa agama, niat adalah the first creation dan implementasinya adalah the second creation. Seorang Muslim ideal mengerjakan amal perbuatannya dua kali. Sekali dalam niat atau program dan sekali dalam actions. Menurut prof  Nasaruddin Umar Allah SWT pun melakukan kehendaknya dua kali.

Niat yang baik, tulus, dan ikhlas melahirkan energi dahsyat. Seseorang yang bekerja dengan niat ikhlas tidak akan merasa lelah, kecewa, dan frustrasi. Bahkan, mati pun akan tersenyum selama ia mempertahankan niat.

Niat yang baik melahirkan mental hard worker dan good performance yang merupakan prasyarat masyarakat profesional. Niat yang baik menjanjikan output dan outcome yang baik dan besar.

Ini perintah agama dan juga tuntutan hidup. Orang-orang yang memiliki niat luhur dan baik akan mengadopsi inner power dalam dirinya sendiri sehingga seberat apa pun tugas dan pekerjaan, rasanya lebih mudah.

Sebaliknya, niat buruk dan tidak ikhlas akan menyedot energi dan memancarkan fibrasi negatif sehingga orang lain juga merasakannya. Karena itu, perlu mengingatkan pada diri sendiri, segalanya berangkat dari niat baik.

Akhirnya, kita bisa berpikir: kalau niat itu sesuatu yang gratis. Kenapa kita tidak memperbanya niat untuk melakukuan banyak hal positif?. Sekali lagi  di balik NIAT ada kekuatan DAHSYAT.   Buktinya bisa kurasakan sendiri  dan mungkin pembaca juga pernah mengalami yang sama. Kita berpuasa tapi tidak merasa berat.

Bukti kedua, aku berniat membuat blog pribadi dan  berniat memotivasi diri. Eeeeeeeh ternyata dahzyat juga blogku  ini sudah berisi ribuan artikel dan sudah dibaca oleh ratusan ribu orang. Walau ada kelemahan di bloggku, tapi blog ini sedikit banyak bermanfaat. Inilah bukti kedahsyatan NIAT. Salam sukses sejati.

Kepasrahan Mengundang Kesuksesan

"Menyandarkan diri kepada Allah semata. Inilah namanya kepasarahan yang nyata. Tidak perlu menyandarkan selain  kepada Allah SWT. Apalagi hanya kepada seseorang bahkan kepada batu".

Itulah inti  pencerahan halal bi halal yang disampaikan oleh Ustadz Indrwawan, saat di SMA N 1 Girimarto yang dihadiri oleh para guru karyawan beserta para keluarganya.

Kemudian sang ustadz menambahkan, kenapa  kita supaya hati-hati dengan doa orang yang terdzalimi?  Karena doa orang yang dizalimi sering dikabulkan oleh Allah SWT. Saat orang yang  terdzalimi  berdoa, tiada tabir antara dirinya dengan Allah SWT. Dan saat inilah terjadi kepasarahan yang sangat. Sekali lagi doa dan upaya  bagi orang-orang yang benar-benar berserah diri  ( baca=bersandar) kepada Allah SWT, Insya Allah akan terkabul. 

Kepasarahan, keikhlasan dan kesungguhan mendekat hanya  kepada  Allah SWT  adalah salah satu kunci terkabulnya doa. Selanjutnya, kunci yang lain  bagi orang yang bedoa harus hati-hati dalam mengkonsumsi makanan yang haram dan syuhbat.

Pasrah menimbulkan kekuatan. Di dalam kepasrahan ada power yang maha dahsyat yang tak terduga. Ada potensi kedalaman yang selama ini tertidur menjadi terbangun bersamaan dengan kepasrahan yang mendalam. Pasrah bukanlah kelemahan, sebagaimana yang disangka oleh mereka yang tidak mengerti. Pasrah adalah sarana untuk lahirnya kekuatan inti manusia. 

Pasrah bukanlah putus asa. Tetapi merupakan kepercayaan penuh terhadap pihak yang dipasrahi. Pasrah bukanlah kebodohan. Tapi merupakan kesadaran yang kuat akan kefanaan diri dan pengakuan akan kesempurnaan pihak yang dipasrahi. Pasrah bukanlah tindakan yang membabi-buta. Tapi merupakan kepercayaan yang total akan kebijaksanaan agung dan rancangan paripurna dari Dzat yang Maha Tinggi.

Namun, ada pemahaman yang   salah kaprah. Yaitu pasrah yang dilandasi kebodohan. Pasrah yang tanpa pemahaman. Seperti pasrahnya orang yang pengecut. Didholimi, disiksa bukannya berusaha membela diri tapi  cuma mengeluh saja dan  menyerah saja.

Idealnya pasrah dijadikan sumber kekuatan atau  power. Yaitu kepasrahan yang diarahkan kepada Kekuatan yang Maha. Jadi bukan sekedar menyerah, sekedar berpasrah. Tapi ada kesadaran bahwa ada yang layak untuk dijadikan sandaran dan pegangan. Ada si Dia Ashshomad, tempat bergantung. Ada si Dia Almujiib, yang Maha memperkenankan doa. Ada si Dia Alwakiil, yang Maha Mewakili.

Lalu bagaimana cara mempraktek kepasrahan?

Setiap hari, setiap jam, setiap menit, bahkan setiap detik berpasrahlah, menyerahlah, sumelehlah, ikhlaskan apapun yang terjadi . Tidak perlu berprasangka buruk kepada Allah, yang Maha berkreasi mengerjakan pekerjaanNya. Dengan kemarahan, dengan protes, dengan penilaian. Dengan mengatakan " Kalau ini tidak terjadi pasti keadaan akan menjadi lebih baik, kalau aku kaya raya pasti aku akan bahagia, musibah ini terjadi pasti karena orang itu ". Dan lain-lain penghakiman.

Biarkanlah Allah SWT berkehendak semau-mauNya. Maha Kuasa dan wajib bagi kita  menyadari  akan kebijaksanaan yang sempurna, rancangan yang paripurna dari Dzat yang Maha Bijaksana senantiasa diungkapkan, dan disertakan dalam setiap taqdir dan rancanganNya.

Dalam kepasrahan yang mendalam kepada Allah SWT  ada kedamaian yang luar biasa, hawa thumakninah/ketenangan yang bersifat langit, yang pada akhirnya akan membawakan kita pada peningkatan jenjang spiritual, kesadaran yang meningkat ke level yang lebih tinggi, dan juga pada waktunya yang tepat, muncullah solusi dari masalah-masalah yang dihadapi. Insya Allah. Salam Sukses Sejati.