DAFTAR LABELKU (klik saja jangan ragu-ragu)

Minggu, 23 Desember 2012

Kondisi Nyata Remaja Sekolahan di Bawah Awan

Wajahnya tidak menunjukkan wajah persahabatan. Bicaranya tidak menunjukkan kesopanan.Tugas-tugas  yang baik tidak dikerjakan dengan kesungguhan dan ketepatan. Ketertiban berpakaian juga tidak ditunjukkan dengan penuh tanggung jawab. Ajakan beribadah   dibaikan bahkan dilecehkan. Itulah kondisi nyata tingkah polah beberapa siswa di beberapa sekolah yang diisi oleh pribadi-pribadi  yang kurang bermutu.

Perlukah kita berputus asa,  pesimis dan membalas tindakan negatif yang serupa? "Jangan menyerah, jangan putus asa.  Putus asa adalah dosa " , Itulah kata  guruku tercinta. Jangan berhenti  dalam mendoakan mereka. PR besar bagi kita tidak terpengaruh   atas kecongkaan, kerendahan, dan ketidakmutuan   segelintir orang . Justru kita mestinya menunjukkan perilaku yang lebih luhur, tetep semangat, dan  lebih optimis bahwa Allah adalah tempat bergantung bukan bersandar pada kemauan dan kuasanya manusia.

Allahlah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Yang penting jangan pernah mundur untuk berbuat kebaikan. Jadikan cobaan menjadi sumber kekuatan, tugas kita bukan memaksa seseorang untuk berbuat kebaikan. Kita  hanya sebatas memberi motivasi dan memberi teladan yang baik.

ORANG TUAMU BUKAN BARANG RONGSOKAN



            Di Jepang, konon pernah ada tradisi  membuang orang yang sudah tua ke hutan. Mereka yang dibuang adalah  orang tua yang sudah tidak berdaya, sehingga tidak memberatkan kehidupan anak - anaknya…….. ………..

 Pada suatu hari, ada seorang pemuda yang berniat membuang ibunya ke hutan. Karena si Ibu telah lumpuh dan agak pikun. Si pemuda tampak  bergegas menyusuri hutan sambil menggendong ibunya. Si Ibu yang kelihatan tak berdaya, berusaha menggapai setiap ranting pohon yang  bisa diraihnya lalu mematahkannya dan menaburkannya di sepanjang jalan yang mereka lalui.

Sesampai di dalam hutan yang sangat  lebat, si anak menurunkan Ibu tersebutdan mengucapkan kata perpisahan  sambil berusaha menahan sedih karena  ternyata dia tidak menyangka tega  melakukan perbuatan ini terhadap Ibunya.

Justru si Ibu yang tampak tegar………Dalam senyumnya, dia berkata, ‘Anakku,  Ibu sangat menyayangimu. Sejak kau kecil sampai dewasa, Ibu selalu merawatmu dengan segenap cintaku. Bahkan sampai hari ini, rasa sayangku tidak berkurang sedikitpun. Tadi Ibu sudah menandai sepanjang jalan yang kita lalui dengan ranting-ranting kayu.

Ibu takut kau tersesat. Ikutilah tanda itu agar kau selamat sampai di rumah”. Setelah mendengar kata-kata tersebut,  si anak menangis dengan sangat keras. Kemudian langsung memeluk ibunya dan kembali menggendongnya untuk membawa si Ibu pulang ke rumah.
Pemuda tersebut akhirnya merawat Ibu yang sangat mengasihinya sampai Ibunya meninggal.

PESAN MORAL:
“Orangtua” bukan barang rongsokan  yang bisa dibuang atau diabaikan setelah terlihat tidak berdaya. Karena pada saat engkau Sukses atau saat engkau dalam keadaan Susah, hanya ‘orangtua’ yang mengerti kita dan  bathinnya akan menderita jika kita susah. “Orangtua” kita tidak pernah  meninggalkan kita, bagaimanapun keadaan kita. Walaupun kita pernah kurang ajar kepada orangtua. Namun, Bapak dan Ibu kita akan tetap mengasihi kita. Mulai sekarang, mari kita lebih mengasihi orangtua kita selagi mereka masih hidup.
I Love Mom
sumber: page fb strawberry

MENUJU TAHUN 2013, MASA LALU TINGGAL KENANGAN

Hidup dalam kesulitan masa lalu bukan untuk disesali, justru  harus disyukuri, Kesulitan di masa lalu bisa sebagai trigger dan sumber energi yang tak akan pernah habis untuk menatap masa depan.

Sekitar dua puluh tahun yang lalu, seperti baru dua hari yang lalu. Aku   tinggal di asrama  Surakarta. Tak akan pernah terlupa, banyak certia lucu , mengecewakan  dan kadang menyenangkan. Benar, aku dan kawan-kawan semuanya pemuda bujangan yang rata-rata anaknya orang yang kurang mampu ( istilah halus dari melarat). Namun, kalau dihitung-hitung banyak cerita yang menyedihkan tapi mengasyikkan. Hal-hal yang menyedihkakan sebetulnya bukan karena beratnya permasalahan, tapi  saat itu  aku masih bodoh dalam menyikapi penderitaan. Ditambah lagi,  saat itu  aku  kesulitan mendapat guru yang mencerahkan dan menghibur.

Tidak percaya diri, penuh kekuatiran, keragu-raguan  itulah indikasi orang-orang yang salah pendidikan.  Salah didikan ini disebabkan oleh minimnya sumber belajar dan minimnya jumlah guru yang berkualitas. Dan itu  suatu kenyataan yang  aku alami. Saking tidak percaya diri,  merasa berat dalam menjalani kehidupan, aku sering mengeluh dan  sering terlintas  menyimpulkan bahwa Allah itu tidak adil terhadapku. Secara kebetulan, aku merasa paling malang hidupnya di antara yang lain dalam banyak hal. Mohon maaf, kemalanganku tidak usah kuceritakan lebih detail di blogku ini. Biar kemalanganku kupendam dalam-dalam. Kalau aku bercerita tentang kemalanganku, tanpa sengaja air mataku  mengalir deras.

Apakah anda ingin  tahu apa yang membuat sedih, gembira, menyakitkan hati dll. Tulisan ini bukan untuk mengekploitasi mas lalu atau juga bukan tujuan negatif.  Tapi, aku ingin berlatih menulis kilas balik, aku  mengingatkan  aku sendiri  SIAPAKAH AKU INI? Aku  tidak layak untuk sombong, Karena aku sendiri yang lebih  tahu  banyak tentang latar belakang  diriku sendiri. Modal hidupnya cuma modal nekat.

Tahukah kamu, bahwa setelah lulus SMP aku pergi ke Solo untuk HUNTING, hunting dalam artian yang sangat luas: mendapat kenyamanan, uang, ilmu, harga diri , kesuksesan hidup dll.

Kalau diambil hikmahnya ada banyak, tentu diambil yang positif-positif saja. Di masa usia sekitar enam belasan tahun, aku tinggal di asrama  semacam Islamic boarding house, semua penghuni  adalah laki-laki  yang berjumlah sekitar 20 orang, kami dituntut  saling kerja sama baik dalam suka dan duka. Rata-rata kami mampu memasak dengan berbagai menu. Karena, kami sering tanya kepada penjual sayur tentang bumbu-bumbu.

Sering, kami kehabisan uang untuk membeli sayur atau beras. Bukan hal yang aneh aku bersama kawan-kawan, salah satunya mas Khoirul Anam keliling kota Solo untuk mencari beras yang paling murah alias beras jatahnya PNS. Sedangkan untuk lauk cukup membeli sayur beberapa bungkus saja lalu ditambahi garam, salah satu sahabat yang sering menambahi garam adalah Mas Taufiq  Triwidodo. Kabar terakhir, Mas Taufiq sekarang sudah sukses. hidup dalam kecukupan.
Sebatas penilaian subjektifku, senior dan sahabatku yang paling baik, dewasa, melindungi,penuh pengertian adalah  Mas Khoirul Anam. Dia asli kelahiran Kediri kota yang lekat dengan kegiatan kesantrian.

Allah Maha Kuasa atas hambanya. Waktu berlalu dengan cepat.  MASIH  BERLANJUT (ALIAS BELUM BELUM SELESAI)

INGIN TAHU KUALITAS SESEORANG?

Sebenarnya siapapun bisa menjadi sahabat, guru dan bahkan referensi. Namun, kehati-hatian itu perlu.
Inginkah kita mengetahui kualitas seseorang? Kualitas seseorang bisa dilihat dari:

1. Bagaimanakah kualitas orang/ sahabat yang dekat dengan dia
2. Kualitas Buku yang sering dia baca
3. Kualitas guru yang mampu mencerahkan dia
4. Situs-situs internet yang sering dia kunjungi
5. Kualitas tulisan di statusnya
6. dll Bisa dikembangkan sendiri

Hidup ini Terlalu Ringan Oleh Maskatno Giri (mas guru SMAN 1 Girimarto, Wonogiri)


Hidup ini memang ringan, karena sudah diukur oleh Allah Yang Maha Mengetahui. Kenapa hidup ini dianggap berat bagi  yang menjalani?

Memang bagi sebagian orang ada yang menyatakan bahwa hidup ini berat untuk dijalani. Alasanya antara lain: kemampuannya terbatas sedang  permasalahaanya sangat besar. Keterbatasan kemampuan seseorang berhubungan denagn  masalah ekonomi, fisik, kecerdasan, sosial, mental  dll.

Namun, kalau dipikir lebih jauh:  Siapa yang menyuruh kita bertindak, berpikir melebihi kemampuan kita. Siapa yang menyuruh mikir negoro sedangkan kita mestinya mikir diri sendiri dulu lalu keluarga. Siapa yang menyuruh mikir masalah kredit barang mewah, sedangkan kita bisa bahagia dengan barang yang sederhana. Siapa yang menyuruh kita mengangkat satu kwintal beras, padahal kita cukup membawa 20 kg.

Perlu kita pikirkan, bahwa sumber permasalahn berat dalam kehidupan ternyata kita sendiri. Kita sering memkasakan diri. Sedangkan,  kitalah hakikatnya   yang menyuruh  melakukan hal-hal berat.

Dibalik ringan dan beratnya permasalahan seseorang, ada yang Maha Kuasa yang sanggup membantu kita. Seberapa  besar masalah seseorang tidak lepas dari kuasanya Allah s.w.t.

Ada  suatu kasus, keluarga miskin namun diganjar oleh Allah anak-anak yang sakit sakitan, sedangkan sang suami juga  tidak bekerja.  Lalu, beban kehidupan ditanggung oleh seorang istri. Apakah  dalam kasus ini seorang ibu bisa merasakan ringannya kehidupan?

Dalam kondisi luar biasa, memang dibutuhkan tenaga ekstra untuk menjalani hidup. Termasuk seperti kasus seorang ibu tadi. Namun, kalau seorang ibu tadi menjadi pribadi yang sabar, beriman dan istiqomah, sangat mungkin permasalahannya menjadi lebih ringan. Yang jelas orang-orang yang sabar akan diberi extra energi dari yang Maha Kuasa. Yang berat akan menjadi ringan. Karena pasukannya Allah sangat kuat dan banyak.Mereka akan meringankan beban ang berat.

Kenapa kita merasa berat dalam menjalani kehidupan?. Ada banyak  antara lain dengan singkatan 11 M :
1. Menganggap bahwa setiap keinginan harus terwujud
2. Memikirkan hal-hal yang remeh temeh alias kurang perlu
3. Mengejar semacam gengsi, prestis, penghargaan diri yang semu
4. Menganggap  bahwa  kehidupan dunia itu tak akan berakhir
5. Membohongi diri sendiri, alias tidak apa adanya
6. Memikirkan hal-hal yang bukan haknya
7. Memikirkan hal-hal yang ngoyo woro alias  tidak realistis
8. Mengedepankan hawa nafsu
9. Mengingkari  nikmat Allah alias kurang beryukur
10. Menganggap tidak ada kehidupan akherat.
11. Mengesampingkan kekuasaan Allah atas banyak hal

Aku  menulis, aku juga perlu intropeksi. Eeh ternyata, kalau kita mampu berpikir luas dan cerdas hidup ini tidak hanya ringan namun  membahagiakan. Hidup hanya sekali,  idealnya kita  bahagia dalam  menjalani. Akhirnya,  nilai-nilai kesyukuran harus dikembangkan  pada setip insan.