Kalau
berkaca dari usia rasulullah   saw, beliau  wafat di usia 63 tahun.  Ini bisa dimaknai bahwa usia kita tidak  begitu jauh dari usia sekitar 60-70 tahun. Allah memang yang lebih tahu.
Tak
terbantahkan bahwa hidup di dunia tak abadi. 
Kematian bisa datang sewaktu-waktu. Di bulan Maret 2013 ini sudah  puluhan orang 
yang kukenal meninggal. Salah satunya anakku sendiri yang baru berusia 10 tahun.
Sebelum
anakku meninggal,  secara  jujur aku  jarang sekali berpikir tentang kematian. Aku
merasa bahwa  aku dan keluargaku   baik-baik saja. Aku berkeyakinan  Insya Allah kami sekeluarga panjang umur. Memang selama ini  kita sehat-sehat saja, bahkan  aku dan keluargaku belum pernah dirawat di rumah
sakit. Boro-boro kerumah sakit ke dokter saja hampir tdk pernah.
Kematian
anakku  yang  no 2 merupakan peringatan keras untuk keluargaku,
bahwa kami  mesti harus siap siaga bahwa kematian dipastikan dekat dengan  manusia. 
Kami sadar bahwa  manusia  sebenarnya sangat lemah,
bahkan lebih lemah dari seekor nyamuk.
Aku mendapat pembelajaran hidup, aku mesti sadar bahwa amal kebaikan merupakan  modal utama untuk keselamatan di dunia dan di
alam akherat . Kini keherananku semakin muncul, 
kenapa manusia masih banyak yg belum sadar apa arti kematian dan
pertangggung jawaban setelah mati?
Bukti
ketidaksadaran manusia ditunjukkan betapa kerusakan manusia semakin menggila .  Kita sebagai 
manusia  cenderung  mudah terkena godaan setan. Mari kita
memperhatikan  banyak kasus  godaan setan:  korupsi , berjudi  dan sampai 
pengumbar nafsu birahi dll.
Kalau
kasus  korupsi dan berjudi di  lingkunganku tidak begitu kelihatan dan
heboh. Namun, dalam tuisanku ini, akan kufokuskan pada  kasus pengumbar nafsu birahi.  Kasus ini  sudah pada tingkatan luar biasa biadabnya.
Pembaca
tulisanku ini akan kuceritakan  kisah
nyata namun singkat,  dari  petualangan pengumbar nafsu birahi:
1.
Tetanggaku bahkan saudara agak jauh dengan istriku sebut sj ibu A. Si ibu A ini
berterus terang kpd suaminya bahwa dia telah berzina dgn tetangganya di saat
suaminya pergi  merantau. Setelah mendengar cerita itu, betapa marahnya si suami ibu A. Tanpa terencana
bercerita, si suami langsung   pergi dan
menghajar si laki-laki pezina akhirnya sampai 
di rawat di  rumah sakit. Kabar terakhir kelurga mereka tidak tenteram samapai sekarang. Padahal mereka sudah dikaruniai dua anak remaja.  
2.Tetanggku
satu kampung,  seorang bapak sebut sj Mr.
B. Dia sudah memiliki beberapa anak usianya pun sudah lebih dr 45 th, dia nekat
menyewa rumah dengan pasangan mesumnya sampai berminggu-minggu, kabar terakhir mereka
berpisah  juga krn ada  kasus lanjutan dan bermasalah. Padahal mereka
sdh sama-sama punya istri dan suami. Masya Allah, biadabnya  mereka ! Berselingkuh di atas penderitaan
istri, suami dan anak-anaknya.
3.
Istri  sahabatku, sebut saja mbak E W,
nama samarnnya Umi Lia di Fb, Dia  secara
terus terang kesuaminya   mengaku berselingkuh  dan berzina di Bali. Dia meninggalkan rumah
dan menelantarkan dua anak yang masih kecil-kecil beserta suaminya demi PIL (pria
idaman lain) karena terkena rayuan PILnya. Kebiadabanya berlanjut, menyebabkan
ayah mertuanya meninggal  krn menderita
tekanan batin, atau mungkin melihat tangsan cucunya yg ditelantarkan mamanya. Betapa bejat
moral sang  ibu  itu.dan juga betapa bejat si pasangannya karena telah mengganggu istri orang.
4.
Istri tetanggaku  juga  rela beselingkuh dgn teman  sewaktu muda dulu. Teman cewekny pun juga sudah menikah.  Dia menjalin
cinta sembunyi-sembunyi. Akhirnya  boroknya terungkap, tapi tetap nekat dan mengontrak rumah . Padahal  si istri tadi masih  masih memilki  gadis kecil yg cantik yang belum sekolah dan saat ini di asuh oleh neneknya. Betapa bejatnya mereka.
Cerita-cerita
di atas sungguh nyata, dan sebetulnya aku masih  menyimpan kisah-kisah lain tentang kebiadaban moral, terutama  di dunia perzinaan. Kita bisa belajar betapa biadabnya perilaku setan.
Mestinya . sebagai efek jera, bisa dipertimbangkan hukum rajam bagi pezina
terutama bagi yang sudah menikah. Dia tidak hanya mendzalimi suami dan istrinya
yg resmi tetapi mereka telah mendzalim kelurga besar  beserta anak-anaknya. Na’udzubillaah.
 
