DAFTAR LABELKU (klik saja jangan ragu-ragu)

Selasa, 14 Agustus 2012

Tri Dharma Pengabdian,11 azas Kepemimpinan Pengawas Sekolah

Tri Dharma Pengabdian,11 azas kepemimpinan serta 36 kompetensi pengawas demi peningkatan kualitas Pendidikan.
Tri Dharma Pengabdian :
1. Rumongso Handarbeni
2. Rumongso hangrungkebi
3. Mulat Sariro Hangroso wani
11 Azas Kepemimpinan :
1. Taqwa
2. Ing ngarso sungtolodo
3. Ing Madyo mangun karso
4.Tut wuri handayani
5.Waspada purba wisesa
6.Ambeg parama artha
7. Satya
8. Prasaja
9. Geminastiti
10.Belaka
11.Legawa.

KOMPETENSI VITAL PENGAWAS SEKOLAH


Kompetensi pengawas sekolah/madrasah yang tersirat dan tersurat dalam Permendiknas No 12 tahun 2007,terdiri atas enam(6) dimensi kompetensi yang dikembangkan menjadi 36 kompetensi inti,yang terdiri dari:
1. KOMPETENSI KEPRIBADIAN
Kompetensi kepribadian pengawas sekolah/madrasah adalah kemampuan pengawas sekolah dalam menampilkan dirinya atau performance diri sebagai pribadi yang:
(1) bertanggungjawab dalam melaksanakan tugas pokoknya
(2) kreatif dalam bekerja dan memecahkan masalah
(3) ingin tahu hal-hal baru tentang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
(4) memiliki motivasi kerja dan bisa memotivasi orang lain dalam bekerja
Makna dari kompetensi kepribadian sebagaimana dikemukakan di atas adalah sikap dan perilaku yang ditampilkan pengawas sekolah dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya mengandung empat karakteristik di atas. Ini berarti sosok pribadi pengawas sekolah harus tampil beda dengan sosok pribadi yang lain dalam hal tanggung jawab, kreatifitas, rasa ingin tahu dan motivasi dalam bekerja. Sosok priba­di tersebut diharapkan menjadi kebiasaan dalam perilakunya.
2. KOMPETENSI SOSIAL
Kompetensi sosial pengawas sekolah adalah kemampuan pengawas sekolah dalam membina hubungan dengan berbagai pihak serta aktif dalam kegiatan organisasi profesi pengawas (APSI).
Kompetensi sosial pengawas sekolah mengindikasikan dua keterampilan yang harus dimiliki pengawas sekolah yakni(1) keterampilan berkomunikasi baik lisan atau tulisan termasuk keterampilan bergaul dan(2) keterampilan bekerja dengan orang lain baik secara individu maupun secara kelompok/ organisasi. Keterampilan ini mensyaratkan tampilnya sosok pribadi pengawas yang luwes, terbuka, mau menerima kritik serta selalu memandang positif orang lain. Kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial pengawas sekolah seba-gaimana dijelaskan di atas hanya tambahan dari kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial guru dan kepala sekolah Karena pengawas sekolah/madrasah berasal dari guru atau kepala sekolah sehingga kompetensi kepri-badian dan kompetensi sosial guru atau kepala sekolah sudah melekat pada dirinya.
3. KOMPETENSI SUPERVISI MANAJERIAL
Kompetensi supervisi manajerial adalah kemampuan pengawas sekolah dalam melaksanakan pengawasan mana­jerial yakni menilai dan membina kepala sekolah dan tenaga kependidikan lain yang ada di sekolah dalam mempertinggi kualitas pengelolaan dan administasi sekolah.
Standar administrasi dan pengelolaan sekolah secara konseptual dan operasional tersirat dan tersurat dalam rumusan kompetensi inti kepala sekolah (Permendiknas No. 13 Tahun 2007) khususnya pada dimensi kompetensi mana­jerial. Selain itu dalam kompetensi manajerial pengawas sekolah, pengawas dituntut juga untuk menguasai program dan kegiatan bimbingan konseling serta memantau pelaksa-naan standar nasional pendidikan di sekolah binaannya. Untuk itu pengawas sekolah harus menguasai teori, konsep serta prinsip tentang metode dan teknik supervisi pendidikan berikut aplikasinya dalam penyusunan program dan praktek pengawasan manajerial.
Berikut ini kompetensi inti yang harus dimliki pengawas sekolah dalam dimensi kompetensi supervisi manajerial.
(1) menguasai pengetahuan tentang metode, teknik dan prinsip-prinsip supervisi dalam meningkatkan mutu pendidikan
(2) menguasai teknik menyusun program pengawasan berdasarkan visi, misi, tujuan dan program pendidikan sekolah binaan
(3) menyusun metode kerja dan instrumen yang diperlukan untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi pengawa­san di sekolah binaannya.
(4) teknik menyusun laporan hasil-hasil pengawasan dan menindaklanjutinya untuk perbaikan program pengawas­an berikutnya pada sekolah binaannya
(5) membina kepala sekolah dalam pengelolaan dan administrasi satuan pendidikan berdasarkan manajemen peningkatan mutu pendidikan di sekolah
(6) membina kepala sekolah dan guru dalam melaksanakan bimbingan konseling di sekolah
(7) mendorong guru dan kepala sekolah dalam mereflek-sikan hasil-hasil yang dicapainya untuk menemukan ke-lebihan dan kekurangan dalam melaksanakan tugas pokoknya
(8) memantau pelaksanaan standar nasional pendidikan dan memanfaatkan hasil-hasilnya untuk membantu kepala sekolah mempersiapkan akreditasi sekolahnya.`
4. KOMPETENSI SUPERVISI AKADEMIK
Kompetensi supervisi akademik adalah kemampuan pengawas sekolah dalam melaksanakan pengawasan akade­mik yakni menilai dan membina guru dalam rangka memper­t/nggi kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakannya agar berdampak terhadap kualitas hasil belajar siswa.
Kompetensi supervisi akademik intinya adalah membina guru dalam meningkatkan mutu proses pembelajaran. Oleh sebab itu sasaran supervisi akademik adalah guru dalam pro­ses belajar mengajar (pembelajaran). Materi pokok dalam proses pembelajaran adalah (penyusunan silabus dan RPP, pemilihan strategi/metode/teknik pembelajaran, penggunaan media dan teknologi informasi dalam pembelajaran, menilai proses dan hasil pembelajaran serta penelitian tindakan kelas). Berikut adalah kompetensi inti dari dimensi kompe­tensi supervisi akademik.
(1) menguasai konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik dan kecenderungan perkembangan tiap mata pelajaran
(2) menguasai konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik dan kecenderungan proses pembelajaran/pembimbingan tiap mata pelajaran
(3) membimbing guru dalam menyusun silabus mata pelajaran berdasarkan standar isi, standar kompetensi dan kompetensi dasar serta prinsip-prinsip pengem-bangan KTSP
(4) membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi/metode/teknik
pembelajaran/’bimbingan setiap mata pelajaran membimbing guru dalam menyusun rencana pelaksa­naan pembelajaran tiap mata pelajaran
(5) membimbing guru dalam menyususn rencana pelaksanaan pembelajaran tiap mata pelajaran.
(6) membimbing guru dalam melaksanakan pembelajaran di laboratorium dan di lapangan
(7) membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengem -bangkan dan menggunakan media serta fasilitas pembe-lajaran/bimbingan
(8) membimbing guru dalam memanfaatkan teknologi informasi untuk
pembelajaran/bimbingan
5. KOMPETENSI EVALUASI PENDIDIKAN
Kompetensi evaluasi pendidikan adalah kemampuan pengawas sekolah dalam kegiatan mengumpulkan, mengo-lah, menafsirkan dan menyimpulkan data dan informasi untuk menentukan tingkat keberhasilan pendidikan.
Materi pokok kompetensi evaluasi pendidikan adalah penilaian proses dan hasil belajar, penilaian program pendi­dikan, penilaian kinerja guru, kinerja kepala sekolah dan kinerja sekolah. Penilaian itu sendiri diartikan sebagai proses memberikan pertimbangan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Oleh sebab itu ciri dari kegiatan penilaian adalah adanya obyek yang dinilai, adanya kriteria yang dijadikan indikator keberhasilan dan adanya interpretasi dan judge­ment. Setiap kegiatan penilaian akan menghasilkan data hasii penilaian yang harus diolah dan dianalisis untuk pengambilan keputusan.
Dimensi kompetensi evaluasi pendidikan terdiri atas enam kompetensi inti yakni:
(1) menyusun kriteria dan indikator keberhasilan pembela­jaran/bimbingan
(2) membimbing guru dalam menentukan aspek-aspek yang penting dinilai dalam
pembelajaran/bimbingan
(3) menilai kinerja kepala sekolah, guru dan staf sekolah dalam melaksanakan tugas pokok dan tanggungjawabnya dalam meningkatkan mutu pendidikan
(4) memantau pelaksanaan pembelajaran/bimbingan dan hasil belajar siswa serta
menganalisisnya untuk perba-ikan mutu pembelajaran/bimbingan
(5) membina guru dalam memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran/ bimbingan
(6) mengolah dan menganalisis data hasil penilaian kinerja kepala sekolah, guru dan staf sekolah
6. KOMPETENSI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Kompetensi penelitian dan pengembangan adalah kemarnpuan pengawas sekolah dalam merencanakan dan melaksanakan penelitian pendidikan/pengawasan serta menggunakan hasil-hasilnya untuk kepentingan peningkatan mutu pendidikan.
Penelitian adalah kegiatan mengumpulkan, mengolah, menafsirkan dan menyimpulkan data dan informasi untuk memecahkan masalah praktis dan atau untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Penelitian merupakan metode ilmiah yakni memecahkan masalah dengan menggunakan logika berpikir yang didukung oleh data empiris. Logika berpikir tampak dalam prosesnya dengan menempuh langkah-langkah yang sistematis mulai dari pengumpulan data, mengolah dan menafsirkan data, menguji data sampai menarik kesimpulan. Data dikatakan empiris sebab menggambarkan apa yang terjadi di lapangan. Dalam kompetensi penelitian materi yang perlu dikuasai pengawas sekolah antara lain pendekatan, metode dan jenis penelitian, merencanakan dan melaksa­nakan penelitian, mengolah dan menganalisis data, menulis laporan hasil penelitian sebagai karya tulis ilmiah serta memanfaatkan hasil-hasil penelitian. Kompetensi penelitian bagi pengawas bermanfaat ganda yakni manfaat untuk dirinya sendiri agar dapat menyusun karya tulis ilmiah (KTI) berbasis penelitian dan manfaat untuk membina guru dan kepala sekolah dalam hal merencanakan dan melaksanakan penelitian khususnya penelitian tindakan.
Dimensi kompetensi penelitian dan pengembangan terdiri atas delapan kompetensi inti yakni:
(1) menguasai berbagai pendekatan, jenis dan metode penelitian dalam pendidikan
(2) menentukan masalah kepengawasan yang penting diteliti baik untuk keperluan tugas pengawasan maupun untuk pengembangan karir profesinya
(3) menyusun proposal penelitian pendidikan baik penelitian kualitatif maupun penelitian kuantitatif
(4) melaksanakan penelitian pendidikan untuk pemecahan masalah pendidikan dan perumusan kebijakan pendi­dikan yang bermanfaat bagi tugas pokok dan tanggung­jawabnya
(5) mengolah dan menganalisis data hasil penelitian pendidikan baik data kualitatif maupun data kuantitatif
(6) menulis karya tulis ilmiah dalam bidang pendidikan dan kepengawasan dan
memanfaatkannya untuk perbaikan mutu pendidikan
(7) menyusun pedoman/panduan dan atau buku/modul yang diperlukan untuk
melaksanakan tugas pengawasan
(8) memberikan bimbingan kepada guru tentang penelitian tindakan kelas baik
perencanaan maupun pelaksanaannya di sekolah
Demikian ,semoga para pengawas sekolah di negeri ini akan menjadi pengawas-pengawas yang profesional dengan memahami,memiliki, dan menerapkan ke 36 butir kompetensi diatas. (Sumber : Permendiknas No 12 Tahun 2007,Prof.Dr.H.Nana Sudjana:Kompetensi Pengawas Sekolah)

SukatnoGiri MasGuru SMANI Girimarto-Wonogiri: TERLALU ASYIK MENJADI GURU SMA

SukatnoGiri MasGuru SMANI Girimarto-Wonogiri: TERLALU ASYIK MENJADI GURU SMA: Asyiknya menjadi  guru SMA,  ungkapan ini sebagai rasa bahagia dan bangganya aku diamanati menjadi seorang guru. Memang sudah tugasku aku ha...

TERLALU ASYIK MENJADI GURU SMA

Asyiknya menjadi  guru SMA,  ungkapan ini sebagai rasa bahagia dan bangganya aku diamanati menjadi seorang guru. Memang sudah tugasku aku harus mengajar namun tidak  hanya sekedar mengajar aku harus mendidik, mengarahkan, memotivasi, memberi tauladan dan juga mengevaluasi diri  sendiri dan para siswa.

Terlalau asyik untuk diceritakan menjadi guru di SMA. Walau aku sudah tidak muda lagi, aku tertular VIRUS ASYIK sebagai  seorang pemuda. Siswaku adalah  para remaja ceria yang perlu darahkan menjadi manusia luar biasa." Morning sir,...pagi pak...assalamu'alakum pak.. halo pak ! Kata-kata itu sebagai kata-kata indah , bila  kau berpas-pasan dengan  para siswaku, menurutku senagai kata-kata penyemangat hidupku. Aku merasa layak disapa sebagai simbol keakraban.

Di antara siswa yang memeiliki semangat untuk maju dan kata-katanya tak pernah kulupa dan merupakan kata-kata kebanggaan bagiku  "Pak, aku tak mau kalah dengan bapak, aku ingin  semangat dan suskses melebihi bapak" Itulah kata-kata Kurniadi, bila ketemu tidak lupa bersalaman dan mencium tanganku. "Kudoakan kamu sukses" batinku bergumam.

Sesampai di rumahkupun bayangan wajah=wajah ceria selalu menggoda di pikiranku, namun sejak Senin  kemarin kita berpisah untuk sementara waktu karena sekolah libur.

Aku pikir liburan tidak meluluhkan semangat belajar buat ku. Salah satu modal hidupku memang  modal semangat unttu hidup tidak hanya "SING PENTING URIP" ternyata VIRUS SEMANGAT DAN  VIRUS ASYIK BISA MENULAR  menjadi kekuatan SUKSES,

SELAMAT BERLIBUR  PANJANG DAN LEBARAN MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN PARA SISWAKU TERCINTA






AKU PUN BERHAK MENJADI HEBAT

Baru sajaa  aku membaca kebiasaan -kebiasaan  hebat dari  beberapa penulis hebat. Eh ternyata, tidak seperti yang aku bayangkan, mereka layak mendapat rejeki yang laur biasa karena memang mereka memiliki kebiasaan luar biasa.

Kini aku  terkadang merasa aras-arasen untuk menjadi penulis, kenapa berat sekali unutk menjadi penulis. Tapi aku ingin menjadi hebat, menjadi penulis hebat itu enak, aku bisa memotivasi orang-orang pemalas, khususnya untuk anak-anakku dan juga murid-muridku.Menurutku untuk menjadi seorang motivator hebat, dia harus menjadi hebat dulu,  bagaimana mungkin   seorang motivator menghendaki  anak-anaknya atau murid-muridnya hebat lha wong dia sendiri saja harus dimotivasi.

Bukan namanya MasKatnoGiri kalau tidak nekat, aku harus  nekat dan akan kutunjukkna kepada dunia  telah lahir orang hebat namun modalnya hanya nekat.

Kebingungan, keragua-raguan , ketidakadaan rasa percaya diri itulah modalku.Namun Allah itu maha kasih dan  Kuasa, banyak orang biasa menjadi luuar biasa karena Allah memberikan tenaga ekstra bagi yang dikehendaki. Kayaknya-aku yang dikehendaki oleh Allah menjadai luar biasa. Karena aku dikasihi. Kehendak Allah sesuai dengan prasangka hambanya.

Ingin tahu bahwa aku dikasishi, pertama: aku dilahirkan dari keluarga petani miskin namun aku bisa menjadi guru yang sekarang lumayan kaya, kedua kenapa aku bisa menjadi guru bahasa Inggris yang kaya  karena ku banyak job nmun dudlu modalku benar=benar nekat,  aku nekat sekolah dengan biaya sendiri,  karena ortuku tidak mampu dan sudh tua ketiga: aku belum pernah pacaran eh ternyata aku dijodohkan dan bisa mmbina keluarga bahagia dan sejahttera so AKU HEBAT Kan? Lalu Siapa yang menghebatkan, ALLAH TELAH MEMBERI MODAL AKU  MENJADI HHEBAT, YES  ICAN.

KEBIASAAN HEBAT, SEBAGAI PENULIS HEBAT

Untuk menjadi penulis ternyata tidak semulus yang kita bayangkan, penulis layak dinamakan the true writer bila memiliki kebiasaan2 luar biasa . Berikut ini saya bagikan 7 kebiasaan dari 7 penulis hebat. Setiap penulis memiliki kebiasaan yang unik. Beberapa penulis cukup menulis singkat-singkat, sementara yang lain berpanjang-panjang.            Anda pun pasti punya kebiasaan sendiri saat menulis. Untuk yang belum punya kebiasaan khusus, semoga tulisan tentang 7 kebiasaan ini bisa menginspirasi Anda.

1.      Stephen King
Dalam bukunya On Writing, King mengatakan jika ia selalu menulis 10 halaman setiap hari. Tidak pernah sekalipun absen, termasuk di hari libur. Itu adalah kebiasaan yang luarbiasa, dan hasilnya, King dikenal sebagai penulis yang produktif sepanjang masa.

2.      Ernest Hemingway
Berbeda dengan King, Hemingway menulis 500 kata setiap hari. Hemingway selalu melakukannya di pagi hari saat udara sejuk dan suasana masih tenang serta sepi. Menariknya, meskipun Hemingway dikenal menyukai alkohol, tetapi saat menulis ia mengaku tidak pernah dalam keadaan mabuk.

3.      Vladimir Nabokov
Penulis yang dikenal lewat novelnya Lolitas, Pale Fire dan Ada ini memiliki kebiasaan yang unik. Sembari berdiri, ia menuliskan ide-idenya dalam kartu indeks. Ini sangat membantunya untuk mengatur adegan, peristiwa, dan suasana, karena kartu-kartu tersebut dapat disusun seperti yang ia inginkan. Novelnya Ada, ditulisnya dengan lebih dari 2000 kartu!

4.      Truman Capote
Penulis “Breakfast at Tiffany’s” dan “In Cold Blood” ini menyebut dirinya sebagai penulis horizontal sejati. Pasalnya, ia selalu menulis dengan posisi tiduran, baik di kasur atau di sofa, ditemani rokok dan kopi. Namun seringkali kopi digantinya dengan teh, sherry, atau martini. Cara menulisnya cukup unik. Draft pertama dan kedua, ditulisnya dengan pensil di atas kertas. Baru pada draft ketiga, ia mulai mengetik, yang juga dilakukannya di atas tempat tidur!

5.      Philip Roth

Salah satu dari penulis terkenal di Amerika, punya cara menulis yang unik. Roth, bekerja sambil berdiri, dan melangkah mondar-mandir saat ia berpikir. Untuk menyelesaikan 1 halaman tulisan, ia melangkah paling tidak setengah mil! Wah, bayangkan saja jika novelnya setebal 300 halaman J.
Roth juga memisahkan kehidupan karirnya dengan kehidupan pribadinya. Ia membangun studio jauh dari rumahnya. Ia bekerja di tempat semacam podium yang tidak menghadap ke jendela, untuk mencegah distraksi dan buyarnya konsentrasi.

6.      James Joyce
Di antara para penulis besar dari abad 19, Joyce termasuk yang hebat. Sementara para penulsi produktif lainnya membuat batasan kata atau halaman, Joyce berbeda. Ia sangat memperhatikan setiap kalimat yang ditulisnya. Saat ditanya apakah ia setiap hari menulis karya, Joyce menjawab dengan riang, tentu saja. Lalu, berapakah yang ditulisnya? Tiga kalimat, tandas Joyce.

7.      Joyce Carol Oates

Wanita ini adalah penulis yang sangat produktif. Ia telah memenangkan sejumlah penghargaan, termasuk The National Book Award. Carol tidak pernah menempuh pendidikan formal. Ia menerakan setiap kata dengan tulisan tangan, dan ia menyuaki menulis pada pagi hari sebelum sarapan.
Ia adalah seorang professor dalam creative writing. Dan di hari saat ia mengajar, ia akan menulis setidaknya 1 jam atau 45 menit sebelum mengajar kelas pertama. Dan di hari lain, saat tidak mengajar, ia dapat bekerja berjam-jam tanpa berhenti – dan Carol baru bisa sarapan pada pukul 2 atau 3 sore!

Menarik, bukan? Beberapa penulis senior yang saya kenal juga memiliki kebiasaan tertentu untuk menulis. Setiap penulis punya cara yang berbeda. Nah, temukanlah kebiasaan Anda sendiri agar bisa produktif menulis!



Referensi:
 Dessy Danarti
http://writetodone.com

CERITA ISLAMI


CERITA ISLAMI   EMPAT PERAMPAS
Oleh: Ibn Khasbullah
Tanbihun.com – Sahabat Utsman bin Affan menyatakan bahwa setiap manusia pasti akan menghadapi 4 perampas didalam kehidupan dunia dan akheratnya. Terhadap 3 Perampas yang pertama manusia tak akan mampu membela diri dan suka atau tidak suka dia harus menyerah, sedangkan pada  perampas yang terakhir, seseorang dapat melawan dan justru harus melakukan perlawanan dengan sekuat tenaga dan daya..
  1. Perampas pertama adalah  IZRAIL  yang merampas nyawa  setiap jiwa, baik mau atau tidak mau, siap ataupun tidak siap. Segagah perkasapun sesesorang, akhirnya ia harus merelakan nyawanya dirampas oleh sang  Malakul  Maut.
  2. Perampas yang kedua adalah CACING TANAH yang merampas dan menggerogoti setiap jazad yang dikuburkan. Maka seseorang yang semasa hidupnya tampan dan ayu, saat itu ia harus menyerah kalah ketampanan dan kecantikannya dinikmati dan menjadi rebutan sang cacing tanah.
  3. Perampas yang ketiga  adalah AHLI WARIS yang akan merampas dan menikmati dengan paksa kekayaan seseorang ketika sudah maut. Bahkan istrinya yang cantik ataupun suaminya yang tampan yang semasa hidupnya sangan dicinta dan dipuja, dengan sangat terpaksa mau tak mau harus dilepaskan  untuk kemudian menjadi istri atau suami orang lain.
  4. Perampas yang keempat adalah orang- orang yang TER-DZOLIMI/ TER- ANIAYA. Maka ketika seseorang meninggal  dengan membawa amal sekaligus perbuatan aniaya sebelum minta maaf ketika hidup, maka pahala yang ia bawa semasa hidup akan dirampas dan diberikan kepada mereka yang teraniaya tersebut.
Sebagaimana yang dinyatakan dalam hadist berikut:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: أتدرون من المفلس ؟ قالوا: المفلس فينا من لا درهم له ولا متاع – قال: المفلس فينا من يأتي يوم القيامة بصلاة وصيام وزكاة – ويأتي قد شتم هذا وقذف هذا وأكل مال هذا وضرب هذا وسفك دم هذا – فيعطى هذا من حسناته وهذا من حسناته – فإن فنيت حسناته قبل أن يقضى ما عليه أخذت خطاياهم فطرحت عليه ثم طرح في النار – رواه مسلم
Rasululloh bertanya kepada para sahabatnya: “Tahukah kalian siapa orang bangkrut itu?” para sahabatnya menjawab: “Orang yang bangkrut itu menurut kami adalah seseorang yang sudah tidak memiliki harta benda lagi” Rasululloh menjelaskan: “Orang yang bangkrut menurut kami adalah seseorang yang datang dihari kiamat dengan membawa  pahala sholatnya, pahala puasanya dan pahala zakatnya, Namun ia juga membawa dosa penganiayaan karena ia telah mencerca seseorang – menuduh seseorang tanpa bukti – memakan harta orang lain tanpa hak – memukul seseorang dan membunuh seseorang. (Maka ketika dalam pengadilan akherat  ia dituntut balik oleh orang- orang yang  ter-aniaya, dan Allah memutuskan merampas pahala  amal- amalnya sebagai kompensasi), maka seseorang yang teraniaya diberikan kompensasi dari pahalanya, dan orang lain pun mendapatkan kompensasi dari pahalanya. Maka (ketika penuntut terlalu banyak sehingga ) seluruh pahala amaliyah ludes, maka Allah mengambil  dosa- dosa orang- orang yang ter- aniaya, maka dosa- dosa itupun dilemparkan kewajahnya dan akhirnya si tukang amaliyah itu dilemparkan keneraka”. Hadist Riwayat Imam Muslim. Lihat Dalilul Falihin Lithuruqi Riyadhis Sholihin Bab Larangan Berbuat Dzolim.