DAFTAR LABELKU (klik saja jangan ragu-ragu)

Jumat, 30 Mei 2014

Ketakutan Tidak Bahagia

Di saat muda aku memiliki ketakutan luar biasa. Ketakutan tersebut adalah KETIDAKBAHAGIAAN di  masa depan atau masa tua.

Ternyata ketakutanku membawa hikmah yang besar. Hikmah pertama, aku merasa sangat lemah dengan berbagi kekurangan. So, aku rajin berdoa kepada Dzat yang Maha Kuat, semoga Dia memberikan aku kebahagiaan di dunia dan di akherat. Doa tersebut dikenal sebagi doa sapu jagat. Hikmah yang kedua aku juga takut melakukan hal-haal yang berbau maksiat. Karena aku yakin kebenaran dari perkataan ustadzku bahwa bahwa kemaksiatan tak akan pernah mendatangkan kebahagiaan untuk jangka panjang.

Berdasar referensiku  saat itu, aku akan sulit bahagia bila aku tidak menjadi orang yang baik dipandang dari segi agama yang kuanut. Berikutnya aku tidak akan bahagia bila hidupku menjadi beban orang lain   alias tak mampu mandiri. Lalu  aku tidak akan bahagia bila aku tidak memiliki prestasi. Dan lebih jauh lagi aku tidak akan bahagia bila aku memiliki  istri, dan anak-anak yang tidak  termasuk manusia yang shalih dan shalihah.

Kini  aku sudah tua. Walau belum tua-tua amat. Usiaku sudah di atas  kepala empat. Alhamdulillah, Insya Allah sampai saat ini  ketakutanku atas ketidakbahagiaan tidak menjadi kenyataan. Semoga bahagia kami abadi, seperti harapan di doa kami. Bahagia di dunia dan di akherat.

Yang terakhir kami berdoa semoga pembaca blog ini juga mau berusaha, memilih, dan berdoa untuk menjadi bahagia. Bahagia tidak mahal,  memang tak ada yang menjual "pil bahagia". Kita harus menciptakan bahagia pada diri kita sendiri dan keluarga. Apapun kondisinya  kita harus bahagia. SYUKUR ADALH JALAN UTAMA.

Ada Apa Tentang "Berkah?"

Di saat  perbincangan saut menyaut  antar guru di kantor.

"Wah sekarang untuk menjadi polisi, tentara apalagi jabatan tarifnya sudah ratusan juta" 
"Opo tenan to bu? Apa sejauh itu? Itu isu belum tentu benar".
"Ora ono duite ora iso pak?"
"Mosok ora ono tes  murni"
"Yo mesti ono, tapi yang membayar juga ada"
"Yen ngono yen dadi, rezekinya  ora berkah"
"Gen berkah ki gambang pak! Disedekahi!"

Aku menyahut pelan, "Yen definisi berkah dibebaskn pada kita pasti dadi rusak".

Berjam-jam berlalu. Aku masih penasaran  tentang arti "berkah ". Akhirnya kucari arti berkah atau barokah menurut kajian Islam. Selama ini aku meyakini juga  bahwa setiap rezeki yang kita telah terima ada hak untuk orang lain biar membawa barokah.

Demikian juga sering  aku mendengar bahwa zakat dan sedekah untuk mensucikan harta supaya membawa barokah. Maka kita bisa temukan ada  seseorang yang rajin korupsi juga rajin sedekah. Menurut pendapatnya uang hasil korupsi bisa menjadi halal dan berkah  setelah disedekahi. Apa benar demikian? Waah bikin penasaran saja tentang makna berkah.

Sampai  saat aku menulis artikel singkat ini, aku masih penasaran tentang arti berkah. Akhirnya kucari melalui google. Dan ketemu

 Menurut istilah, berkah (barokah) artinya ziyadatul khair, yakni “bertambahnya kebaikan” (Imam Al-Ghazali, Ensiklopedia Tasawuf, hlm. 79).

Dalam penjelasan yang lebih lengkap bahwa  keberkahan bisa terjadi bila rezeki yang diperoleh dengan cara khoir atau baik dan halal. So,  rezeki yang diperoleh dengan cara suap dan  korupsi tentu tidak bisa mendatangkan keberkahan. Sekali lagi tidak mungkin. Karena hasil tersebut diperoleh dengan cara negatif.

Selanjutnya tulisan ini tentu akan memotivasi aku dan keluargaku sendiri bahwa untuk mencari rezeki harus diniatkan memilih yang halal biar  bisa mendatangkan keberkahan. Lebih jauh lagi kita  pantas menyayangkan bahwa sudah rezekinya sedikit tidak halal dan tidak berkah. Tentu lebih utama rezekinya banyak, halal dan mendatangkan keberkahan.

Kucermati tulisan tentang arti berkah, akhirnya aku bisa menyimpulkan bahwa keberkahan rezeki  pasti mengundang kebaikan jiwa dan raga. Keberkahan rezeki akan menjadikan kemuliaan, ketenangan, kedamaian, dan kebahagiaan. Allahu a'lamu bishawab.