DAFTAR LABELKU (klik saja jangan ragu-ragu)

Jumat, 15 Agustus 2014

Ingin Bahagia? Milikilah Istri Shalihah

Kalau belum terlanjur menikah, sebaiknya benar-benar harus hati-hati dalam memilih  calon istri. Pilihlah istri yang shalihah. Kalau cari istri yang shalihah sulit. Berdoalah agar dihadirkan istri yang shalihah.  Tapi kalau masih kesulitan! Cari istri  yang  baik yang mendekati shalihah.  Lalu kenapa aku repot-repot menasihati demikian?.

Di blog pribadi  Maskatno Giri berbagi. Cuma ridlo ilahi rabbi yang kunanti. Aku memiliki belas kasihan kepada kaum pria. Ya aku bener-bener kasihan kalau para pria tidak bahagia hidupnya. Ada banyak kisah, di antaranya  adalah  beberapa dari sobat dekatku. Sampai  saat ini kehidupan rumah tagganya kurang bahagia. Dan salah satu penyebab utamanya dia  memiliki istri yang tidak baik (baca: tidak shalihah). Lalu bagaimana dengan  aku?.  Apakah istriku termasuk yang shalihah? Dan apakah  rumah tanggaku bahagia?

Sebelumnya, aku mau bercerita bahwa semasa muda aku memiliki ketakutan, jangan-jangan kehidupanku tidak  bahagia. Aku termasuk termasuk pemuda kuper, minder dll.   Aku belum pernah punya pacar apalagi pacaran. Namun,  saat muda aku sudah  meyakini bahwa  kunci bahagia dalam rumah tangga  jika suami beristrikan wanita shalihah. Maka saat itu aku terus menerus berdoa  bila aku menikah, supaya Allah SWT menakdirkanku untuk memiliki istri yang shalihah. Aku pun juga sadar, aku belum seideal sebagai pemuda shalih. Maka aku belajar  dan berusaha  menjapai keshalihan, sehingga Allah mengabulkan doaku bahwa aku memang layak mendapatkan istri shalihah.

Allah itu Maha Kuasa, Maha Mendengar dan Maha Penuh Kasih. Doaku dikabulkanNya. Aku tidak perlu repot-repot mencari  calon istri. Aku sudah diberi karunia yang luar biasa. Ya akhirnya  aku dijodohkan tanpa proses pacaran. Dan Insya Allah istriku adalah wanita cantik dan shalihah. Menurutku, walau tidak sempurna, istriku adalah  wanita luar biasa. Ya paling tidak mendekati ciri-ciri wanita shalihah yang telah digambarkan oleh  rasulullah SAW.

Menurut nabi SAW, wanita shalihah adalah sebaik-baiknya perhiasan dunia. Abdulah ibn Amr r.a. menuturkan bahwa Rasuullah saw, pernah bersabda :
Dunia itu perhiasan, dan sebaik-baiknya perhiasan dunia adalah wanita shalihah.” (HR Muslim)
Subhanallah, tak terasa usia pernikahanku sudah belasan  tahun. Aku meresapi hadits di atas terebut. Apapun yang kita punya, entah rumah atau kendaraan mewah, tanpa wanita shalihah terasa hampa. Aku memiliki keyakinan diri bahwa  wanita  yang tidak shalihah hanya akan menimbulkan  sengsara baik di dunia apalagi di akhirat. 

Lalu bagaimana sebaiknya  bagi yang sudah menikah, namun kenyataanya istrinya bukan wanita shalihah? Ya tentu tugas suami adalah mendidik, mengarahkan, memotivasi istri, agar dia siap dan mau menjadi istri yang shalihah. Bagaimana kalau istri kita sulit dididik menjadi istri yang shalihah? 

Ya tentu kita harus bersabar dulu. Jangan tergesa-gesa cari istri lagi! Si suami   perlu intropeksi apakah dia juga sebagai lelaki yang shalih. Tidak perlu banyak  menuntut orang lain dulu sebelum kita menjadi orang yang baik terlebih dulu.

Sebagai sarana pembelajaran bagi suami dan istri, berikut ini  beberapa  karakter wanita shalihah yang berdasar pada   Al Qur'an dan As Sunnnah

PERTAMA: Beriman dan menaati Allah dan suaminya.
Allah SWT, berfirman : “Laki-laki adalah pemimpin wanita karena Allah telah melebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain dan karena mereka telah menafkahkan sebagian harta mereka. Oleh karena itu, wanita yang sholihah adalah yang menaati Allah dan memelihara diri ketika suaminya tidak ada karena Allah telah memelihara mereka.” (QS An Nisa’ 4:3).

Abu Umamah juga menuturkan bahwa nabi SAW, pernah bersabda : “ Tidak ada sesuatu yang lebih memberikan manfaat kebaikan bagi seorang mukmin setelah ketakwaannya kepada Allah daripada seorang istri sholihah, jika ia memerintahnya, ia menaatinya, jika ia memandangnya, ia menyenangkannya, jika ia menggilirnya ia memuaskannya, jika ia meninggalkannya ia akan memelihara dirinya dan harta suaminya.” ( HR Ibn Majah).
“Ketika seorang Muslimah meninggal dunia, sementara suaminya meridhoinya, ia pasti akan dimasukan ke dalam surga. Dalam hal ini Ummu Salamah menuturkan bahwa Rasulullah saw pernah bersabda : “Wanita mana saja yang meninggal, sementara suaminya meridhoinya, ia pasti masuk surga.” (HR At Timidzi).

KEDUA : Berhias untuk suaminya.
Abu Hurairoh r.a. juga pernah menuturkan bahwa Nabi saw, pernah ditanya,
“ Wanita manakah yang paling baik?” Beliau menjawab : “Yaitu wanita yang menyenangkan suaminya jika suaminya memandangnya, yang menaati suaminya jika suaminya memerintahnya, dan yang tidak bermaksiat kepada suaminya menyangkut dirinya dan harta suaminya.” ( HR Al Hakim).

KETIGA : Memelihara rumah, diri, dan harta suaminya.
Nabi SAW bersabda : “Setiap diri kalian adalah pemimpin, masing-masing bertanggung jawab atas yang dipimpinnya. Seorang imam adalah pemimpin ia bertangguang jawab atas yang dipimpinnya. Seorang laki-laki (suami) adalah pemimpin keluarganya, ia bertanggung jawab atas yang dipimpinnya. Seorang wanita (istri) adalah pemimpin (pengurus) rumah suaminya dan anak-anaknya ia bertanggung jawab atas yang dipimpinnya” (HR Bukhori dan Muslim).

KEEMPAT : Membantu suaminya dalam urusan akhirat.
Rasulullah SAW, bersabda : ” Hendaknya salah seorang diantara kalian mempunyai qalbu yang bersyukur, lisan yang senantiasa berzikir , dan istri yang beriman yang dapat membantumu dalam urusan dalam urusan akhirat” (HR Ibnu Majah).

KELIMA : Memiliki bekal agama yang baik.
Rasulullah bersabda : “ Janganlah kalian menikahi wanita karena kecantikannya karena kecantikan itu akan menjadikannya berlebihan, janganlah kalian menikahi wanita karena hartanya karena hartanya itu akan membuatnya membangkang. Nikahilah wanta atas dasar agamanya. Sesungguhnya seorang hamba sahaya perempuan yang hitam legam yang memiliki kebaikan agama adalah lebih utama” (HR Ibn Majah).
Abu Adzinah Ash Sudfi menuturkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda : “ Sebaik-baiknya istri kalian adalah yang penyayang, banyak anak (subur), suka menghibur dan membantu jika ia bertaqwa kepada Allah” (HR Al Baihaqi).

KEENAM : Bergaul secara baik dengan suaminya untuk memelihara keridhaannya.
Rasulullah bersabda “Diantara kebaikan pergaulan wanita terhadap suaminya adalah ia tidak berpuasa sunah jika suaminya berada di rumah , kecuali seizin suaminya, juga tidak mengizinkan mahramnya berada di rumah suaminya kecuali seizin suaminya, jangan pula ia mengundang seseorang ke rumah suaminya, kecuali seizin suaminya” (HR Al Bukhori dan Muslim).

Selain itu sikap istri yang baik pada suaminya yaitu ia tidak mendirikan shalat sunat pada malam hari, kecuali seizin suaminya . Rasulullah bersabda : “ Janganlah seorang wanita mengizinkan seseorang berada di rumah suaminya kecuali dengan izin suaminya dan janganlah ia bangkit dari tempat tidurnya lalu mendirikan sholat sunat kecuali dengan izin suaminya. ( HR Ath Thabrani).
Diantara kebaikan pergaulan seorang istri terhadap suaminya yaitu keridhoannya jika suaminya memarahinya. Rasulullah bersabda” Ingatlah, aku telah memberitahu kalian tentang istri-istri kalian yang akan menjadi penduduk surga, yaitu yang penyayang, banyak anak (subur), dan banyak memberikan manfaat kepada suaminya, dan jika ia menyakiti suaminya atau disakiti, ia segera datang hingga berada di pelukan suaminya, kemudian berkata “ Demi Allah aku tidak bisa memejamkan mata hingga engkau meridhoiku. (HR Al Baihaqi).

KETUJUH : Tidak menyusahkan atau menyakiti suaminya.
Muadz bin Jabal menuturkan bahwa Nabi SAW, pernah bersabda : “ Tidaklah seorang wanita menyakiti suaminya di dunia kecuali istri-istri suaminya dari para bidadari surga berkata, “Janganlah engkau menyakitinya. Semoga Allah mencelakakanmu. Sesungguhnya bagimu akan segera datang tamu kematian yang akan memisahkanmu dengan suamimu dan mengembalikannya kepada kami” (HR AT Tirmidzi).

KEDELAPAN: Tidak mengadukan suaminya atau tidak banyak menuntut suaminya.
Said Ibn Al Musayyab menuturkan bahwa seorang anak perempuan pernah datang kepada Nabi SAW dan mengadukan suaminya . Nabi SAW kemuadian bersabda “ Kembalilah engkau, Sungguh aku tidak menyukai wanita yang menyeret ekornya untuk mengadukan suaminya. “ (HR Sa’id bin Al Musayyab).

KESEMBILAN : Tidak Banyak keluar rumah, kalaupun keluar rumah atas sejin suaminya
Nabi bersabda yang artinya: "Tidak halal bagi seorang wanita untuk berada di rumah suaminya sedangkan suaminya tidak suka (ridha) dan janganlah ia keluar rumah dalam keadaan suaminya tidak ridha. Janganlah mentaati seorangpun di rumah suaminya (selain suaminya), janganlah ia menjadikan suaminya gusar, janganlah ia menjauhi ranjang suaminya dan janganlah ia merugikan suaminya walaupun ia (suaminya) lebih dhalim darinya (wanita) sampai (si isteri) mencari keridhaan suami. Maka jika suami ridha dan menerimanya, maka itu suatu kenikmatan baginya (wanita). Allah akan menerima udzur-udzurnya dan akan berserilah wajahnya dan ia tidak berdosa, tapi jika suami menolak untuk ridha kepadanya maka sungguh ia telah menyampaikan udzur-udzurnya." Hadits Hasan dikeluarkan Baihaqi dalam "Sunan"nya (7/293) dan Hakim (2/189-190) dari jalan 'Atha bin Abu Muslim al-Khurasany dari Malik bin Yakhamir as-Saksaky dari Mu'adz bin Jabal secara marfu' Bahkan Ibnu Taimiyah berkata: "Jika isteri keluar rumah suami tanpa seijinnya maka tidak ada hak nafkah dan pakaian"..
Itulah ciri ciri wanita yang berman dan shalihah, dan janji Allah surga tempat kembalinya.
“ Allah pasti akan memasukan mukmin laki-laki dan perempuan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya. Alahpun menutupi kesalahan-kesalahan mereka. Yang demikian itu sesungguhnya di sisi Allah merupakan keberuntungan yang besar. (TQS Al Fath 48 : 5)
Wallahu a’lam bishowab. Semoga bermanfaat. Salam sukses sejati!